Senin pagi yang keren. Embun dengan ganasnya memeluk sepatu-sepatu yang baru saja dicuci kemarin. Rumput hijau melantai dengan santai namun di hatinya – mungkin – tengah menertawakan kesedihan diri sendiri.
Daftar Isi
Senin Pagi yang ‘Malas’
Kau tidak sendirian saat bermalas-malasan di Senin pagi. Mungkin kini kau boleh berujar, “Malas ah ikut Upacara Bendera!” namun nanti ketika ‘usai’ pendidikan sampai kelas XII, tak ada lagi yang meminta kau berdiri di pagi awal minggu. Tidak pula kau tergesa-gesa di pagi buta agar pintu pagar sekolah masih terbuka lebar.
Inilah saatnya menikmati pagi Senin yang mendayu. Semua ‘orang’ merindu momentum ini. Terkadang, saya terpesona dengan anak-anak sekolah dasar berdiri tegap di halaman sekolah mereka yang berkerikil.
Saya tak jarang kasihan pada anak-anak sekolah menengah pertama yang harus berdiri di luar pagar karena terlambat. Saya pun merasa kesal pada anak-anak sekolah menengah atas yang memilih kucing-kucingan dari guru yang mengejar mereka dengan penggaris namun tidak sampai memukul meski ketemu di sudut kantin.
Senin pagi adalah pembuka hari, Kawan. Jika masa sekolah kau wajib ikut upacara bendera. Masa bekerja kau cuma dikejar fingerprint agar tidak dipotong gaji atau uang makan. Nikmatnya tentu berbeda dari apa yang dijalani. Kau rindukan lebih dalam sekalipun tidak akan pernah bisa kembali ke masa SMA. Maka, jangan lari dari lapangan upacara, enjoy the show time!
Ketika Masuk Kelas?
Malas makin bertambah atau berkurang? Tergantung kalau yang ini. Kau ketemu guru yang ‘Catat Buku Sampai Abis’ sampai tamat pun akan melelahkan hati. Semangat kau akan menyala-nyala manakala guru yang masuk adalah penceramah ulung; walaupun melenceng dari materi pelajaran.
Di dunia teknologi begini, proses belajar mengajar di dalam kelas ‘wajib’ pakai media yang kekinian. Kau masuk kelas sedang guru menjelaskan materi ajar atau sedang memutar video di YouTube yang baru saja ditonton semalam. Tentu ini sangat menjemukan.
Kau masuk ke kelas yang ditampilkan melalui proyektor adalah slideshow standar tanpa animasi apa-apa. Apakah kau akan memilih tidur saja di sudut kelas kalau begini ceritanya?
Anak zaman sekarang lebih pintar dari gurunya, saya setuju soal ini. Di sekolah yang membenarkan anak-anak membawa alat telekomunikasi, pembelajaran terkoneksi dengan internet, guru yang terdesak waktu tentu tidak bisa mencari soal dan penyelesaiannya di Google; karena anak-anak lebih sigap mendapatkan jawabannya.
Saya sendiri lebih sering kebingungan mencari celah dan cara agar pembelajaran menyenangkan, bahkan menegangkan. Anak-anak sering bosan dengan keadaan meskipun sudah dibuat kelompok dan pembelajaran seru menurut pengajar, anak-anak tetap terlihat ‘malas’ mendengar ceramah dan presentasi kelompok.
Tiba di waktu ini, saya mencoba mencari celah, unik dan menarik. Saya mendapatkan beberapa referensi menarik soal proses pembelajaran berbasis digital. Meskipun masih baru, layak saya coba untuk menguak tabu menjadi seru.
Virtual Reality (VR) masih sangat baru di dunia pendidikan. Virtual reality tak lain senjata pada gamer maupun penikmat multimedia. Di dunia game, virtual reality dijadikan alat ‘utama’ untuk mendapatkan keseruan, ketegangan, maupun kekesalan karena permainan cepat game over.
“Pembelajaran dengan media virtual reality sukses mengakomodasi gaya belajar siswa yang beragam karena mengintegrasikan berbagai dimensi dalam proses pembelajaran,” (Agus Wibowo & Gunawan dalam buku Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal di Sekolah, tahun 2015 diterbitkan oleh Penerbit Erlangga, Yogyakarta).
Sebenarnya, virtual reality ini sudah pernah diaplikasikan dalam metode pembelajaran. Pekerjaan rumah dalam dunia pendidikan adalah belum banyaknya pendidik menggunakan atau mengubah gaya mengajar mereka ke metode yang lebih berat, apalagi berkenaan dengan alat dan bahan beli sendiri.
Kita mengacu kepada Tiktok saja. Dulu, Bowo dihujat karena ‘mengenalkan’ media sosial ini ke khalayak umum. Marshanda disebut ‘kurang waras’ karena joget-joget dengan segila-gilanya di layar TikTok. Nah, lihatlah sekarang berapa juta orang joget-joget di TikTok baik yang bermanfaat maupun sekadang goyang saja asalkan uang masuk rekening!
Fenomena virtual reality ini saya pikir bisa menjadi salah satu media yang populer kemudian hari dalam dunia pendidikan apabila penetrasi lebih baik. Apakah itu dengan tersedianya media 4D secara gratis, murahnya VR-Box namun berkualitas tinggi, atau faktor lain.
Kadangkala, hal-hal aneh ini menjadi sesuatu yang menarik apalagi di mata anak-anak yang jenuh dengan metode yang itu-itu saja selama proses belajar mengajar.
“Media virtual reality secara nyata mensimulasikan konsep yang terdapat dalam materi getaran dan gelombang seperti berada di lingkungan alami termasuk dengan penglihatan, pendengaran dan gerakan secara jelas mengamati lingkungan virtual berupa konsep dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa dan merasa seperti berada di tempat tersebut,” (Lia Angraeni, Henny Puspitasari, dan Eti Sukadi dalam Kappa Journal, Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Hamzanwadi, Juni 2021. Vol. 5, No.1).
Virtual Reality memang penuh ‘menipulasi’ namun mengasyikkan untuk anak-anak zaman sekarang. Berbeda zaman berbeda pendekatan termasuk metode maupun cara yang dilakukan untuk sukses. Anak zaman sekarang yang terbiasa dengan audio dan visual, pendekatan yang dilakukan selama proses pembelajaran tak lain menggunakan media yang populer dan bahkan aneh agar belajar makin berkelas.
Sukses yang dituju itu memang tidak mudah. Namun, apakah kita mau bergerak maju atau cuma berhenti di satu titik dalam kepuasan.
Saya Harus Bergerak dengan Media Pembelajaran
Saya bertanya pada diri sendiri, “Apa yang aneh saat ini?”
Saya belum menemukan jalur yang tepat dari keunikan dan cara yang berbeda dari guru lain. Sebagian besar guru di sekolah saya adalah mengajar mengandalkan papan tulis, atau yang paling ‘hebat’ adalah sesekali menayangkan slideshow di layar infokus.
Saya pikir, “Oh, itu sudah biasa untuk anak-anak yang sangatlah sering menikmati slideshow, bahkan ada guru yang memberikan tugas membuat slideshow Power Point,”
“Apa yang unik tetapi sangat dekat dengan anak-anak?”
Virtual Reality adalah pilihan yang tepat waktu itu. Namun, Virtual Reality saja tidak cukup ada di dalam kepala. Saat penerapannya di dalam kelas, saya membutuhkan media lain yaitu VR-Box yang ‘bagus’ dengan harga mahal, dan media 4D yang akan ditampilkan sesuai materi ajar tentu saja.
Saya memutuskan untuk membeli VR-Box dengan harga murah di e-commerce. Saya merasa tidak masalah untuk percobaan sedang juga saya bukan guru dengan gaji dan tunjangan tetap perbulan!
Inovasi ini tentu tidak murah. Saya mulai mencari media 4D di internet yang bisa ditampilkan. Tidak mudah menemukan media dalam bentuk 4D ini rupanya. Saya menemukan media tetapi tidak sesuai untuk kebutuhan harian. Saya mulai mencari, bagaimana membuat perangkat pembelajaran 4D. Saya menemukan sebuah aplikasi yang masih baru, pengguna bisa merancang media 4D sendiri.
Saya mengikuti tutorial yang telah diberikan. Langkah pertama saya tidaklah sulit. Perangkat yang saya butuhkan untuk menjadi kreator di aplikasi ini adalah Prosesor i3/i5/i7 atau lebih. Sistem operasi yang mungkin bisa menjalankan aplikasi ini minimal Windows 8 atau Windows 10 dengan konfigurasi 64 bit.
Memori yang dibutuhkan untuk melancarkan aplikasi yang cukup berat ini adalah minimal 2GB dengan lebih besaar dari itu sangat disarankan. Media penyimpanan haruslah tersisa minimal 2GB sampai 5GB, dengan lebih besar daripada itu lebih baik.
Pada bagian grafis sendiri, aplikasi ini menawarkan internal atau external graphic card atau kalau sudah memakai chip lain yang penetrasinya lebih bagus malah disebut makin baik.
Saya mengunduh aplikasi pembuat konten 4D ini untuk versi 1.3.6.4 yang tersedia secara gratis di situs resmi mereka. Setelah proses pemasangan, aplikasi ini membutuhkan waktu mengunduh data lebih kurang 5 menit.
Downloading required assets adalah sebanyak 4275. Data-data ini nantinya berhubungan dengan fitur, media, jenis bangunan, penokohan, maupun data lain yang semuanya dibutuhkan untuk membuat sebuah cerita 4D lebih mendalam dan akurat.
Begitu masuk ke halaman utama, Player sudah menanti untuk memainkan peran. Di sebelah kanan adalah daftar objek yang nantinya akan digunakan. Sedangkan di sebelah kiri adalah bagian-bagian penting dari sebuah rancangan yang bisa dipilih sesuai kebutuhan, misalnya lingkungan sekitar, struktur, sampai animasi.
Di sini, kita perlu memetakan apa yang harus dibuat terlebih dahulu. Jika ingin membuat kondisi di sekolah maka yang dibutuhkan adalah bangunan sekolah, halaman yang luas, jenis bangunan yang unik, sarana dan prasarana sesuai kondisi sekolah, dan tokoh tentu saja anak sekolah dengan gurunya.
Jika sudah memiliki ide memulai, di sebelah kiri bisa memilih Ruang Kelas Jepang dan menarik ke dalam bagian tengah untuk dipoles sebagaimana mestinya. Tentu sebelum itu, harus memilih jenis lantai terlebih dahulu.
Ruang kelas tadi bebas ditempatkan di mana saja, namun apabila tidak menemukan kecocokan bisa memindahkan ruang kelas ini sesuai arah panah. Ruang kelas ini bebas dipilih sesuai kebutuhan dan keinginan perancang bangunan 4D ini.
Seorang perancang tentu harus memiliki ide semenarik mungkin agar rancangannya terlihat hidup. Agar ilustrasi makin menjanjikan, bangunan kelas lain bisa ditambahkan yang sekonyong-konyong itu adalah kelas sebelah yang juga ada siswanya.
Jangan lupa tambahkan jenis rumput agar makin indah dan pohon agar lebih rindang. Kira-kira apa yang kurang, pagar barangkali bisa mendapatkan sentuhan menarik karena bangunan apapun akan makin indah dengan pagar selain berfungsi sebagai pembatas dan pelindung.
Beginilah bentuk ruang kelas setelah dihias sedemikian rupa. Proses belajar mengajar sesuai kurikulum yang ditentukan sebelumnya sudah boleh dilancarkan. Bangunan kelas ini bebas diekspresikan sebagaimana keinginan perancang. Hal ini kembali lagi kepada selera namun bagian yang baku dari aplikasi ini tentu tidak bisa diubah kecuali dikreasikan sesuai selera dan ide unik perancang.
Suasana di dalam kelas juga harus tampil berkelas sesuai kaidah ruang belajar. Bangku dan meja diatur serapi mungkin dengan jarak ke samping maupun depan dan belakang sesuai peraturan pembelajaran.
Animasi lain adalah papan tulis yang dideskripsikan dengan sebaik mungkin. Baik di depan maupun di belakang kelas karena keduanya ini bisa diandalkan oleh perancang untuk menempatkan informasi dalam bentuk tertulis maupun video.
Nah, jangan sampai tertinggal memilih siswa sesuai kebutuhan. Perancang bisa menampatkan siswa ditengah-tengah kelas dengan posisi duduk, atau dengan posisi lain sesuai selera karena bagian ini bebas dipilih dari aplikasi.
Setelah memilih seorang siswa, perancang bisa memilih beberapa siswa lain dengan posisi berbeda untuk menarik perhatian. Hiasan di depan maupun belakang kelas dan di bagian samping bisa ditempatkan sesuai selera.
Apa yang tidak boleh ketinggalan? Guru yang akan mengajar dan membimbing di dalam kelas. Sebuah ruang belajar tentu tidak akan ada tanpa sosok ini. Guru bisa ditempatkan di depan kelas, baik di belakang meja guru maupun di dekat papan tulis. Perancang bisa menuangkan ide-ide lain agar suasana kelas lebih hidup karena setelah proses nanti akan sulit menemukan ide lain yang sepadan.
Ide-ide menarik ini tidak semudah yang dibayangkan. Dalam merancang sebuah animasi untuk media pembelajaran tidaklah seperti yang diangankan. Saya mesti memikirkan perangkat lain yang mumpuni, dan tidak tersendat-sendat pada saat memulai sebuah ide di aplikasi ini.
Saya membutuhkan laptop ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) untuk menuangkan ide-ide pembelajaran digital menggunakan virtual reality.
ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) Perancang Ulung Media 4D
Ide saja tentu tidak cukup. Dalam menuangkan ide ini dibutuhkan perangkat yang tak mudah retak dalam bekerja, tak pula ringkih dalam mengolah data. Saya membutuhkan ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) dalam melancarkan rancangan perangkat pembelajaran.
ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) merupakan laptop terjangkau. Saya pikir, ini laptop sangat cocok untuk membantu guru dalam beraktivitas. Tidak saja multimedia tetapi menyiapkan perangkat pembelajaran mulai dari berkas-berkas yang berkenaan dengan administratif seorang guru sampai menyiapkan bahan ajar.
ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) mampu menghadirkan kualitas layar terbaik saat saya melahirkan bahan ajar apalagi yang terbarukan. Bahan ajar ini akan membuat perubahan terhadap siswa baik sekarang maupun nanti.
Kita bicara layar terlebih dahulu
ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) mendapat sentuhan yang menarik di bagian layar. ASUS OLED adalah pemilihan yang tepat untuk menggambarkan apa yang terlintas dibenak seorang guru. Animasi yang keren dihadirkan secara nyata. Visualisasi yang mirip dengan aslinya akan mampu menggerakkan semangat lebih menyala.
Inilah yang dibutuhkan saat ini. Layar sebuah laptop tidaklah nyaman lagi dalam kondisi ‘buram’ karena layar ASUS OLED seperti ini mampu mengantarkan warna lebih kontras namun dijual dengan harga relatif terjangkau.
ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) sudah memiliki layar dengan resolusi 2,8K pada refresh rate 90Hz serta 100% DCI-P3. Panel layar ini sudah menggunakan rasio aspek 16:10 yang dapat menampilkan lebih banyak konten di layar jernih ini.
Kekontrasan warna layar ASUS OLED sangatlah timpang dengan layar IPS yang masih dipakai pada laptop kebanyakan. Coba lihat pada perbandingan di bawah ini. Layar OLED adalah sebelah kanan dengan 100% DCI-P3, sedangkan layar IPS adalah sebelah kiri dengan 100% sRGB.
Saya percaya, perbedaan warna dari kedua layar ini sangatlah nyata. Layar OLED memberikan kesegaran dalam kecerahan yang pasti. Layar IPS tampak lebih pudar dan terlihat lebih pucat sehingga beberapa warna tidak sehidup yang kita inginkan. Nah, layar IPS begini kurang tepat untuk membuat sebuah konten apalagi merancang materi pembelajaran berbasis 4D.
Maka, dibutuhkan layar OLED yang mampu menghadirkan warna lebih tajam, kontras yang hakiki, dan yang sudah pasti adalah tidak seburam layar IPS. Penetrasi warna yang pas membuat layar OLED membawa kesegaran bagi konten kreator, maupun guru yang terlibat aktif dalam menghadirkan media pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan.
Layar ASUS OLED pada ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) juga tidak mudah membuat mata lelah. Kualitas visual terbaik seperti ilustrasi di atas. Visual yang dibawa oleh ASUS OLED adalah pada tingkat reproduksi warna yang tak lain ditentukan oleh color gamut.
Ruang warna pada laptop ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) lebih luas yang memiliki color gamut 100% DCI-P3. Tentu, hal ini berbeda dengan standar laptop lain yang masih mengandalkan panel layar IPS dengan sRGB yang tidak seluas cakupan DCI-P3.
Sebagai informasi, dunia perfilman menggunakan DCI-P3 agar mampu memberikan cakupan warna yang luas. Detail film lebih kentara sehingga visualisasi yang dihadirkan sangat hidup seperti yang terlihat di luar film.
Apa alasan layar ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) memberikan hal menarik saat pengguna masuk ke sistem operasi. Tak lain karena layar ASUS OLED telah dikalibrasi sejak awal agar dapat menampilkan warna sebagaimana mestinya, tanpa pemangkasan dari komponen lain.
Karena itu, layar ASUS OLED yang dipakai oleh ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) telah memiliki sertifikasi PANTONE Validated Display. Pemberikan sertifikat ini berkat tingkat akurasi reproduksi warna yang unggul sehingga mampu menghadirkan kualitas visual tiada tanding.
Kita sering khawatir dengan akurasi warna sebuah laptop. Kita tentu sering menemui laptop yang sangat redup ketika kecerahan dikurangi. Berbeda dengan layar ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) yang masih terlihat sama kecerahannya dengan 100% meskipun kecerahan yang disetel adalah 11% saja. Inilah yang menarik karena pengguna bebas berekspresi dalam banyak hal tanpa terkendali dengan warna yang tidak kontras.
Tahu masalah yang muncul karena lama menatap layar laptop? Paparan radiasi cahaya biru. Hal ini sangatlah mempengaruhi kesehatan mata apalagi bekerja sangat lama dengan laptop. Saat memakai ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400), paparan cahaya biru berlebihan itu bisa dikurangi dengan mudah.
ASUS membekali ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) dengan teknologi yang bisa mengurangi pancaran cahaya biru ke mata tanpa mengurangi kualitas visual. Teknologi yang ditanam oleh ASUS dalam laptop ini dikenal sebagai anti-flicker. Teknologi ini akan membuat mata tidak mudah lelah meskipun berlama-lama berada di depan layar laptop. Untuk itu, ASUS mendapat ganjaran sertifikasi dari TÜV Rheinland untuk teknologi anti-flicker dan low blue light di laptop miliknya.
Bukankah itu sangat dibutuhkan?
Efek penggunaan laptop dalam waktu lama memang sangatlah besar. Layar ASUS OLED tetap menjaga kesehatan mata pengguna dalam waktu lama. Warna yang terlihat tidak mudah membuat mata lelah bahkan sampai berair. Layar yang seperti inilah yang dibutuhkan oleh seorang guru dalam merancang media pembelajaran berbasis 4D.
Tanya kenapa? Dalam menuangkan ide dan konsep sesuai materi ajar tidak mudah dan memakan waktu lama. Saat membuat sebuah rancang bangunan, rasanya ada yang kurang dari bagian depan, atau warna baju dan sepatu anak-anak yang menjadi tokoh kurang detail. Dalam merevisi ini akan membutuhkan waktu lama, maka layar ASUS OLED di ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) bisa menjawab kegusaran hati guru yang aktif dan kreatif ini!
Coba kita beralih ke perfoma
Saya mendapat referensi, ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) hadir dengan ditenagai AMD Ryzen™ 5000 H-Series Mobile Processors yang memiliki full powerful performance core untuk multitasking bahkan video editing. Selain powerful, prosesor ini memberikan daya baterai lebih awet sehingga produktivitas harian semakin maksimal. Dilengkapi dengan kartu grafis integrasi AMD Radeon yang memberikan performa gaming yang tanpa lag. Produktivitas harian dimanapun dan kapanpun jadi maksimal dengan performa prosesor dan kartu grafis dari AMD ini.
Main Spec. | Vivobook Pro 14 OLED (M3400) |
CPU | AMD Ryzen™ 7 5800H Mobile Processor (8-core/16-thread, 20MB cache, up to 4.4 GHz max boost)
AMD Ryzen™ 5 5600H Mobile Processor (6-core/12-thread, 19MB cache, up to 4.2 GHz max boost) |
Operating System | Windows 11 Home |
Memory | 16GB DDR4
8GB DDR4 |
Storage | 512GB M.2 NVMe™ PCIe® 3.0 SSD |
Display | 14-inch, 2.8K (2880 x 1800) 16:10, ASUS OLED, 90Hz 0.2ms, 600nits,
DCI-P3 100%, Pantone Validated, VESA HDR True Black |
Graphics | AMD Radeon™ Graphics |
Input/Output | 1x USB 3.2 Gen 2 Type-A, 2x USB 2.0 Type-A, 1x HDMI 1.4, 1x 3.5mm Combo Audio Jack, Micro SD card reader |
Connectivity | Wi-Fi 6(802.11ax) (Dual band) 2*2 + Bluetooth 5 |
Camera | 720p HD camera with privacy shutter |
Audio | Smart Amp Technology, Built-in speaker, Built-in array microphone, harman/kardon certified audio |
Battery | 50WHrs, 3S1P, 3-cell Li-ion |
Dimension | 31.58 x 22.63 x 1.89 ~ 1.92 cm |
Weight | 1.4 Kg |
Colors | Solar Silver, Cosmos Blue |
Price | Rp11.299.000 (Ryzen 5 / 8GB RAM / 512GB SSD)
Rp11.799.000 (Ryzen 5 / 16GB RAM / 512GB SSD) Rp12.799.000 (Ryzen 7 / 16GB RAM / 512GB SSD) |
Warranty | 2 tahun garansi global dan 1 tahun ASUS VIP Perfect Warranty |
Secara teknis, performa ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) mendapat sentuhan yang lebih gahar untuk laptop di kelasnya. Pada dasarnya, inilah yang saya butuhkan.
Saya tentu kesal dengan kualitas layar yang kurang baik dari sebuah laptop. Layar yang buram membuat semangat bekerja juga kusam. Performa yang tersendat juga membawa kesal berkepanjangan.
Saya membutuhkan ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) untuk menuangkan ide materi pembelajaran 4D yang tak mudah dibuka di laptop ‘biasa’ lain. Aplikasi pihak ketiga yang sudah saya sebutkan tadi di atas, tidak semudah membuka Google Chrome, tetapi seperti kita membuka beberapa Tab sedang satu atau dua di antaranya sedang memutar YouTube.
Bisa dibayangkan bagaimana ‘berat’nya aplikasi merancang materi 4D tersebut? Bahkan, bisa lebih lama hanya untuk masuk ke menu utama saja. Lantas, kenapa ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) bisa bersaing dengan baik pada aplikasi perancangan 4D tersebut.
Saya sudah singgung, ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) sudah mendapat sentuhan yang gahar dari prosesor AMD Ryzen™ 5000 series yang selama ini dialamatkan kepada laptop gaming. Dapur picu laptop ini makin kencang berkat memori sebesar 16GB. Kalau bicara kebutuhan sehari-hari yang konvensional, laptop ini sangatlah kencang.
ASUS masih memberikan kejutan menarik untuk ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) di mana media penyimpanan yang dipakai adalah M.2 NVMe™ PCIe® 3.0 SSD dengan kapasitas 512GB. Pengguna bisa menyimpan banyak data tanpa perlu ragu kehabisan ruang. Media pembelajaran berbasis 4D misalnya membutuhkan ruang lebih besar agar tersimpan dengan rapi.
Begitu sistem operasi, Windows 11, dijalankan pengguna bisa mengalih fungsi ke mode Performance di mana akan membuat prosesor bekerja dengan TDP pada 45 watt. Apa yang berubah setelah itu tak lain laptop akan lebih gesit dan responsif. Hal ini sangat dibutuhkan oleh sebagian besar orang karena kebutuhan harian yang praktis dan dinamis.
AMD Ryzen™ 7 5800H Mobile Processor tak lain prosesor yang sangat kencang untuk mendukung kinerja ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400). Prosesor ini memiliki 8 buah inti (core) yang dapat menjalankan 16 thread sekaligus dengan cache besar yaitu 20MB.
AMD Ryzen™ 7 5800H Mobile Processor juga merupakan salah satu prosesor yang memiliki kecepatan dasar di 3.2GHz dan bahkan bisa ditingkatkan menjadi 4.4GHz saat bekerja TDP default di 45 watt. Kecepatan kerja yang baik ini disentuh oleh AMD Radeon™ Graphics yang mampu menghadirkan visual di atas rata-rata untuk laptop lain di kelasnya.
AMD Radeon™ Graphics saat disanding dengan AMD Ryzen™ 7 5800H Mobile Processor pada laptop ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) adalah casual gaming yang keren. ASUS memadukan keduanya untuk mereka yang bekerja keras dalam apapun profesi mereka, dan bisa mendapatkan hiburan baik bermain game maupun multimedia saat jeda.
ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) seperti dua komponen terpisah saat bekerja. Performa Game maupun Performa Produktivitas memiliki pemandangan yang berbeda namun keduanya mampu terhubung satu sama lain untuk menjalankan sistem sebaik mungkin.
Dalam performa game, ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) mendapat pemeringkatan yang tepat pada Low Setting untuk permainan CSGO, Dota 2 maupun Valorant. Angka lain menunjukkan tindakan yang pasti soal performa dalam produktivitas di mana PC Mark 10, Blander BMW dan V-Rays memberikan angka yang menarik untuk sebuah laptop terjangkau.
ASUS tentu tidak ketinggalan untuk menambah perfoma laptopnya ini. ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) telah dibekali sistem pendingin yang diberi nama IceCool Plus generasi terbaru. Sistem pendingin ini memiliki dua kipas khusus dengan bahan Liquid Crystal Epoxy Polymer (SCP). Di setiap kipasnya terdapat 18 bilah yang mampu menjaga komponen dengan baik.
ASUS IceCool membawa perubahan untuk sebuah laptop masa kini. Di mana aliran udara 16% lebih baik sehingga ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) dapat bekerja lebih optimal. Sebuah laptop yang cepat panas dan bising tidak saja menganggu konsentrasi tetapi membuatnya tidak nyaman digunakan. Laptop yang mudah panas sangatlah tidak baik karena produktivitas akan menurun.
Dalam menghadirkan konten 4D – meskipun hanya secuil saja – hampir mirip dengan rendering sebuah video pendek di Adobe Premiere Pro. Laptop dipaksa bekerja keras untuk menghasilkan kualitas terbaik, namun jika langsung panas pada saat pengeditan, mood untuk lanjut bisa terhenti.
Bagaimana jika kita melihat bagian bodi laptop ini?
Saya tidak bisa mengelak untuk meeting online dalam waktu dekat. Tentu, ini telah menjadi fenomena yang tak bisa dipisahkan sama sekali beberapa waktu ke depan. Sebuah laptop akan kurang jika tidak memiliki kamera di sisi layarnya.
720p HD camera with privacy shutter adalah pilihan kamera yang disematkan ASUS untuk Vivobook Pro 14 OLED (M3400). Kamera ini didesain pada sisi tengah layar bagian atas. Lampu LED berwarna orange akan menyala saat fitur kamera digunakan, misalnya saat memulai Zoom Meeting.
Desain ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) tidak sebatas kamera saja yang menarik. Laptop ini dibuat lebih tipis karena menyasar anak muda sebagai pengguna utama. Laptop ini mendukung mobilitas tinggi dengan desain ringkas dan ringan yaitu 1,4kg saja dengan ketebalan 18,9mm. Dengan bodi yang tipis dan ringan ini, ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) mudah dibawa ke mana-mana untuk mendukung kinerja lebih baik.
Tampaknya, keyboard laptop ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) sangatlah lembut untuk disentuh. Hal ini tentu menarik perhatian karena keyboard tak lain bagian utama lain untuk memulai aktivitas. Tiap pekerja membutuhkan keyboard yang responsif agar pekerjaan mereka mudah terselesaikan.
Keyboard ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) dikenal dengan sebutan ASUS ErgoSense. Ukuran touchpad yang luas membuat pengguna bebas mengekspresikan diri selama bekerja. Keyboard laptop ini mengatur jarak tombol, kedalaman tekan, stabilitas dan presisi yang nyaman saat mengetik.
Pemilihan warna Solar Silver juga menambah keunikan dan kematangan sebuah laptop anak muda. Selain nyaman mengetik dan menyelesaikan tugas dengan kecepatan miliknya, ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) juga dibekali sistem audio yang baik yang telah memakai teknologi AI Noise Cancelling. Teknologi ini sangat dibutuhkan oleh banyak orang saat ini di mana mampu meredam suara bising di sekitar.
Zaman yang berubah, conference call maupun online meeting sudah tidak bisa dihindari lagi. HD webcame yang terintegrasi membuat pengguna bebas melakukan video conference di mana saja dan kapan saja.
ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) memiliki kemampuan daya tahan yang cukup baik yaitu 50WHrs. Penetrasi jaringan internet di Wi-Fi 6(802.11ax) (Dual band) 2*2 sangatlah baik. Bayangkan jika berada di sekitar dengan banyak orang, laptop ini mampu menangkap jaringan lebih baik dan juga tidak boros baterai. Pengiriman data secara semi-online bisa dilakukan dengan baik setelah mengandalkan Bluetooth 5.
Meskipun proses transfer sekarang sangat populer di sisi online, namun pengiriman data secara konvensional masih sangat diandalkan. ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) telah dibekali banyak port dalam bodi tipisnya, port yang dimiliki antara lain 1x USB 3.2 Gen 2 Type-A, 2x USB 2.0 Type-A, 1x HDMI 1.4, 1x 3.5mm Combo Audio Jack, dan Micro SD card reader.
ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) yang menawarkan ragam pilihan mengenai transfer data ini sangat dibutuhkan oleh guru. Misalnya saja, HDMI yang diandalkan untuk port sambungan dengan proyektor. Meskipun telah mengembangkan metode dengan media 4D, proyektor masih bisa diandalkan untuk materi tertentu.
ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) diciptakan dengan kesegaran tersendiri. Gaya kekinian ditawarkan untuk kita yang seringkali bosan dengan desain sebuah laptop yang begitu lagi, begitu lagi. Logo ASUS Vivobook di sisi kiri sangat mencolok dengan bagian menonjol dari bodi utama. Pemilihan warna logo ini pun sekonyong-konyong membawa kemewahan tersendiri. Kita tentu sangat menggemari pemilihan warna dari ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) yang elegan, biru yang menandingi awan, dan tentu saja material berkelas premium yang sulit dilupakan.
ASUS memang terbaik dalam memberikan fenomena dan kesegaran tersendiri untuk laptop kekinian mereka. Dengan penetrasi jaringan yang baik, kombinasi desain, layar dan prosesor membawa ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) sebagai kelas premium meskipun dihadirkan untuk kelas menengah.
Kesimpulan apa yang bisa ditarik dari ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400)?
ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) dibalut material mewah dan tidak tertandingi. Panorama pertama yang membuat kita langsung tertarik kepadanya. Pemilihan warna yang anak muda juga menandakan bahwa laptop ini berada di jajaran mereka yang produktif. Warna yang bisa dipilih antara lain Solar Silver dan Cormos Blue.
Bodi keren lalu dipadu dengan prosesor dan grafis dari AMD terbaru. ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) tidak saja mampu bermain game yang digemari anak muda tetapi akan mudah beradaptasi dengan konten kreator. Edit video pasti lebih baik di laptop ini karena panas bisa berkurang berkat pendingin khusus untuknya. Radiasi cahaya biru juga teratasi berkat teknologi terbaru yang telah tersemat kepadanya.
Tak mungkin ragu juga soal layar yang telah menggunakan ASUS OLED. Sebuah terobosan baru soal layar laptop yang mengintegrasikan diri berada pada jajaran layar film. Maka, saat menggunakan laptop ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) kita telah berada di jajaran pengguna laptop premium dengan visualisasi terbaik di kelasnya.
ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) adalah Rekomendasi Terbaik
ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) sebuah laptop yang layak mendapat perhatian. Dengan harga mulai Rp11 juta sampai Rp13 juta, ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) mendapat sentuhan yang baik untuk masa depan pekerja keras. Jangan melirik harga saja karena performa yang diberikan laptop ini bisa melebihi ekspektasi kita saat ini.
Aplikasi pihak ketiga yang sedang saya pakai untuk membuat media pembelajaran sangat bergantung kepada ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) dengan alasan:
Visualisasi yang dihadirkan tampak lebih nyata dan akrab dengan lingkungan sehari-hari, sehingga konten yang dilahirkan mampu bersaing soal warna maupun hal yang senada dengannya.
Peredaman suara bising tak saja berguna saat video conference tetapi bisa diandalkan saat menciptakan konten dengan musik latar, voice tokoh dan animasi lain yang membutuhkan konsentrasi lebih pada saat pemangkasan.
Suara bising lain tidak ditemukan dari komponen yang cepat panas. Laptop ini menawarkan hal menarik di bagian sistem pendingin. Meskipun bekerja lebih lama, rendering video misalnya, atau pembuatan konten digital yang berat, mesin laptop ini tidak akan berteriak karena cepat panas bekerja.
Aplikasi yang terkoneksi dengan internet tentu membutuhkan performa lebih kencang, laptop ini telah menawarkan kepercayaan dari sisi CPU dan GPU. Sehingga apa yang saya kerjakan mendapatkan hasil terbaik, dan dapat mengantarkan anak-anak bangsa ke cita-cita mereka yang lebih tinggi.
Paduan prosesor dan memori juga memberikan kesejukan pada sisi baterai yang aman dan terkendali meskipun bekerja lebih lama. Saya butuh karena di satu hari bisa berpindah dari satu kelas ke kelas lain untuk mencerdaskan anak bangsa.
ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) saya rasa rekomendasi terbaik menjelang akhir tahun ini. Jangan ragu untuk mendapatkan sentuhan terbaik dari laptop masa kini ini, kecuali masih ingin berkutat sebagai penikmat konten.
Ayo kita lahirkan konten sendiri. Seperti saya, dan guru lain yang sedang berkutat dengan media pembelajaran berbasis digital karena zaman menarik kita ke dalam black hole tersebut!
Leave a Reply