Suami Pemalas Tampar Istri yang Bekerja dari Pagi ke Pagi Tanpa Lelah – Piring retak dan pecah pagi itu. Di rumah Safrida yang baru selesai dibangun sebulan lalu. Rumah dua kamar itu dibangun dari hasil jerih payah Safrida selama dua tahun terakhir. Rumah itu pun belum usia sepenuhnya, dapur belum jadi dan lantainya belum berkeramik.
Suami Pemalas Tampar Istri
Hari masih sangat pagi, Safrida sudah tergopoh-gopoh menyiapkan kopi dan sarapan pagi. Namun ada saja piring yang jatuh dari rak karena tersenggol tangannya. Gelas yang baru saja diambil Safrida letakkan kembali ke tempat semula. Safrida bergegas mengambil sapu dan membersihkan bekas piring sebelum suaminya terbangun.
Tangan Safrida perih, ada bekas serpihan piring yang menyentuh jari tangannya. Safrida menggigit untuk meredakan rasa sakit dan menghentikan peredaran darah ke arah luka. Safrida sudah menggoreng telur. Cukup mata sapi saja. Sepagi ini Safrida tidak sempat menyiapkan menu sarapan istimewa. Banyak pekerjaan yang menunggunya sampai sore nanti.
Safrida sarapan dengan terburu-buru. Telur mata sapi yang sudah ia goreng diletakkan di meja makan. Telur itu untuk suaminya. Mau dimakan atau tidak Safrida tidak peduli.
Suami Safrida selalu terlambat bangun pagi. Biasanya Safrida sudah sampai di tempat kerja. Pesan singkat atau telepon penuh nada protes baru sampai ke telinga Safrida. Safrida sudah melayani dengan baik suaminya, menyiapkan sarapan, istirahat siang ia sempatkan pulang sebentar, menyiapkan makan siang lagi. Baju selalu dicuci dan tersetrika rapi. Suaminya tetap saja tidak puas.
Safrida sudah duduk manis di meja kerjanya. Beberapa rekan sudah ada di meja masing-masing, sebagian yang lain ada yang belum datang.
Istri Kerja Suami Pengangguran Jadi Masalah
Leave a Reply