Virus Corona dan Anjuran Di Rumah Saja Lebih Baik Kalau Mau Sehat

virus corona anjuran di rumah saja

Virus Corona dan Anjuran Di Rumah Saja Lebih Baik Kalau Mau Sehat – Sudah lebih sebulan kita di rumah saja. Suatu aktivitas yang belum pernah kita lakukan selama ini. Merebaknya Virus Corona Covid-19 yang berawal dari Wuhan, meresahkan seluruh dunia dan memakakn korban yang tidak sedikit. Virus yang menjangkiti organ pernapasan ini tidak mudah diketahui, bahkan orang yang terlihat sehat-sehat saja bisa menjadi pasien.

BACA JUGA

Salah satu cara untuk tidak terinfeksi Covid-19 adalah tidak terkoneksi dengan orang yang dinyatakan positif. Salaman, bersentuhan maupun mendapatkan imbas bersin dari orang yang sakit bisa langsung membuat orang terdekat sakit juga. Sulitnya menebak bagaimana virus ini menyebar membuat kita harus jaga diri baik-baik.

Di Rumah Saja Bukan Berarti Kalah

Sebagian dari kita merasa telah kalah bertarung manakala di rumah saja. Memang tidak ada pembenaran untuk hal ini. Barangkali, memang ada yang telah ‘kalah’ saat harus dirumahkan dengan berbagai sebab.

Kita sekonyong-konyong tidak tahu harus berbuat apa manakala harus pulang ke rumah, tanpa ada pekerjaan – penghasilan – yang jelas. Biasanya, kita membawa pulang makanan yang enak, pakaian yang selalu rapi, naik kendaraan bagus, namun harus merelakan semua itu karena Covid-19.

Sudahlah kita memang harus di rumah saja. Coba kita belajar dari mereka yang selama ini di rumah saja, bekerja dari rumah dan bahkan tidak memiliki pekerjaan tetap seperti yang pernah kita lakoni. Mereka yang di rumah saja tetap kreatif dan tidak kurang suatu apapun – dari sisi ekonomi, jika selalu menilai dari hal itu.

Mereka yang di rumah saja masih bisa makan enak, bisa tertawa bersama keluarga, bisa merasakan kenyamanan yang belum pernah kita rasakan sejauh ini. Dari syukur itu kemudian akan melahirkan apa yang selama ini kita ragukan dengan telak.

Di rumah saja bukan berarti kita telah kalah namun kita baru memulai hal baru. Kita belum pernah belajar untuk berkebun, padahal di belakang rumah sangatlah luas lahan kosong. Tidak ada salahnya untuk mencoba hal ini. Orang rumah punya kemampuan memasak yang baik, mengapa tidak kita menggunakan ilmu pemasaran untuk memasarkan jajanan rumahan secara online.

Semua itu bisa kita lakukan dengan modal sedikit. Namun sangat berbanding terbalik jika kita langsung merasa kalah saat di rumah saja. Layar komputer dibiarkan menyala dari pagi ke sore. Menonton televisi dengan berita gosip tak kenal waktu. Hal itu yang sebenarnya mengubah persepsi kita menjadi orang malas dari hari ke hari.

Komputer yang menyala bisa diberdayakan untuk mulai menulis blog, mulai merancang toko online, membuat popcast yang akhir-akhir ini kian populer, atau menggerakkan kegiatan sosial dari rumah saja agar orang lain tetap semangat di manapun.

Saat kalah kita merasa telah buntu. Saat gagal kita tidak tahu harus berbuat apa. Pada dasarnya, saat demikianlah kita dikejar oleh ide-ide untuk segera bergerak maju. Meskipun di rumah saja, kita bisa melahirkan apa yang selama ini ingin dikerjakan.

Hindari Orang Banyak Sesaat Saja

Silaturahmi memang harus terjalin sampai kapanpun. Selama masa di rumah saja ini, ada baiknya untuk mengurangi interaksi dengan banyak orang. Kita tidak boleh menaruh curiga kepada tetangga, kepada teman atau orang lain bahwa mereka sakit. Saling menjaga satu sama lain agar tidak terjangkiti karena sekali lagi, virus ini tidak mudah untuk ditebak ke mana arah mata anginnya.

Inilah saatnya kita menyendiri di rumah saja. Yang tidak dibenarnya setelah merebaknya Covid-19 adalah berdekatan dengan orang-orang yang kita sayangi. Namun bukan berarti memutuskan tali silaturahmi.

Di zaman berteknologi tinggi, banyak sekali cara yang bisa kita lakukan untuk menyambung silaturahmi. Kita masih bisa berkirim kabar dengan layanan pesan instan, bisa kirim foto maupun berbagi kisah sepanjang waktu tanpa dikenakan biaya tambahan. Bila tidak mau jari pegal, kita bisa teleponan sepanjang waktu dengan cerita banyak kisah selama di rumah.

Satu kemudahan yang banyak sekali digunakan orang adalah video call bahkan teleconference. Kita bisa bercerita dengan kawan-kawan yang banyak dalam suatu waktu. Video call ini bahkan memudahkan kita dalam berdiskusi, bekerja bahkan belajar.

Poin ketiga ini bahkan menarik perhatian di mana belajar di rumah membuat banyak sekali grup belajar. Satu kelas bisa beberapa grup untuk memenuhi kuota aplikasi video online ini. Anak-anak diajarkan oleh guru melalui media yang mudah dan praktis. Anak-anak juga tidak ketinggalan waktu belajar di mana guru mengajarkan dengan baik. Tugas yang diberikan juga harus selesai dalam cepat waktu sehingga guru mudah memberikan nilai.

Aktivitas bertemu dengan banyak orang sebenarnya tidak dibatasi. Hanya saja cara yang dilakukan berbeda. Rekan kerja masih bisa ‘bertemu’ dengan mudah. Kawan-kawan juga bebas mau menentukan kapan waktu video call terbaik. Bahkan, kita tanpa malu menjabarkan suatu masalah karena tidak bertatap mata secara langsung.

Rajin Cuci Tangan Pakai Sabun

Dalam Islam, kita mengenal, “Kebersihan sebagian dari iman,” yang sebenarnya telah kita terapkan sepanjang waktu. Salah satunya adalah berwudhu untuk salat lima waktu sehari semalam. Cuci tangan yang bersih tentu saja bersamaan dengan rukun wudhu lainnya.

Sampai ke datangnya Covid-19, di mana anjuran untuk selalu cuci tangan dengan sabun sampai bersih, sebenarnya telah kita laksanakan sejak baligh. Kemudian, kita mengubahnya agar terhindar dari virus mematikan itu. Cara saja dan waktu yang diubah tetapi praktiknya kita tetap sama harus berwudhu pada saat mau salat.

Anjuran cuci tangan tak lain dikhawatirkan kita menyentuh sesuatu yang terjangkiti oleh Covid-19. Dari sentuhan ini yang membuat kita tidak bersih. Dengan mencuci tangan maka kuman-kuman maupun virus yang melekat di tangan akan mati. Antiseptik dan bahan lain yang terdapat dalam sabun akan membuat kuman-kuman tidak berdaya.

Kebiasaan cuci tangan ini barangkali harus terus kita terapkan meskipun pandemi telah berakhir. Hidup sehat dimulai dari apa yang kita sentuh dan bagaimana perubahan itu terjadi.

Jika Terpaksa Keluar Rumah, Kenakan Masker

Mau makan apa jika tidak keluar rumah? Pertanyaan ini sering terdengar. Di satu sisi memang benar, di mana kita harus membeli kebutuhan pokok. Maka saat harus keluar rumah, paling tidak kita mendengar anjuran selanjutnya yaitu memakai masker.

Harga masker yang makin murah tidak menjadi kendala untuk kita mendapatkannya. Pakai masker tidak saja saat berinteraksi dengan banyak orang tetapi ke manapun kita pergi. Bahaya dari debu yang dihirup akibat polusi juga menjadi bagian yang tak terbantahkan akan datangnya penyakit. Udara yang tidak sehat juga demikian mudah membawa penyakit masuk ke tubuh kita.

Pakai masker bukan lagi gaya-gayaan. Kita akan mudah mendapati orang memakai masker karena penyakit bisa datang dari kapan saja dan di mana saja. Hal-hal yang ringan ini dimulai dari gaya hidup kita sebelum menggerakkan orang lain.

Paturan Anjuran Dokter

Paramedis yang bekerja tanpa henti membuat kita nyaman di rumah saja. Paramedis menganjurkan untuk kita di rumah saja agar tidak bertambah banyak orang yang terinfeksi Covid-19. Dengan begitu, beban kerja mereka berkurang dan kesehatan mereka akan lebih terjamin.

Dari video tadi kita ketahui bahwa bagian penting itu adalah kesadaran dari diri kita sendiri. Anjuran dokter di seluruh dunia juga mendasari dibuatnya video tadi. Kita harus sadar diri dan paham betul saran dari dokter kalau mau sehat.

Dalam rangka menjaga diri dan keluarga, sakit sedikit seperti demam maupun batuk bahkan sakit kepala, tidak selamanya kita harus menjumpai dokter. Ditengah pandemi yang belum usai, kita masih bisa berkonsultasi dengan dokter umum maupun dokter spesialis melalui aplikasi Halodoc. Di sini kita bisa chat langsung dengan dokter yang sedang online, bisa langsung bertanya keluhan dan dijawab langsung, bahkan untuk kita yang membutuhkan resep, dokter yang sedang kita konsultasi tersebut tidak segan-segan untuk memberikan resep. Obat yang ditebus bisa langsung diantar langsung oleh driver Go-Jek. Jadi, Halodoc sangat memudahkan kita selama pandemi Virus Corona Covid-19 ini.

27 Comments

  1. Memang awalnya berat untuk tetap di rumah aja. Sementara raganya kangen jajan dan jalan-jalan. Waktu awal pun saya merasakan berat juga. Tapi, mikir lagi kalo udah mau ngeluh. Lah, nanti kalo malah tambah parah gimana ya? Akhirnya mengurungkan niat. Bahkan udah berminggu-minggu belum nengok orangtua demi bisa melawan corona. Semua orang pasti kangen ke luar rumah ya, kak. Tapi, harus dipertimbangkan lagi

    1. Kita bisa melakukan banyak hal ternyata selama di rumah ya

  2. Hanya di rumah saja, kita sudah sangat membantu. Di rumah, jangan terima tamu, batasi bersosialisasi saat belanja, dan rajin cuci tangan.
    Tapi praktiknya cukup sulit, ternyata. APalagi saya yang tinggal di desa. Setidaknya seminggu sekali ada saudara atau teman yang datang ke rumah. Meski tidak salaman dan jaga jarak. Mungkin karena kami masih daerah aman, ya, jadi agak longgar. Masih ada bukber dan tarawih juga.

    1. Ada banyak cara agar tidak bosan selama di rumah ya mbak

      1. Kadang ingat pas Wuhan ramai. Ternyata kita pun kena. Tapi saya liatnya banyak pelajaran yang didapat. Dan patuh itu akan jadi lawan agar pandemi segera lewat. Semoga semangat dan kompaknya kita sebagai rakyat akan terus pun pandemi berlalu. Salah satunya kebiasaan cuci tangan

        1. Awalnya memang kaget ya ketika diharuskan stay di rumah tapi memang harus dilakukan supaya mencegah penularan Corona virus, makasih kak tulisannya semoga bisa membuka mata orang 2 yg masih bandel

  3. Sedih ya sampai ke dokter juga susah. Anakku butuh cabut gigi tapi ditolak. Takut infeksi katanya.

  4. Walaupun di rumah qt hrs tetap beraktivitas dan berkreatifitas tanpa batas

  5. Ikuti protokol kesehatan, sayangi diri, keluarga dan lingkungan sekitar. Dengan diam di rumah, kita sudah membantu tenaga medis menjadi pahlawan di rumah saja. Bila kita mengindahkan anjuran pemerintah, maka kita sendiri tidak patuh dan taat apa yang disampaikan pemerintah. Kita juga dianjurkan jangan mudik dulu, sayangi keluarga di rumah dengan tidak mudik. Semoga saja pandemi ini segera berlalu dan kita kembali hidup normal.

  6. Saat ini, kerjasama yg kompak untuk di rumah saja memang sangat efektif untuk mengurangi penyebaran virus covid-19. So please ya jangan dulu mudik. Kami saja di kampung, ketar ketir sendiri manakala banyak ODP dari zona merah malah wara-wiri, bukannya isolasi mandiri…

  7. Kesel lihat orang-orang yang ngeyel nggak mau di rumah aja. Bukan karena terpaksa kerja tapi karena nggak mau aja. Duh, kalau mau sakit sendiri sih silakan aja. Lah ini kan menular.

  8. setelah pandemi ini selesai (aamiin paling serius) segala kebiasaan baik seperti mencuci tangan, jaga daya tahan tubuh, dan memakai masker

  9. Mungkin beberapa orang akan merasa bosan saat berada dirumah dan ngga bisa ngapa ngapain, tapi percayalah, bagi diriku yang masih kerja dengan resiko tinggi sangat merindukan untuk bisa dirumah saja dan menikmati leyeh leyeh bahagia.
    Covid 19 ini terdengar enteng tapi sungguh impact nya luar biasa. Jangan sampai ada korban yang berjatuhan lagi

  10. Saat yang paling aman saat ini memang di rumah saja. Dari rumah tetap bisa berkarya, saling menjaga dan semua orang bisa jadi pahlawan dari rumah.. 🙂

  11. terimakasih infonya kak. setuju banget dirumah aja.bukan berati kalah, malah dengan dirumah aja kita membantu memutus penyebaran coronavirus

  12. Kalo kata Mba Najwa Shihab, saat ini tuh soliter adalah solider. Jadi, kita tetap di rumah demi membantu sesama, apakah itu orang-orang di sekitar kita, tetangga kita, para tenaga medis yang berada di garda terakhir. Jadi ya, memang perlu bersabar, walaupun saya misalnya, sudah 2 bulan di rumah aja rasanya udah stres banget. Hihihi

  13. kesadaran dari diri kita sendiri ini kunci utama untuk mengurangi sebaran covid 19 ini karena kalo kita tertib maka keluarga dan masyarakat juga akan tertib.

  14. Bener banget ini tuh, sabar untuk di rumah aja. Biar segera berakhir pandemi ini. Di rumah aja bukan berarti kalah, tapi ini untuk menang dan akhirnya memutus rantai. Terima kasih pengingatnya, tulisannya mantul.

  15. Sebenarnya pesannya sudah jelas banget ya, Kak. Minimalkan kegiatan di luar rumah, jika penting sekali harus keluar dan patuhi protokol kesehatannya. Sayangnya memang kesadaran masih kurang. Jadi, saat keluar rumah aku malah inginnya urusan lekas selesai dan segera pulang. Sakit pun kalau bisa jangan. Tapi kalau memang ada keluhan, konsul online memang sudah kulakukan via Halodoc. Terbantu banget loh, Kak.

  16. Tapi sedihnya, banyak yang masih nggak perduli anjuran untuk dirumah aja dan sekitar rumahku masih banyak yang keluar rumah tanpa masker 🙁

  17. Jadi lebih memerhatikan kesehatan yah sekarang ini dengan rajin cuci tangannserta pakai masker, namun yang penting memang menjaga pola makan, pola hidup, dan juga pola tidur. Semoga semuanya sehat2 yah

  18. pandemi ini jadi menyadarkan kita pentingnya jaga kebersihan diri ya, dan juga hal bagusnya udara di kota kita jadi lebih bersih krn semua org menahan diri utk tetap dirumah aja

  19. waktu pertama kalinya sih, aq sering bgt lupa klu keluar rumah pake masker, krn blm terbiasa, klu sekarang mah ke warung aja pake maaker

  20. Betul mba kecuali klo penting dan memang harus beketja ya. Aku di rumah saja hampir 3 bulan ini

  21. Di tengah kondisi saat ini, kita memang perlu tetap menjaga diri dan keluarga dengan #dirumahsaja. Berusaha untuk memutus mata rantai pengebaran Covid-19 . Semoga kondisi ini segera berlalu.

  22. Awalnya sih terasa berat ya karena kita sudah hampir 2 bulan di rumah aja tapi balik lagi dengan kita di rumah aja kita memutus rantai virus korona ini semoga pandemi berlalu ya Kak. Dan kalo gga perlu2 amat gga sahh keluar rumah setuju dengan kak

  23. Semoga pandemi wabah ini cepat berakhir dan kembali normal supaya setiap sektor tidak mengalami penurunan dalam keadaan ekonomi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *