Mahasiswa PascaSarjana Ini Peduli Songket Aceh yang Hampir Punah

Songket Aceh

Mahasiswa PascaSarjana Ini Peduli Songket Aceh yang Hampir Punah – Warisan budaya tanpa sengaja telah punah dengan sendirinya. Percaya atau tidak, kenyataan yang terjadi demikian. Pergeseran makna konsumtif menjadikan brand kedaerahan terkikis dengan sendirinya. Songket Aceh murah berkelas. 

Songket Aceh

Tentu sering mendengar nggak level pakai produk daerah, atau kuno ah pakai pakaian daerah. Alasan-alasan yang serupa menjadikan warisan budaya ini semakin tak kondusif dan terlupa begitu saja. Termasuk anak-anak muda Aceh yang cenderung menyukai fashion kebarat-baratan di bawah bayang syariat Islam sekalipun.

Azhar Ilyas, Penggagas Komunitas Songket Aceh – portalsatu.com Memang, tidak semua laki-laki ingin menjadi pacarmu eh maksudnya tidak semua anak muda Aceh lupa pada warisan budaya. Azhar Ilyas, seorang mahasiswa pascasarjana di Universitas Syiah Kuala menjadi bagian terpenting dalam melestarikan warisan budaya di Aceh, Songket Aceh.

Tahu dong bagaimana sibuknya mahasiswa S2. Diktat-diktat, kebut tesis eh kebut jodoh juga bagi yang belum kawin. Pemuda yang satu ini malah sibuk ngurusin masalah ini.

“Songket Aceh memiliki kekhasan sebagai mahakarya kerajinan budaya Aceh yang telah diwariskan secara turun-temurun sejak ratusan tahun silam. Di masa lampau, kain ini dipakai oleh para bangsawan atau orang tertentu saja karena proses pembuatannya yang sangat panjang. Selain itu, juga bagus-bagus dan beragam warna dan motifnya.” Azhar Ilyas.

Azhar membagi waktu antara kuliah dengan promosi, baik melalui media sosial maupun blog miliknya. Azhar begitu mencintai warisan budaya yang telah ada di Aceh sejak abad ke 17. Salah satu daerah yang masih menenun Songket Aceh adalah di desa Siem, Aceh Besar. Di sana juga terdapat selembat Songket Aceh yang usianya ditaksir 170 tahun lebih. Luar biasa bukan?

Salah satu motif Songket yang dipercaya pernah dipakai oleh pejuang Aceh adalah Bungong Kalimah. Motif ini berisikan kalimah tauhid di mana mengisyaratkan bahwa sejak dulu masyarakat Aceh telah percaya kepada Tuhan yang Esa yaitu Allah. Motif Aceh memang sebuah simbol dari sekian bentuk kepercayaan dalam rangka mencintai pencipta.

Namun hal ini tentu sangat berimbas kepada akidah seseorang karena Songket Aceh dipakai, membaca kalimat yang tertera di sana akan mengingatkan kepada Tuhan dalam setiap hela napas.

Azhar sangat percaya bahwa warisan budaya Aceh ini akan semakin dikenal apabila anak muda yang gagap teknologi mengenalkannya ke dunia. Bersama blogger Aceh, Azhar menggagas Komunitas I Love Songket Aceh (ILSA) yang kemudian menjadi sarana mempromosikan kain indah ini ke dunia luas. Promosi dilakukan melalui media sosial seperti blog, facebook, twitter, instagram maupun kegiatan-kegiatan offair yang menghadirkan pakar dalam bidannya guna mengupas lebih tajam mengenai songket ini.

Songket Aceh memang hampir punah, namun di Dekranasda Kota Banda Aceh terdapat galeri Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) yang merupakan tempat untuk belajar menenun songket ini. Dalam bahasa Aceh kegiatan menenun disebut pok teupeun sedangkan alat tenun disebut teupeun.

Tidak mudah bagi seorang anak muda yang supersibuk menjalankan kegiatan ini. Apalagi kegiatan promosi Songket murni panggilan jiwa. Tak ada istilah pekerjaan part time bahkan full time dalam menggalakkan kerajinan ini semakin dikenal luas. Jiwa Azhar tak dapat dipisahkan lagi dari warisan budaya ini.

Ia mempunyai sebuah impian tentang adanya galeri besar yang memuat songket khas ini. Bahkan, ia ingin kain tenun kain ini dihargai sebagaimana kain tenun lain di pasaran. Sehingga kekhasan Aceh tak hanya berupa pelaksanaan Syariat Islam maupun maupun meugang.

Ini lho kain tenun khas Aceh yang patut diapresiasikan!

Semangat Azhar dalam menerobos “pasar” yang semakin gagah patut diberi penghargaan lebih. Waktu Azhar cukup terbuang untuk kegiatan tersebut maupun tesis yang katanya hampir terbengkalai. Keduanya sangat penting. Keduanya bermanfaat bagi dirinya dan banyak orang. Keduanya berada pada lingkaran yang wajib ia perhatikan tapa terkecuali.

Usaha Azhar yang gigih ini saya berikan tepuk tangan yang meriah. Bagaimana dengan Anda? Adakah sedikit waktu untuk menyemangatinya?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *