Waria Tua di Aceh ‘Jual Diri’ Tak Laku, Hidup Enggan Mati Tak Mau

Waria Tua di Aceh ‘Jual Diri’ Tak Laku, Hidup Enggan Mati Tak Mau – “Hidup ini adalah pilihan!” ujarnya menerawang jauh. Perempatan jembatan dini hari itu menjadi saksi bisu asap rokok yang mengepul tak karuan.

Waria Tua di Aceh

Saya sempat terbatuk-batuk, namun tidak berani mencegah “seseorang” yang berdiri memangku besi jembatan, untuk membuang puntung rokoknya – bahkan membuang semua rokok di dalam saku celananya. Waria tua hidupnya tak ada yang tahu.

Seseorang yang menjadi sorotan karena tingkah-polah tak karuan dari pribadinya, seseorang yang enggan menyebutkan nama aslinya karena dianggapnya telah tak berfungsi, seseorang yang memulai perih begitu panjang sampai tak pernah ada suka dalam hidupnya, seseorang yang disebut dalam kehidupan normal sebagai waria!

Benar. Wanita pria atau waria. Saya tidak tahu mengapa pelafalan ini begitu melekat pada pria yang bersifat keperempuanan. Padahal, ada pula wanita yang bersifat kelaki-lakian namun tak ada sebutan khusus. Sudahlah kawan, saya tidak sedang bercerita mengenai dongeng sebelum tidur.

Cerita ini tentang Angel, seseorang yang telah saya sebutkan sebagai sosok tak perlu hadir di dunia ini – kata beberapa pendapat orang penting dalam kultur sosial dan agama waria ini akan berada di antara langit dan bumi apabila mereka telah tiada. Bukankah waria ini juga manusia? Dan dalam hidup ini kita mengenal surga dan neraka, tak ada istilah di antaranya. Bagaimana menjelaskan soal ini?

Waria tua hidupnya terkatung-katung sepanjang masa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *