Sebuah Seni Membanggakan Diri dengan Zenfone 9

Zenfone 9

Sebuah foto itu ada seninya; dalam setiap percikan dengan ASUS Zenfone 9 adalah mahakarya yang menggelegar!

Sebuah Seni Membanggakan Diri

Saya dalam kenangan manis suatu bayangan. Suatu ketika, saya membanggakan diri dengan sebuah sandara tetapi bukan bayangan melainkan kenangan manis.

Paruh 2013 menjadi kenangan manis untuk saya. Malam pergantian tahun baru yang masih ‘boleh’ di Aceh. Meskipun ketika jam berdentang 12 kali, polisi syariat dengan patroli ketatnya mengejar kembang api yang meletus di angkasa. Kita tahu pasti bahwa ‘anak-anak’ yang membakar kembang api itu telah lari terbirit-birit.

Jalanan Banda Aceh yang ditutup. Orang-orang bergerilya bersama pasangan sah, pasangan setengah jadi maupun keluarga mereka. Kita menanti malam yang berganti dalam sunyi karena setiap petasan maupun kembang api yang dibawa serta akan disita oleh polisi maupun polisi syariat.

Senang-senang itu ada dengan cara berbeda. Sebuah kenangan tak mesti hura-hura melainkan suka cita dalam gaya!

Maka, saya bersila di tepi jalan sepi kendaraan dengan sebuah senyuman bangga terhadap diri sendiri. Inilah potret yang akan menjadi kenang-kenangan manis, yaitu malam terakhir saya mendengar dan melihat kembang api tahun baru di semerbak langit Aceh; tahun-tahun setelah itu hanyalah jalanan basah dalam kesepiannya.

Bai Ruindra

Siluet senja keesokan harinya adalah di Museum Tsunami Aceh. Tampak malu tetapi ingin punya kenangan manis dalam segala keinginan. Sandaran di tembok dengan jendela memperlihatkan matahari senja tak lain keharusan untuk membanggakan diri dalam seni berfoto.

Terkadang, dalam sebuah foto tak perlu selalu ada senyum. Sebuah bayangan yang entah berada di deskripsi dalam bentuk apa juga termasuk karya seni dalam membanggakan diri di depan kamera. Saya menyukai foto kenangan di dalam bangunan bersejarah karya Ridwan Kamil ini karena sesuatu yang unik menjadi manis suatu masa.

Tentu, foto yang sedang menatap miniatur tsunami Aceh dengan wajah sendu, sambil memegang benda-benda, maupun di jembatan penghubung ikonik di dalam museum, juga termasuk seni membanggakan diri. Namun estetika bagi setiap orang tentu berbeda sama sekali. Dalam menyebut seni membanggakan diri di depan kamera tak lain sebuah gaya yang kemudian menjadi ikon dari masa ke masa.

Jujur saja. Siapa saja yang berhadapan dengan kamera, memberi senyum termanis jika sadar lensa diarahkan kepadanya; atau malah terkejut dengan wajah menakutkan apabila tiba-tiba sebuah klik terdengar.

Bagaimana kamu menyebut sebuah karya foto adalah seni membanggakan diri?

Coba bayangkan, tiap kamu berpose, kamu pasti akan memberikan gaya terbaik. Jika ada foto kamu yang kurang menarik, kamu pasti akan meminta foto ulang.

Di suatu kelompok anak muda atau ibu-ibu, kamu pasti akan mendapati mereka yang siap tak siap berfoto. Karena apa? Mereka belum puas dengan seni membanggakan diri di depan kamera. Jika belum ‘klik’ belum jadilah sebuah foto. Jika belum pas momen, hapuslah foto itu. Jika ada seorang saja yang menyeringai bukan senyum manis, foto itu gagallah sudah!

Begitulah saat kita menyebut foto adalah karya seni membanggakan diri. Saat kamu tidak bangga di tampilan layar, kamu ‘pasti’ kurang percaya diri. Hapus. Buang. Memalukan!

Bagaimana seni membanggakan diri berlanjut? Dari anak kecil sampai orang dewasa tetap berada di kanvas yang sama. Anak kecil saja memiliki seni membanggakan diri di depan kamera, saat foto mereka ‘jelek’ menurut takarannya, maka hapus adalah pilihan meskipun tidak pernah diajarkan.

Sebuah seni tentu ada media pendukung. Saat kamu ingin membanggakan diri, adalah perangkat yang yakin sekali bisa membanggakan diri kamu dalam sebuah bingkai!

Selfie Gaya Lama Pakai Kamera Belakang?

Mungkin di tahun tsunami Aceh, sebuah ponsel yang sangat populer dengan kamera ‘bagus’ membuat semua orang tergiur kepadanya, meskipun masih VGA. Ponsel dengan layar besar itu memiliki nama 6600.

Tentu, sangatlah menarik dengan harga yang lumayan tinggi. Bagi anak-anak orang kaya era itu, semua hal memalukan bisa dilakukan hanya untuk masuk ke dalam kemera ponsel bongsor itu.

Di pelataran kampus, kami bercengkerama dengan sesama sambil sesekali melirik Nurul Akmal yang malu-malu mengeluarkan ponsel miliknya. Saat itu di Agustus mungkin, sebelum pengumuman kelulusan Akmal menjadi calon mahasiswa Kedokteran.

Di antara kami, Akmal termasuk anak orang kaya yang rendah hati. Ia sekonyong-konyong paham betul bahwa hanya dirinya yang memiliki ponsel mahal itu. Memang, beberapa teman kami juga memiliki ponsel tetapi hanya sebatas layar hitam putih dengan nada dering poliponik.

Sebut saja J yang memakai ponsel mahal meski tidak semewah Akmal, jika dilihat dari keseharian J cukup mampu membelinya karena ke kampus saja mengendarai Honda Jazz. Ada Fifi yang memakai ponsel ‘tit tut’ sebutan untuk sebuah ponsel yang game-nya cuma mainan Snake. Fifi mengandalkan ponsel untuk berkomunikasi dengan ibunya yang sedang bekerja di Malaysia.

Jujur saja. Kami cuma mengandalkan Akmal untuk mengabadikan momen. Hasil foto yang bagus sekali kala itu membuat kenangan makin manis. Yang menarik tentu saja kaum Hawa. Makin hari mengenal Akmal, makin sering mereka mengajak foto bersama.

Selfie Kamera Belakang

Kala itu kami belum mengerti apa itu selfie, tetapi itulah kondisinya. Sangatlah keren dan penuh gaya. Akmal mengarahkan kamera belakang untuk memotret mereka yang sedang tersenyum manis. Lantas mereka tertawa saat tidak semua orang masuk ke dalam frame.

Akmal kembali mengulang momen tersebut, padahal di sudut lain ada kami anak cowok yang bisa mengambil gambar mereka. Namun tampaknya, sensasi mengambil gambar menggunakan kamera belakang oleh diri sendiri adalah hal tren yang menjadi cikal-bakal kamera depan di masa kini.

Di saat Akmal harus pindah kampus ke Kedokteran, suasana di lingkungan anak cewek seperti suram. Nggak ada lagi senyum di kamera utama ponsel itu dengan gaya swafoto. Langkah Akmal tentu tidak bisa ditahan, cita-citanya lebih tinggi dibanding kami yang berhenti di satu titik dalam kelemahan masing-masing.

Akmal berjanji untuk sering main ke kampus kalau tidak belajar. Di awal-awal saya masih melihat Akmal bercerita sambil berfoto dengan penuh suka, tentu gaya selfie mereka yang khas, di akhir cerita adalah kesibukan mahasiswa Kedokteran yang tak terbendung. Akmal sudah jarang ke kampus, bahkan komunikasi kami terputus meskipun di era sekarang Akmal termasuk di dalam anggota grup alumni dan lagi-lagi cukup silent saja di sana.

Sebuah fenomena menjadi tren sampai kini. Foto diri dengan ponsel mahal seperti Akmal kemudian menjadi kebiasaan saat orang-orang sudah mulai menggunakan ponsel. Begitu tsunami usai dalam luka, hampir semua orang menggunakan ponsel yang ada kameranya lantas berfoto sebanyak-banyaknya.

Di antara kita, pernahkah kalian mengalami pengalaman menarik tersebut?

Kamera DSLR yang Imut Masih Dibawa Ke mana-mana?

Perihal selfie tampaknya ada yang lebih unik. Saya mendapati sebuah foto yang benar-benar keren dan abadi dalam kenangan. Seorang selebriti kelas atas menggunakan kamera DSLR untuk mengambil foto dirinya sendiri.

Gaya artis selfie pakai DSLR

Di masanya hal ini tentu tidak aneh dan lumrah sekali. Paruh waktu di 2009, semasa saya masih aktif di sebuah radio, kami bahkan terlampau sering menggunakan kamera digital untuk swafoto. Dan, pada masa itu sama sekali nggak terpikirkan akan sampai di hari ini di mana kamera depan smartphone makin keren dan membuat wibawa makin luar biasa.

Penyiar cewek sering membawa kabur kamera digital radio. Tiba-tiba kami mendapati Kajol memindahkan ratusan foto ke laptop miliknya. Sambil cekikikan, Kajol memamerkan sunset di pelabuhan menuju Sabang. Tak ayal, foto-foto selfie Kajol dengan memamerkan dua jari atau lidah terjulur adalah pemandangan yang membuat kami tertawa lepas.

Kami pikir, para cewek saja yang ‘mencuri’ kamera digital punya radio. Bang Rahmat yang tak lain reporter kebanggaan kami tiba-tiba mengembalikan kamera tersebut kepada manajer penyiaran. Tentu, yang lucu dari itu adalah kebiasaan ‘laki-laki’ meskipun tidak semua, meninggalkan jejak di memori kamera digital itu.

“Hei-hei, coba lihat!” Mala yang sering heboh dengan keadaan unik langsung merapatkan barisan. Di sudut mengarah ke luar ruangan, Bang Rahmat merokok dengan santai.

“Ya ampun, Rahmat, apa yang sudah kau perbuat ini?” Karin yang lebih tua dari kami semua menjerit melihat gaya Bang Rahmat selfie.

Dengan gaya santai, Bang Rahmat menjawab, “Ah, sesekali di masa muda,”

Kami lantas melihat foto-foto lain yang tak kalah unik, aneh dan lucu. Bang Rahmat yang difoto kawannya sedang tertidur. Kemah mereka roboh di wisata alam Takengon. Matahari terbit dari puncak bukit dan tentu saja foto-foto bersama kekasihnya.

Fenomena kamera digital mungil, atau kamera DSLR memang sempat menarik perhatian. Kita terpengaruh dengan momen karena ada kamera saku ini. Bedanya tak lain harus dipindahkan terlebih dahulu ke laptop lalu bisa dibagikan ke Friendster atau blog semisal Multiply. Sekali lagi, di masa itu adalah keren luar biasa!

Kamera Digital

Ayo, siapa yang pernah ketagihan membawa kamera digital ke mana-mana? Itulah kenangan yang tak mungkin dipisahkan dari memori kita, bukan?

Ayo Beralih ke Zenfone 9 dengan Kamera Cakep

Zenfone 9

Zenfone 9 diluncurkan 17 November 2022 di Jakarta. Teknologi terbaru untuk kamera ponsel pintar ini tak lain adalah 6-Axis Hybrid Gimbal Stabilization. Sebuah kestabilan yang pasti untuk menangkap gambar lebih baik dari kamera ponsel lain pada umumnya.

Teknologi kamera di Zenfone 9 ini juga memungkinkan pengguna bisa bebas merekam tanpa blur dan guncangan. Di saat penggunaan satu tangan, kamera Zenfone 9 masih tetap stabil dan tajam tangkapan kameranya.

Dalam hal menarik semakin banyak peminat, Zenfone 9 membawa serta kamera utama dengan resolusi sebesar 50MP dan tentu saja sensor terbaik SONY IMX766. Sensor terbaru dari SONY ini memiliki aperture F1.9 yang dipercaya bisa menghadirkan foto luar biasa. Kamera utama Zenfone 9 ini juga bisa merekam video 8K dengan kecepatan 24fps. Bukannya ini sangat menarik?

Salah satu keunggulan sensor SONY IMX766 adalah ukurannya 1/1,56 inci yang tak lain ukuran terbesar di kelasnya. Kemampuannya yang pasti adalah bisa menangkap cahaya lebih banyak meskipun dalam kondisi gelap atau remang.

Kamera Zenfone 9 Malam Hari

Kamera Zenfone 9 menghadirkan detail yang sangat menarik dan unik pada panorama. Objek yang dipotret membuatnya berada di atas rata-rata kemampuan sebuah kamera ponsel. Fokus ke objek membuat blur bagian belakang tidak tampak seperti diedit. Memang begitu kondisi yang menjawab tantangan kamera terbaik untuk sebuah ponsel terbaik pula dari Zenfone 9 ini.

Kamera Zenfone 9

Zenfone 9 memberikan suguhan menarik di sisi kamera dengan beragam pengaturan dan gaya. Dengan keahlian buatan dari kamera Zenfone 9 ini memungkinkan pengguna tidak saja bergaya namun mendapatkan pengalaman terbaik perihal memotret objek, panorama maupun foto diri.

Kamera Zenfone 9 Siang Hari

Zenfone 9 menghadirkan fitur menarik untuk kebutuhan selfie dengan resolusi 12MP dan sensor SONY IMX663. Aperture kamera depan Zenfone 9 adalah F2.45 yang membuat hasil lebih bersenyawa dengan keinginan pengguna. Kamu juga bisa merekam video 4K dengan kecepatan 30fps dan FHD dengan kecepatan rekam 60fps. Selain itu teknologi EIS juga membantu kebutuhan kamera depan ponsel pintar ini.

Kebutuhan akan foto diri atau selfie ini memang sudah hal wajar bukan aneh lagi seperti cerita saya di awal. Sudut pandang dari foto selfie juga bisa menampilkan hal-hal unik dan menarik. Zenfone 9 mampu menghadirkan foto selfie terbaik di kelasnya dengan mengandalkan kejernihan objek di belakang, wajah yang bersinar, dan blur yang halus pada panorama.

Kamera Selfie Zenfone 9

Sebuah kamera selfie haruslah sangat baik untuk saat ini. Tampaknya Zenfone 9 mengambil momen ini untuk mengubah seni membanggakan diri yang biasa menjadi luar biasa. Toh, di mana-mana orang menggunakan kamera depan untuk membagikan senyum mereka dengan bangga.

Jika senyum masih kurang, seni membanggakan diri wajib diulangi. Jika gaya masih oleng, seni membanggakan diri akan membetulkannya. Itulah mengapa membutuhkan sebuah kamera terbaik karena seni membanggakan diri di depan kamera adalah wajar. Jika hasil foto ‘compang-camping’ maka ‘buang’ ke tong sampah. Dengan teknologi kamera Zenfone 9, seni membanggakan diri itu tampaknya cepat terealisasi dan foto yang dibuang menjadi lebih berkurang.

Zenfone 9 juga memiliki kamera ultra-wide dengan resolusi 12MP dan sensor SONY IMX363. Kamera ini memiliki aperture F2.2 dan kemampuan rekam video 4K dengan kecepatan 60fps. Teknologi EIS juga bekerja dengan baik dan pengoreksi distorsi yang real-time. Dengan jarak 4cm kamu bisa merekam gambar makro lebih baik.

Teknologi 6-Axis Hybrid Gimbal Stabilization wajib kamu ketahui di mana Zenfone 9 sangat mengunggulkan fitur ini.

Kebutuhan kamera sekarang sudah sangat merajalela maka Zenfone 9 menghadirkan suasana lebih menarik berkat teknologi anti goncangan. Perekaman sambil bergerak mampu menghadirkan foto maupun video lebih tajam serta bebas blur.

6-Axis Hybrid Gimbal Stabilization bekerja dengan memantau setiap gerakan dari Zenfone 9 ke segala arah. Informasi yang didapatkan ini akan disesuaikan secara real-time oleh sistem sehingga perekaman lebih baik dan maksimal. Kamu bisa menyimak video dari ASUS berikut ini untuk mengetahui lebih banyak soal penyetaraan sistem 6-Axis Hybrid Gimbal Stabilization dengan kamera terbaik sebuah ponsel mungil.

Dengan spesifikasi terdepan dari kamera Zenfone 9 ini, bukankah sudah saatnya menanggalkan kamera digital saku yang lebih ribet dan belum tentu sebaik kamera ponsel ini?

View this post on Instagram

 

A post shared by ASUS (@asus)

Adakah yang diinginkan anak muda sekarang ini selain dari kestabilan kamera sebuah ponsel? Hidup mereka yang praktis dan dinamis tentu tidak membutuhkan lagi kamera saku digital yang mesti pindah lagi foto ke laptop sebelum di posting ke media sosial!

Masih Ingat Konsol Game?

Sewaktu saya indekos di dekat kamus Institut Agama Islam Negeri Ar-Raniry (sekarang Universitas Islam Negeri Ar-Raniry), Banda Aceh. Di malam yang sepi menjadi ‘penerangan’ yang gempita manakala suara gemuruh dari lantai bawah terdengar.

Kami menyewa kamar di ruko lantai dua. Rata-rata adalah kamar kosan mahasiswa. Sedangkan di lantai satu ada tempat penyewaan komik, warung kopi, rental komputer, dan tempat main game!

Tentu, ruko yang menjadi tempat main game itu adalah idola anak-anak sekitar dan anak kosan. Kalau pagi mungkin sepi, mulai siang sampai jelang subuh nanti adalah suara gemercik dari orang-orang yang gaduh karena kalah bermain game.

Konsol game retak karena dibanting. Konsol game hancur karena kesal permainan tidak benar. Dan, sebagian tentu menjaga konsol game ini dengan sebaik mungkin karena permainan bisa berkali-kali menang.

Konsol Game

Pemilik rental Play Stasion itu sering kesal dengan konsol game patah menjadi dua. Mau tidak mau harus beli lagi untuk kebutuhan penting bermain game selama tempat tersebut beroperasi. Setidaknya, ada dua ruko Play Station di lantai satu itu. Salah satunya di lantai bawah kami tinggal, yang bisa dibayangkan ributnya tengah malam!

Sesekali mungkin kangen dengan suasana bermain konsol game. Sewaktu kembali lagi ke daerah tersebut, ruko-ruko itu telah berganti dengan rumah makan, toko fotokopi, dan sebagian ada yang tutup. Namun yang sama tetaplah lantai dua dengan jemuran anak kos penuh warna.

Mungkin, Masih Ingat Ponsel Gaming Ini?

Di kesempatan lain, sebuah ponsel gaming menjadi fenomena menarik. Ikhsan adalah adik bungsu Ibu yang usianya terpaut 6 tahun lebih muda dari saya. Waktu main-main ke Banda Aceh kala itu selain menjenguk saya yang sedang kuliah juga mencari sebuah ponsel bekas untuknya bermain game.

Kami berkeliling kota untuk mendapatkan sebuah ponsel yang unik tersebut. Dari satu toko ponsel pindah ke toko ponsel lain. Memang, pada 2008 itu ponsel yang memiliki ciri khas tersebut bukan lagi masa jayanya karena hampir berganti dengan ponsel yang terkenal dengan ‘PING’ di messenger.

Ikhsan tentu berbeda dengan orang kebanyakan yang membanggakan diri dengan PING mereka. Ia ingin bermain game dan memilih ponsel tersebut yang ikonik.

ponsel gaming pertama

Ponsel tersebut menjadi kebanggaan bagi Ikhsan. Dalam lelah mencari dari satu toko ke toko lain, meskipun akhirnya ketemu sebuah ponsel yang sudah lama dipakai, ia yakin bisa membanggakan diri dengannya.

Ponsel yang diawali dengan huruf N tersebut sempat menjadi ikonik anak muda dalam bermain game. Berbeda dengan ponsel lain yang cuma mengandalkan Snake, ponsel ini sudah bisa bermain game perang ‘sekadarnya’ jika dibanding ponsel gaming saat ini.

Ponsel gaming yang dibanggakan Ikhsan tentu masih mengandalkan qwerty sebagai alat bermain. Kadangkala membuat tidak nyaman saat lama bermain dan lawan makin merajalela. Dulu sempat menjadi ciri khas sekarang adalah kenang-kenangan manis.

Zenfone 9 Tawarkan Responsibilitas Tinggi Buat Gaming

prosesor Zenfone 9

Dunia gaming sekarang sudah sangat fleksibel. Ponsel yang dulu pernah dibanggakan sudah menjadi kenangan karena selain layar sentuh juga performa sebuah ponsel kelas atas yang mumpuni.

Zenfone 9 mengubah sudut pandang bermain game pakat keypad qwerty yang lambat dengan layar sentuh yang kencang berkat prosesor Snapdragon® 8+ Gen 1 Mobile Platform. Ini adalah dapur picu ponsel pintar kelas atas di akhir tahun 2022. Prosesor Snapdragon® 8+ Gen 1 Mobile Platform mampu mengubah hal yang tidak ada menjadi menyenangkan berkat CPU Clock Speed sampai dengan 3,2 GHz.

Dengan catatan ini, performa CPU dan GPU 10% lebih tinggi dibandingkan prosesor sebelumnya sehingga efisiensi CPU mencapai 30%. Hal ini sangat berpengaruh kepada kebutuhan baterai yang lagi-lagi sangat dibutuhkan anak muda sekarang ini tanpa perlu ribet membawa power bank.

Zenfone 9 tidak saja bermain aman dengan prosesor kencang karena memori yang dipakai juga tidak main-main yaitu LPDDR5 RAM sampai dengan 16GB dengan media penyimpanan hingga 256GB UFS3.1.

Apa yang membuat prosesor Snapdragon® 8+ Gen 1 Mobile Platform dari Zenfone 9 ini menarik perhatian? Dua diantaranya adalah 15% membuat performa makin kencang dibanding prosesor sebelumnya, dan 50% penetrasi grafis yang lebih cepat untuk mendapatkan visual terbaik dan berkelas.

Kecepatan kerja Zenfone 9 yang di atas rata-rata membuatnya tidak saja sebagai ponsel pintar untuk fotografi tetapi daily driver yang pas. Berdasarkan rilis yang dikutip dari GSM Arena, pengujian yang dilakukan pada perangkingan populer AnTuTu, Zenfone 9 memberikan ‘harga’ yang sesuai pada pengujian tinggi yaitu dengan angka 1083092. Sedangkan pada pengujian yang normal, Zenfone 9 mendapatkan skor 783425 dengan mengalahkan beberapa ponsel kelas atas lain.

Skor AnTuTu Zenfone 9

ASUS menawarkan kecepatan yang juga berbeda dari sebuah ponsel kelas atas yaitu dengan menghadirkan WiFi 6E. Konektivitas yang stabil dan lebih cepat dibandingkan dari sebelumnya membuat Zenfone 9 lebih baik dalam penetrasi jaringan.

Selain penetrasi jaringan yang sangat dibutuhkan kencangnya, adalah daya tahan baterai yang sangat dinanti kejutannya. Zenfone 9 memiliki baterai sebesar 4300mAh dengan kesesuaian dari prosesor dan grafis sehingga lebih hemat.

Baterai Zenfone 9

Pengujian baterai yang dilakukan oleh GSM Arena terhadap Zenfone 9 sangat mengejutkan yaitu 108 jam pada penggunaannya. Zenfone 9 tentu bisa berbangga setelah talk time di jaringan 3G selama 26,13 jam, penggunaan aktif di internet selama 15,07 jam, dan pemutaran video selama 17,25 jam.

Kapasitas Baterai Zenfone 9

GSM Arena juga membandingkan beberapa ponsel lain soal penggunaan baterai ini terutama ponsel kelas atas. Tak heran jika di posisi pertama adalah Zenfone 9 dengan baterai 4300mAh, disusul Zenfone 8 dengan baterai 4000mAh. Nah, yang menarik adalah posisi terakhir meskipun kapasitas baterai lebih besar yaitu 4500mAh namun kinerjanya sangat jauh lebih rendah dibanding Zenfone 9.

Perbandingan Baterai Zenfone 9

Daya tahan baterai adalah daya tarik yang tinggi selain kebutuhan kamera dan prosesor. Kamu tentu kesal jika belum satu episode streaming drama terbaru ponselnya sudah padam.

Masih Pakai Pemutar Musik Ini?

Di suatu masa dulu, pemutar musik adalah bagian penting dari mendengarkan lagu-lagu favorit. Mau tidak mau, kita ikut-ikutan membeli meskipun yang tiruan. Fenomena mendengar musik juga menjadi keseharian saya sendiri.

Jujur saja. Saya adalah salah seorang yang mengandalkan barang tiruan dari pemutar musik populer tersebut. Saya sering menggunakan pemutar musik ini kala di jalanan untuk mengurangi ‘khayalan’ masa depan yang di awang-awang.

Dahulu, di awal menjadi guru honorer saya mengabdi di salah satu sekolah menengah atas nan jauh di pelosok Aceh Barat. Perjalanan dari rumah ke sekolah negeri tersebut lebih kurang 2 jam. Jangan ditanya soal kebosanan tersebut, belum lagi jalan berkerikil, naik bukit, melewati hutan belantara kiri dan kanan, dan sungguh jarang bertemu orang di jalanan itu.

Solusi satu-satunya adalah mendengar musik dibalik helm – meskipun hal ini tidak dibenarkan dari sudut keamanan di jalan. Saya memasang earphone ke telinga kiri dan kanan, lalu memakai helm di tiap pagi. Jaket tak lupa dikancing lebih kuat agar udara pagi tidak masuk ke pori-pori.

Saya mulai menarik gas kendaraan roda dua, kala itu Honda Supra-X model slim. Masuk gigi pertama, gas ditarik lebih berat, lalu masuk ke gigi kedua dan langsung mulus manakala sudah sampai di gigi keempat. Sebelumnya, saya tak lupa pamit dan meminta doa kepada kedua orang tua yang memandang dengan penuh harap akan masa depan saya sebagai guru honorer di pelosok walaupun sampai hari ini masih dianggap anak bawang oleh pemerintah.

Pemutar musik tiruan itu memainkan lagu-lagu barat kesukaan saya; mulai dari Westlife, Backstreet Boys, NSYNC, Boyzone, maupun DIVA pop dunia seperti Mariah Carey, Whitney Houston, dan Celine Dion. Di 2010 itu saya belum terkontaminasi dengan Korean Wave sehingga belum banyak tahu lagu-lagu K-Pop apalagi mengidolakan Jimin.

Pemutar Musik

Lagu-lagu dari penyanyi tanah air juga masuk ke playlist seperti lagu Melly Goelaw, Rossa, dan Peterpan (NOAH), Kahitna, maupun lagu menyayat hati lain.

Kendaraan roda dua saya melintasi hutan dengan monyet cekikikan di pinggir jalan. Lagu berganti dari slow ke beat. Saya berdendang sesekali. Musik yang keluar dari stereo itu juga tidak selembut bayangan penikmat musik saat ini. Dan, seperti biasa, setengah jam lagi sampai ke sekolah pemutar musik itu kehabisan baterai. Mau tidak mau, sampai di sekolah saya mesti mencari colokan agar ada kawan pulang siang nanti.

Nikmati Audio Terbaik Zenfone 9

Sekarang memang sudah beralih ke pemutar musik di ponsel pintar. Namun, bukan masalah beralih atau tidaknya tetapi lebih kepada bagaimana audio dari sebuah ponsel pintar tersebut. Tak jarang, jika mendapati audio ponsel pintar yang bisa membuat gendang telinga sakit.

Zenfone 9 berkolaborasi dengan Dirac Research, Swedia, untuk pengembangan audio ponsel lebih baik. Maka lahirlah kualitas audio yang impresif dari dua speaker linier. Keduanya ini mendapat dukungan dari Qualcomm Aqtic™ yang sangat pintar dalam penetrasi suara keluar dari perangkat keras. Dalam mendukung lebih lanjut audio terbaik, Zenfone 9 mengandalkan jack audio 3,5mm  yang tak lain menggunakan Qualcomm Aqstic DAC terbaru sebagai keunggulan tambahan.

Audio Zenfone 9

Hari-hari yang menyenangkan apabila mendengarkan musik dari audio yang segar dan makin melankolis. Waktu terasa begitu cepat berlalu dan menambah kesenangan tersendiri dalam kenyamanan.

Masih Andalkan Layar IPS?

Kadangkala, sebagian dari kawan kita sering membanggakan merek sebuah smartphone meskipun sakit mata berlama-lama main dengannya. Bagi mereka, kualitas layar tidak begitu penting asalkan logo apel digigit adalah kudapan terbaik dalam gaya.

Rizal sudah terkenal dengan gaya ‘hedon’ di antara kami semua. Selama saya berteman dengannya, tak pernah sekalipun ia memakai ponsel Android dengan alasan ‘murah’ dan kualitas tidak sebaik ponsel pintar miliknya.

Curahan hati Rizal kemudian berbuah simalakama baginya saat menyebut, “Mataku sakit,” di jam 5 sore sepulang kerjanya. Kebiasaan kami duduk sebentar di warung kopi langganan adalah tak lain menanti senja yang menyibak tirai keemasan.

IPS VS AMOLED

Di hari-hari belakangan, Rizal sudah memakai kacamata dengan alasan sering memandang layar 5,5 inci miliknya; dan laptop di ruang kerja. Kami cuma mengiyakan pengakuan Rizal karena pada penerapannya, ia lebih sering memandang layar smartphone daripada layar laptop. Rutinitas kerja yang begitu saja tidak memungkinkan dirinya duduk dari pagi ke sore di depan laptop semata; atasan liputan ke daerah ia ikut, laporan keuangan ke kantor terdekat bisa seharian di sana, dan kebutuhan lain.

“Aku jarang tidur di bawah jam 11 malam,” jangan ditanya Rizal sedang berbuat apa, ia akan melanjutkan, “Kalau nggak chatting, aku nonton bisa berjam-jam pakai handphone!”

Siapa yang nggak sakit mata kalau demikian? Rizal juga baru menambahkan lensa kacamatanya dengan dalih sudah tidak sesuai untuk melihat jarak dekat. Saya bilang, “Mungkin bisa coba ganti ponsel yang layarnya lebih bagus,” ia malah mengangkat bahu karena baginya layar IPS masih bisa diandalkan.

Di kesempatan lain, “Layar handphone kamu nyaman kali dilihat ya!”

“Makanya coba beralih ke handphone layar AMOLED!”

Banggakan Diri dengan Layar AMOLED Zenfone 9

Zenfone 9

Apakah kamu tergoda dengan angka 9 ini?

Layar Zenfone 9

Mungkin, kamu tergoda dengan layar yang jernih dan tajam tetapi tidak membuat mata sakit?

Multimedia Zenfone 9

Siapa yang tidak ingin menonton video sejernih ini?

Zenfone 9 memberikan kesegaran yang berarti pada sisi layar. Sentuhan layar sebesar 5,9 inci dengan teknologi AMOLED membuat semua hal menjadi menarik dan nyata. Teknologi terbaru pada layar ponsel ini membuat mata tidak mudah sakit. Tak bisa dipungkiri lagi bahwa hampir semua orang menghabiskan waktu di layar ponsel mereka.

Layar AMOLED Zenfone 9 mempunyai tingkat brightness sampai dengan 800 nits (100% APL) peak maximum brightness 1100 nits. Bisa dibayangkan begitu segar sebuah layar ponsel dari ASUS ini.

Dengan suguhan menarik dari layar ini, Zenfone 9 tak tertandingi untuk multimedia maupun bermain game. Tidak berhenti di satu sisi saja, Zenfone 9 membuat keunggulan lain di sisi layar yaitu refresh rate sampai dengan 120Hz.

Pada pengaturan refresh rate tersebut, Zenfone 9 memberikan penawaran yaitu Auto, 120 Hz, 90 Hz, dan 60 Hz. Tentu pada pemilihan ini memiliki keunggulan masing-masing, dan tergantung kepada pemakaian. Namun harap dimengerti bahwa meskipun memilih 120 Hz, daya tahan Zenfone 9 juga masih berada dalam posisi aman.

Zenfone 9

Zenfone 9 tidak saja dibekali layar yang nyaman di mata namun juga perlindungan pada layar tersebut. Layar AMOLED Zenfone 9 sudah diproteksi oleh Corning Gorilla Glass Victus. Dapat dipastikan bahwa anti gores, anti air, dan anti debu.

Memang, untuk keamanan terakhir (anti air dan debu), Zenfone 9 sudah memiliki sertifikat tersendiri yaitu IP68. Jadi, bebas dibawa ke mana-mana tanpa perlu takut terkena air atau debu. Hal ini tentu menambah deretan keindahan dari Zenfone 9.

Zenfone 9 anti air antri debu

Zenfone 9 juga memiliki akses cepat di bagian kanan seperti pada gambar. Akses cepat ini memungkinkan pengguna untuk memainkan lebih banyak keindahan dari sebuah layar keren tersebut.

ZenTouch

Zenfone 9 menawarkan lebih banyak keunggulan dibandingkan ponsel lain di kelasnya. Bagi saya, dengan kualitas layar yang baik ini, Zenfone 9 sangat direkomendasi!

Kemewahan Lain dari Zenfone 9

Warna Zenfone 9

Zenfone 9 datang dengan kesegaran dari sisi warna, yaitu Moonlight White, Sunset Red, Starry Blue, dan Midnight Black (pasar Indonesia). Warna yang khas ini bisa menjadi unik dan menarik karena kebutuhan ponsel yang berinovasi sekarang tak lain hal yang unggul.

Zenfone 9 tak lain sebuah ponsel yang mungil, tipis dan ringan. Di sisi kiri ponsel ini tidak ada slot atau tombol apapun, sedangkan di sisi kanan adalah terdapat tombol Power, dan Volume + dan – serta ZenTouch.

Tombol Zenfone 9

Slot SimCard pada Zenfone 9 ini terdapat di bagian bawah sebelah kiri, sedangkan di kanan adalah speaker dan di antara keduanya adalah slot untuk pengisian daya. Slot SimCard terbagi untuk 2 kartu jika memang membutuhkannya.

Slot SimCard Zenfone 9

Bagaimana dengan jack audio? Zenfone 9 menempatkan slot untuk audio adalah di bagian atas sebelah kiri. Kamu bisa mengandalkan slot ini untuk menyambungkannya dengan earphone khusus agar audio yang dihasilkan juga lebih menantang.

Slot Jack Audio Zenfone 9

Zenfone 9 dengan banyak sekali keunggulan yang dimilikinya adalah hal yang wajar untuk dimiliki dengan segera!

Harga dan Rekomendasi

Harga Zenfone 9

Buat kalian yang mau beli Zenfone 9, sudah bisa kalian dapatkan melalui partner dan channel pembelian resmi produk ASUS antara lain Erafone, Tokopedia, ASUS Exclusive Store, ASUS Online Store.

Zenfone 9 adalah rekomendasi smartphone dengan kamera terbaik saat ini. Kamera di atas kemampuan dari ponsel lain di pasaran, prosesor terbaru yang kencang, daya tahan baterai yang aman, dan tentu saja mungil sehingga aman dibawa ke mana-mana.

Zenfone 9 di Indonesia dijual dengan beragam harga. Untuk harga bisa perhatikan pada tabel berikut ini.

Harga Zenfone 9

RAM/ROM

Warna

Harga

6GB/128GB

 

Midnight Black

Moonlight White

Starry Blue

Sunset Red

Rp7.999.000

 

 

8GB/256GB Midnight Black

Moonlight White

Rp9.999.000
16GB/256GB Midnight Back Rp11.999.000

Sedangkan spesifikasi Zenfone 9 bisa dilihat pada tabel ini.

SPESIFIKASI ASUS Zenfone 9

Warna Midnight Black

Moonlight White

Sunset Red

Starry Blue

Layar 5.9″ 1080×2400 (20:9), 445 ppi

Samsung AMOLED 120 Hz display

112% DCI-P3, 151% sRGB, Delta E<1, HDR10+

CPU dan GPU Snapdragon® 8+ Gen 1 Mobile Platform

CPU clock speed sampai 3.2 GHz dengan Qualcomm® Adreno 730 GPU

Memory &
storage
RAM: 6 / 8 / 16 GB – LPDDR5

ROM: 128 / 256 GB – UFS 3.1

Baterai 4300 mAh high-capacity battery dengan 30W HyperCharge adapter
Teknologi Wireless WiFi 6E Qualcomm® WCN6856 (802.11a/b/g/n/ac/ax, 2×2 MIMO)

Bluetooth® 5.2 dengan dukungan untuk Snapdragon Sound™ dan Qualcomm® aptX Adaptive, aptX Lossless

Wi-Fi Direct

NFC

Kamera Kamera belakang

50 MP Sony® IMX766 sensor dengan Gimbal OIS, 2×2 OCL, PDAF

12 MP Sony® IMX363 sensor, Dual PDAF

Kamera depan

12 MP Sony® IMX663 Sensor, Dual PDAF

Fitur-fitur

6-Axis Hybrid Gimbal Stabilizer

Light Trail Mode (Beta)

Mendukung 8K/4K video recording

Audio HDR recording

Audio Dual stereo speaker dengan Qualcomm® amplifiers

3.5 mm headphone jack dengan Qualcomm Aqstic WCD9380

Audio optimization by Dirac

Video recording 8K UHD (7680 x 4320) video pada 24 fps + EIS

4K UHD (3840 x 2160) video pada 30 / 60 fps + EIS

1080p FHD video recording pada 30 / 60 fps + HyperSteady

Sensor Accelerator, E-Compass, Proximity, Ambient light sensor, fingerprint sensor, Gyro (support ARCore), Hall Sensor
SIM cards NANO SIM/NANO SIM 2 choose 2, support DSDV 5G+5G (sim1, sim2 support LTE exchangeable)
Navigation GNSS support GPS (L1/L5), Glonass (L1), Galileo (E1/E5a), BeiDou (B1/B2a), QZSS (L1/L5) and NavIC (L5)
Operating system Android 12 with ASUS ZenUI 9
Dimensi 146.5 x 68.1 x 9.1 mm
Bobot 169 g

Memotret adalah untuk meninggalkan momen bahagia!

Artikel ini diikutsertakan dalam ASUS Zenfone 9 Blog Writing Competition di Blog Widyanti Yuliandari.

Referensi

  1. Rilis tertulis ASUS Indonesia
  2. ASUS Indonesia https://www.asus.com/id/mobile/phones/zenfone/zenfone-9/ 
  3. GSM Arena https://www.gsmarena.com/asus_zenfone_9-11656.php
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *