Standarisasi QRIS Dalam Rasa Nan Jauh dari Hati Guru Honorer – 12 tahun mengabdi dalam balutan guru honorer tidaklah mudah untuk menuai asa. Patah arah. Tak tahu harus berbuat apa untuk mengubah nasib hidup, sedang waktu berjalan bagai ditusuk jarum. Pedih dan perih tanpa ampun. Dalam helaan napas panjang masih sempat dihalau badai keuangan yang pontang-panting melebihi dahsyatnya angin topan!
Kisah Guru Honorer
Badai dahsyat itu tidak pernah berhenti untuk guru honorer dalam rangka menaikkan derajat kebebasan bagi dirinya dan keluarga. Langkah untuk menuju hidup aman tetaplah seperti kambing naik tangga. Jatuh sampai tersungkur berkali-kali tetapi penasaran untuk sampai puncak. Usaha yang dibarengi doa pemutihan status dari honorer menjadi pegawai pemerintah pupuslah sudah manakala program sapu bersih tersebut sudah ‘tamat’ untuk era ini.
Pemandangan sawah yang menyegarkan mata maupun pernapasan tidak bisa membuat guru honorer bernapas lega. Masa tradisional telah diubah ke arah digitalisasi dalam berbagai aspek. Saya yang sesak dengan kehidupan pedalaman lambat laun berbaur dalam ketertinggalan informasi. Kaki yang melangkah jauh tetapi angan tidak bisa menjangkau cita.
Saya dihadapkan pada kenyataan pahit. Napas yang ingin lega untuk segera menjadi pegawai pemerintah sudah terlihat hilal. Pemerintah merekrut Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) secara serentak untuk seluruh kementerian di dalam negeri. Guru honorer menjadi opsi utama mengingat jutaan orang telah mengabdi untuk negeri puluhan tahun lamanya.
Baca Juga Kabar dari Siswa Kurang Mampu Lulus Pendidikan Dokter
Purnama segera tiba. Bisik hati saya, dan semua guru honorer di negeri ini. Senyum yang merekah itu tertahan dengan sistem pendaftaran online yang tidak semua guru honorer mampu. Usia dan teknologi yang tidak lagi bersahabat membuat beberapa guru honorer mendekati saya untuk dibantu proses pendaftaran.
Tahun 2022 yang penuh lika-liku. Asmara panjang untuk menjemput impian menjadi guru pegawai pemerintah tampaknya benar-benar tidak mudah. Pendaftaran online dari ujung rambut sampai ujung kaki dibantu dengan kesabaran jaringan membuat sebagian guru honorer ingin berhenti di tengah jalan. Di tahun ini pula, Badan Kepegawaian Negara (BKN) melakukan ‘percobaan’ menggunakan materai elektronik pertama kalinya.
Petaka apalagi yang menghantam cita-cita sampai ke tujuan penuh drama ribuan episode. Percobaan tersebut telah saya lalui karena ‘mungkin’ saya sudah terbiasa dengan teknologi. Pembelian materai secara online aman-aman saja bagi saya yang sudah teramat sering melakukan transaksi melalui mobile banking.
Tiba di tahun 2023 ini. Guru-guru honorer di daerah pontang-panting, jatuh tersungkur, bangkit dalam malapetaka, terlempar ke angan-angan manja untuk satu asa. Protes entah ke mana dialamatkan karena pemerintah telah menutup negosiasi mengenai penggunaan materai elektronik adalah mutlak. Satu kunci untuk membuka tabir ini adalah mau tidak mau harus bisa.
Di waktu yang hampir menjemput deadline, terbirit guru-guru honorer di negeri ramah senyum ini mencari pegangan agar tidak terlepanting ke jurang pemecatan dalam hidup tanpa kontrak tertulis; dan gaji bulanan sesuai upah minimum. Bagi mereka, pembelian materai elektronik tidak segampang transfer uang ke sesama mobile banking.
Dunia hampir terbalik. Teknologi kian merajalela dalam petaka dan kemudahan. Siapa yang terjun bebas, jurang pun tidak sanggup menerima. Siapa yang terbang bebas, dunia pun akan bangga padanya. Guru honorer yang menyerah sebelum pertarungan sebenarnya dimulai tak lain dedikasi atas kemunafikan dalam dirinya. Apa salahnya mencari bantuan karena hidup kita nggak pernah benar-benar bisa sendirian?
Penggunaan QRIS
Mereka yang menang adalah guru honorer yang mendekati orang yang paham teknologi. Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Sebuah metode pembayaran yang sebenarnya mirip dengan transfer uang biasa menggunakan mobile banking. Hanya saja, melalui sebuah kode QR. Pembayaran menggunakan QRIS malah terlampau mudah tanpa perlu memasukkan lagi nomor rekening tujuan.
Anda hanya perlu melakukan scan saja. Begitu ujar saya kepada guru honorer. Apa daya men-scan barcode di situs pembelian materai elektronik, mobile banking saja tidak punya karena gaji guru honorer tahulah sendiri lebih kurang dua ratus lima puluh ribu rupiah perbulan; syukur-syukur jika sekolah mau membagikan sedikit dana BOS untuk mereka.
Duduk manis saya membantu guru-guru honorer yang belum beruntung menjadi pegawai pemerintah di tahun 2022. Praktis dan sangat mudah bagai makan sepotong apel manis saat menggunakan QRIS. Barcode yang telah terlihat di layar komputer atau smartphone bisa langsung di-scan menggunakan mobile banking (dalam hal ini saya menggunakan Bank Syariah Indonesia).
Scan QR tersebut lebih cepat dari kuda berlari. Sensitivitas kode di layar komputer melebihi lebah yang disentuh salah tak disentuh juga tersalah. Lensa QRIS yang diarahkan ke barcode langsung terbaca otomatis meskipun masih buram, miring kiri atau kanan pegangan smartphone, bahkan dari sisi yang lebih jauh dari barcode tersebut.
Pemerintah melalui Bank Indonesia pada dasarnya melakukan sosialisasi secara tidak langsung melalui orang-orang yang pakar teknologi ini. Saya tentu membantu guru honorer dalam pembelian materai elektronik menggunakan QRIS, bahkan sampai menempelnya pada lembaran file PDF.
Gencatan senjata dengan keadaan atau nasib malas sudah boleh dibuang dari sekarang. Zaman yang terus berbenah tidak mungkin selalu membuat kita bodoh, apalagi guru (pegawai maupun honorer). Penggunaan QRIS ini sejatinya sebuah metode yang simpel – semudah-mudahnya transaksi jual-beli – di era digital ini.
Anda, nggak perlu menenteng buku tabungan, mengeluarkan kartu debet atau kartu kredit saat berbelanja, maupun uang elektronik yang sempat marak penggunaannya. Anda, nggak perlu repot menanti uang kembalian dalam waktu lama dengan penuh kekesalan. Nggak perlu khawatir juga mendapatkan transkasi dengan uang palsu yang dibendung makin menggelembung. Nggak perlu khawatir juga terhadap risiko pencurian uang karena PIN mobile banking tetap dibutuhkan setiap kali transkasi.
QR dengan kode unik juga sangatlah aman karena Bank Indonesia telah bekerja sama dengan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) dalam mengeluarkan standar QR untuk QRIS ini. Ingat, satu QR untuk semua transksi yang sudah mendukung metode tersebut.
Pemerintah memberikan kemudahan melalui QRIS dalam rangka mendorong rantai pembayaran digital dari hulu ke hilir. Nggak ada alasan Anda di pedalaman terjauh selama internet masih bisa diakses. Nggak ada permisi bagi yang suka berprotes terhadap hal-hal kecil karena tiap transaksi tercatat dengan baik di sistem perbankan. QRIS malah memberi keuntungan tersendiri dengan tanpa biaya ADM seperti transfer uang antarbank.
Pembelian materai elektronik menggunakan QRIS pada penerimaan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan PPPK tahun 2023, bisa saya sebut meledak sejadi-jadinya. Jumlah pendaftar yang tercatat melalui portal Sistem Seleksi Calon Aparatur Sipil Negara (SSCASN) mencapai 2.409.882 orang dengan pembagian masing-masing kategori, yaitu CPNS sebanyak 945.404 pelamar, PPPK Guru sebanyak 439.020 pelamar, PPPK Tenaga Kesehatan sebanyak 388.145 pelamar, dan PPPK Tenaga Teknis sebanyak 637.313 pelamar. (Kompas.com, 12/10/2023).
Inilah transaksi terbanyak menggunakan QRIS sepanjang waktu pendaftaran ASN 2023 sejak ditutup pada 11 Oktober 2023. Bank Indonesia bukan lagi mendapatkan keuntungan dari hulu ke hilir melainkan emas permata yang aman sentosa. Saya katakan demikian dengan catatan di antara PPPK Guru, Tenaga Kesehatan, dan Tenaga Teknis adalah mereka yang pada dasarnya butuh pengetahuan penggunaan QRIS namun melalui SSCASN ini pemerintah telah merangkul mereka untuk masuk ke sistem QRIS itu sendiri!
Mungkin, dalam beberapa waktu ke depan secara transaksi mustahil melampaui 2 juta lebih pembayaran dengan sistem QRIS. Jika mengalkulasikan jumlah transaksi berdasarkan nominal uang masuk, bisa saja melampaui angka laba jika ke luar negeri sudah dapat menggunakan scan barcode ini dengan mengandalkan QRIS Cross-Border atau QRIS Antar Negara.
QRIS Cross-Border menjadi andalan pemerintah dalam mendongkrak sistem pembayaran menggunakan QRIS terutama di Malaysia dan Thailand. Pemerintah juga memperluas metode pembayaran ini ke Singapura dan Filipina. Anda bisa berbelanja dengan QRIS sampai limit Rp 20 juta dengan menggunakan mobile banking Mandiri, BNI, BRI, BCA, BSI, CIMB, BPD, maupun aplikasi seperti Gopay, OVO, Dana, Linkaja, Shopee dan lain-lain. Di Thailand, QRIS bisa di-scan pada Bangkok Bank, krungsri, dan CIMB THAI.
Standarisasi yang harus kita ikuti. Saya menyelesaikan feature ringan ini di Taufik Kupi Aceh yang rupanya sudah menggunakan QRIS sebagai metode pembayaran digital. Di tiap meja adalah barcode yang bisa dengan mudah di-scan menggunakan QRIS. So, jangan mau ditinggal pergi oleh perubahan teknologi karena kita termasuk bagian dari kedigdayaan zaman ini!
***
QRISnya satu, menangnya banyak!
Participant of BI Digital Content Competition 2023
Leave a Reply