Review Zenbook 13

Review ZenBook 13, Cinta Sejati Enggan Dibagi Dua

Review Zenbook 13, Cinta Sejati Enggan Dibagi Dua – Alunan nada indah Cinta Sejati dari Bunga Citra Lestari mengakhiri ketukan terakhir tulisan ini. Helaan napas yang tak sepanjang biasanya, tetapi masih berada dalam ‘konteks’ puas pada hakiki keinginan saya sendiri. Original soundtrack Film Habibie & Ainun membubuhkan makna terdalam soal cinta dan juga kasih sayang. Begitu kuatnya cinta, karena ia saya enggan membagi kasih dari ASUS ZenBook dengan laptop lain. ZenBook adalah laptop terbaik ASUS dalam waktu yang lama.

Soal Cinta Sejati dan Sebuah ZenBook

Cinta sejati sulit untuk dibagi, karena jika sudah cinta ya cinta saja. Naluri berkata soal cinta pada pekerjaan, sah saja karena dengan begitu kita mendapatkan kebahagiaan.

Namun, cinta itu bermuara kepada ASUS ZenBook karena dengannya tak hanya cumbuan, kasih sayang maupun kecupan mesra, bahkan lebih dari itu bisa saya dapatkan. Papan ketik yang lembut, kinerja yang sangat kencang didampingi oleh desain mewah, tak mudah membuat saya berpaling.

Review Zenbook 13
ZenBook 13 yang membuat saya terpesona.

Jakarta di siang 17 Januari 2019 kembali menjadi saksi lahirnya sebuah notebook kelas atas yang menawan. Adalah ASUS yang dengan bangga mengenalkan ZenBook 13, 14 dan 15 inci untuk pasar Indonesia. Saya akui, pesona ASUS ZenBook telah merambah banyak kalangan di Indonesia. Bodi yang halus, bahan baku yang juga kuat serta desain yang indah menjadi nilai jual tersendiri.

Kesan pertama menyentuh ZenBook dengan beberapa pilihan warna ini tak lain segera ingin memilikinya. ZenBook 2019 menjadi sebuah produk yang memberikan kesegaran tersendiri namun tidak melupakan konsep laptop premium.

ASUS membagi segmen menjadi 3 yaitu ZenBook 13 untuk ukuran layar 13 inci dengan kode jual UX333, ZenBook 14 untuk layar sebesar 14 inci dengan kode jual UX433, dan ZenBook 15 untuk ukuran layar lebih besar yaitu 15 inci dengan kode jual UX533.

Ketiga ukuran ZenBook ini memberikan sentuhan yang benar-benar elegan. Jimmy Lin, bos ASUS yang tampan ini berani menjamin bahwa ZenBook 13 tak lebih besar dari ukuran kertas A4. Dan benar, di atas panggung utama, pria berkacamata itu, dalam senyum manisnya, membandingkan besar ZenBook yang dikeluarkan dari amplop berwarna cokelat.

Review Zenbook 13
Jimmy Lin, Region Director ASUS South East Asia.

Saya pikir, mungkin hanya omongan pemanis saja dari Jimmy, selaku Region Director ASUS South East Asia, tetapi saat melihat sendiri dan memegangnya langsung, ZenBook 13 sangatlah ‘kecil’ untuk ukuran laptop kelas atas.

Mungkin, kita akan tertipu dengan ukuran layarnya tersebut. Bodi yang dibungkus dengan aluminium ini sangatlah kokoh namun dalam pandangan dirinya begitu halus. Saat bersentuhan dengan bodi bagian depan, teksturnya mencerminkan identitas sebenarnya dari ASUS ZenBook.

Laptop Tipis dengan Desain Indah

Begitu mengangkat ZenBook 13 lebih tinggi, saya langsung sadar bahwa perkataan Jimmy benar adanya. Ringan dan tipis sangatlah terasa. Ketiga ZenBook ini didesain frameless NanoEdge Display sehingga menjadikannya memiliki bezel sangat tipis. Namun di sisi lain, saat melihat engsel dari laptop ini kita langsung membayangkan betapa gagahnya bodi yang ditopang itu.

Bezel yang tipis bukan berarti ASUS membuang beberapa komponen, melainkan membuat laptop ini makin menarik. Bezel tipis rupanya membawa pengalaman visual lebih baik karena screen-to-body yang memiliki rasio sampai 92 persen. Dari beberapa sudut pandang, kita masih bisa melihat layar dengan baik dan menjadikan ZenBook 2019 sebagai laptop paling ringkas.

Ada bagian yang menarik di ZenBook 13 – juga di ZenBook 14 – yaitu numpad virtual yang bisa diaktifkan secara khusus. Tombol untuk menghidupkan numpad di touchpad itu ada di sisi kanan atas touchpad. Kita cukup menekannya dalam beberapa detik lampu LED langsung menyala. Indah sekali dan saya suka!

Desain numpad virtual yang diletakkan di dalam touchpad adalah hal baru. Paling simpel adalah menggunakan kalkulator – dan fungsi lain yang lebih rumit. Lampu LED yang menyala memberikan kesegaran yang tak terlupa karena biasanya touchpad adalah papan kaku yang selalu padam.

Sentuhan warna di touchpad yang sedang aktif numpad virtual menjadi lebih indah saat keyboard juga memancarkan lampu LED. Gagasan baru ini menjadikan ASUS ZenBook terdepan dalam inovasi sehingga disegani lawan dan disenangi oleh penggemarnya. Selain itu, biasanya kita hanya mengenal buka kunci layar dengan password yang berisi angka-angka. Di seri ZenBook kali ini telah mendukung face login ke Windows Hello berkat kamera infra-merah.

Review Zenbook 13
Numpad virtual yang menggoda di ZenBook 13.

Elegan sudah pasti. Mewah jelas sudah. Gahar dan tahan banting menjadi nilai tambah di mana ASUS ZenBook 2019 telah mengantongi sertifikat standar militer MIL-STD-810G. Di mana telah lolos uji ketinggian, uji suhu dan kelembapan serta uji banting dan getar. Semua hal ini menjadikan ZenBook sebagai produk yang unggul dari kompetitor.

Desain indah sudah dimiliki. Komposisi yang pas adalah saat memilih warna antara Royal Blue, Icicle Silver maupun Burgundy Red (khusus untuk ZenBook 13). Warna yang cocok untuk menopang gaya hidup lebih mewah, didukung pula oleh konsep Zen pada bodi dengan spun-metal finish di bagian belakang layar.

ZenBook 13, meskipun sangatlah imut tetapi telah mendukung banyak hal dalam aktivitas beragam. Dalam bodi yang tipis, ASUS masih mampu menyiasati portable agar muncul lebih banyak. Port USB 3.1 Type-A yang selama ini kerap hilang di laptop tipis kembali muncul di laptop ini. Tentus saja sangat membantu aktivitas penyimpanan data. Selain itu, port USB 3.1 Gen 2 Type-C juga tidak dilupakan bahwa mengalami peningkatan kinerja dengan 10Gbps transfer data.

Review Zenbook 13
Port USB yang membantu transfer data.
Barangkali, kita kesulitan memindahkan foto dari kamera dengan kartu memory. ZenBook 13 memiliki port kartu MicroSD yang bisa digunakan untuk kebutuhan ini. Selain itu terdapat juga port HDMI dan juga combo audio jack yang akan memudahkan pengguna mendengar suara menggunakan earphone.
Review Zenbook 13
Audio jack juga disematkan di ZenBook 13.

Bahan baku yang kuat telah teruji didukung oleh fitur ErgoLift Design yang mana bodi akan terangkat membentuk sudut 3 derajat ketika layarnya dibuka.

Biasanya, kita mengetik dengan posisi laptop horizontal saja namun karena fitur ini membuat kita mudah mengetik karena bagian bodi yang terangkat. Posisi yang pas untuk mereka yang lebih banyak menggunakan keyboard agar jari tidak mudah lelah.

Tangguh ‘Masih’ Jadi Ciri Khas ZenBook

Bagi saya, salah satu ciri khas ASUS ZenBook adalah laptop tangguh. Meskipun bodi yang selintas begitu halus namun dalam bekerja laptop ini sangat bisa diadu. Demikian pula dengan ZenBook 13, ZenBook 14 dan ZenBook 15. Dalam menunjang kinerja lebih cepat, ASUS menanamkan prosesor Intel Core generasi ke-8 yang dipadu dengan GPU Nvidia GeForce.

Memang, ASUS membedakan model grafis untuk ZenBook 13 dan ZenBook 14 dengan ZenBook 15. ZenBook 13 dan 14 menggunakan Nvidia GeForce MX150 sedangkan ZenBook 15 menggunakan grafis Nvidia GeForce GTX 1050 Max-Q, yang lebih kencang. Saat saya menggunakan ZenBook 13, kinerjanya cukup baik dan tidak ada kendala sama sekali dan visual yang dihadirkan sudah lebih dari cukup untuk menikmati banyak drama Korea.

Review Zenbook 13
Papan ketik yang lembut dari ZenBook 13.

Dapur picu yang kencang saja tidak cukup sebelum kita berbicara soal media penyimpanan. Ketiga ZenBook yang diluncurkan hari itu telah menggunakan media penyimpanan terbaik NVMe PCIe SSD dengan kapasitas 512GB, yang dipercaya memiliki performa tinggi.

Media penyimpanan luas ini didukung oleh RAM sebesar 16GB yang membuatnya akan cepat bekerja. Saya bisa pastikan bahwa pekerjaan tidak akan tersendat-sendat dan bahkan untuk bermain game juga tidak ada masalah. Untuk saya sendiri lebih menggemari menikmati drama Korea karena tingkat ketahanan beterai cukup lama.

Penting sekali bicara baterai untuk sebuah laptop kelas atas. ZenBook 13 dan ZenBook 14 memiliki baterai dengan ketahanan sampai 14 jam. Sedangkan ZenBook 15 memiliki ketahanan daya sampai 16 jam. Untuk kita yang sering berada di luar ruangan, daya tahan ketiga laptop ini benar-benar membuat tak ingin berpaling.

Ketahanan baterai didukung pula oleh kecepatan akses internet karena ASUS membekali gigabit-class WiFi dan ASUS WiFi Master Technology. Koneksi yang stabil akan diterima oleh laptop ini meskipun di tempat WiFi begitu banyak laptop maupun smartphone yang terhubung ke jaringan.

Nyaman mengetik, aman bermain internet di ASUS ZenBook.

Ketika di warung kopi dengan WiFi – katanya terkencang – dihuni oleh banyak gamer, bahkan Youtuber, kekencangan internet di ZenBook 13 ini tak pernah pudar. Dual-band 802.11ac gigabit-class Wi-Fi tidak hanya sekadar tertulis di spesifikasi laptop terbaik ini.

Pembuktiannya adalah saat ZenBook 13 ini mencuri start di manapun kita berada. Saat orang lain masih mencari jaringan, kita telah terkoneksi. Saat orang lain mengunduh data 200MB baru jalan seperempatnya, kita malah telah selesai dalam waktu hanya 2 menit saja.

Begitulah. Imut dan halus tekstur bodinya namun tidak lemah. Kita juga dimanjakan dengan visual yang keren dari layar resolusi Full HD dengan kerapatan 1920×1080 pixel. Reproduksi warna tinggi yaitu mencapai 100% dalam color space sRGB yang membuat kita betah berlama-lama di depannya. Viewing angle yang lebar mencapai 178 derajat terasa lebih sempurna saat menonton video yang mana bantuan dari ASUS Splendid dan ASUS Tru2Life Video sangat berarti.

Tak bisa dipungkiri lagi demam drama Korea saat ini begitu merajalela. Drama seri yang tidak ada di bioskop ini sejatinya ditonton melalui laptop, baik offline maupun online. Dengan visual yang baik dari ASUS ZenBook, oppa-oppa ganteng itu makin tambah bening di mata. Sasaran yang tepat dari ASUS karena saat ini adalah zamannya menonton di laptop!

Main Spec. ASUS ZenBook 13 UX333, ZenBook 14 UX433, ZenBook 15 UX533
CPU Intel Core i5 8265U Quad Core Processor (6M Cache, up to 3.4GHz)
Intel Core i7 8565U Quad Core Processor (8M Cache, up to 4.6GHz)
Operating System Windows 10 Home
Memory Up to 16GB LPDDR3 RAM
Storage 512GB M.2 NVMe PCIe SSD
Display 13,3” (16:9) FHD (1920×1080) with NanoEdge Display (UX333)
14” (16:9) FHD (1920×1080) with NanoEdge Display (UX433)
15,6” (16:9) FHD (1920×1080) with NanoEdge Display (UX533)
Graphics Discrete graphics NVIDIA GeForce GTX 1050 Max-Q (UX533)
Discrete graphics NVIDIA GeForce MX150 (UX333 & UX433)
Integrated Intel UHD Graphics 620
Input/Output 1 x USB3.1 Type-C (GEN 2),
1x USB 3.1 Type-A (Gen 2),
1x USB 3.1 Type-A (Gen 1), 1 x HDMI,
1 x Microphone-in/Headphone-out jack,
1 x MicroSD Card Reader
Camera HD IR/RGB Combo Camera
Connectivity Dual-band 802.11ac gigabit-class Wi-Fi,
Bluetooth 5.0
Audio Harman Kardon certified audio system
with ASUS SonicMaster surround-sound technology,
Array microphone with Cortana voice-recognition support
Battery 50WHrs 3-cell battery (UX333 & UX433)
73WHrs 4-cell battery (UX533)
Dimension (WxDxH) 302 x 189 x 16,9 mm (UX333)
(WxDxH) 319 x 199 x 15,9 mm (UX433)
(WxDxH) 354 x 220 x 17,9 mm (UX533)
Weight 1,19Kg with Battery (UX333 & UX433)
1,67Kg with Battery (UX533)
Colors Royal Blue,
Icicle Silver,
Burgundy Red
Warranty 2 tahun garansi global

Tak Ada Alasan, Miliki Saja ASUS ZenBook

Mungkin, istilah PHP di mana-mana tetap ada. Alasan ini dan itu karena kita tidak sanggup memberikan yang terbaik. Meski pesona yang dihadirkan sudah cukup kuat tetapi karena alasan sepele, mudah saja kita meninggalkan apa yang dicintai.

Tak ada alasan untuk tidak memiliki ZenBook di tahun 2019. Di saat produsen lain seolah-olah berhenti dalam inovasi laptop, ASUS semakin maju selangkah. Inovasi yang dihasilkan tidak hanya sebuah halusinasi tetapi berangkat dari pengembangan oleh tim profesional.

Cukup miliki saja dan langsung bisa merasakan bagaimana kinerja terbaik dari ASUS ZenBook. Memang, pilihan bisa beragam, ZenBook 13 inci, ZenBook 14 inci maupun ZenBook 15 inci. Sesuai kebutuhan dan keindahan maka kita memilih menentukan ukuran layar ini. Saat saya memasukkan ZenBook 13 ke dalam ransel, mengangkatnya dan menyangkut di pundak, tidak terasa berat meski berdiri dalam waktu lama.

Ukuran layar hanyalah pilihan namun kinerja tetap sama. ZenBook 13 tampil lebih imut, cocok untuk saya yang sering bekerja di luar ruangan. Ringan bodinya cuma 1,19 kilogram sangat sepadan dengan gaya traveler di mana harus menyelesaikan pekerjaan dalam suatu waktu.

ASUS ZenBook 13 dengan warna Icicle Silver.

Laptop pada umumnya hanya menghiasi bodi maupun keyboard dengan warna dasar saja. ZenBook 13 sangatlah berbeda. Bodi yang tidak ringkih. Bahan baku yang sangat baik. Papan ketik yang begitu lembut maupun keindahan lain di sisi touchpad, dengan numpad virtual yang bisa dion-offkan.

Keindahan dalam sebuah inovasi adalah nilai yang mahal harganya. ASUS berani menjawab tantangan karena pengguna laptop saat ini tak sekadar monoton. Maka, alasan yang diukir untuk melupakan ASUS ZenBook adalah hal yang sia-sia. Coba rasakan, nikmati kesegaran dalam dirinya dan kamu pasti akan ketagihan!

 

Serba-serbi Launching ZenBook 13, 14 dan 15

ZenBook 13 menjadi ambisi saya tahun 2019. Tak ada yang nggak mungkin selama kamu bermimpi. Saya selalu berujar demikian untuk sebuah ambisi. Ada hasil maupun tidak adalah urusan belakangan. Usai mengelus bodi halus ZenBook di acara peluncuran saya telah terpesona dengannya.

Launching ASUS ZenBook yang selalu gempita. Januari itu menjadi awal yang indah dari ASUS dalam memulai tahun di Pullman Jakarta Central Park. Sebuah inovasi. Gebrakan. Dan dikenalkan oleh bos tampan, Jimmy Lin, nama ASUS telah memikat hati banyak orang – sekali lagi.

Jimmy berujar, “Lini ZenBook terbaru kali ini bukan hanya sekadar canggih, tetapi juga sangat elegan berkat bezel-nya yang sangat tipis. Dengan screen-to-body-ratio mencapai 92%, laptop ini mampu menghadirkan pengalaman visual tanpa batas dan belum pernah ada sebelumnya. Ia merupakan standar baru untuk perangkat ultraportable!

Senyumnya yang menawan memberi inspirasi kepadackita bahwa ZenBook benar-benar sebuah laptop impian. Kilauan kamera seolah-olah membuat mata Jimmy makin sipit saja. Saat tangannya mengangkat ZenBook dengan keyboard dan touchpad bertabur lampu LED, mungkin saja tak ada yang berpaling dari lesung pipit pria berkacamata itu.

Jimmy Lin dalam bingkai kamera.

Inilah ZenBook. Ujarnya dalam Bahasa Inggris berulangkali. Tepuk tangan merebak di dalam ballroom. Diiringi oleh Sandra Dewi dan Nagita Slavina sebagai KOL hari untuk naik ke atas panggung utama. Kedua selebriti ini mengaku terbantu pekerjaannya berkat ASUS ZenBook

Senyum Jimmy semakin sumringah saat membocorkan harga dari ASUS ZenBook 2019 ini. ZenBook 13 dan ZenBook 14 sejatinya memiliki 3 model dengan beda harga. Sedangkan ZenBook 15 hanya memiliki 1 model saja. Perbedaannya adalah pada jenis prosesor yang digunakan maupun besar layar.

ZenBook 13 benar-benar menarik hati saya. Seolah terhipnotis dengan ringan bobotnya dan imut bodinya. Berulangkali memegang, mengangat bodinya, justru membuat hati tidak bisa berpaling. Coba saja bekerja dengannya beberapa waktu, maka dipastikan saya enggan berbagi cinta.
Kesan memenang ZenBook 13.

Lepas peluncuran masih ada pemaparan singkat tentang ASUS ZenBook yang diluncurkan hari itu. Muhammad Firman memberikan beberapa poin penting dari penerus ZenBook.

Misalnya, penekanan pada sertifikat militer yang telah saya sebutkan di awal. Yang mana, ASUS ZenBook 2019 telah melewati proses yang panjang soal uji ketahanan. Dengan demikian, pengguna tidak perlu khawatir soal jatuh dari ketinggian tertentu atau bahkan terinjak.

Akhir yang indah selalu menyertai tiap peluncuran produk ASUS. Demikian juga dengan Launching ASUS ZenBook kali ini, DJ Diskopantera menghentakkan ruangan dengan musik indahnya. Kejutan manis tentu saja.

ASUS telah meluncurkan ZenBook 2019. Sekarang, saatnya kita menentukan pilihan. Catatan akhir dari saya sebagai pengguna ZenBook, laptop ASUS ini adalah terbaik untuk semua kebutuhan. Kapan kamu menjadi bagian dari keluarga ZenBook?

Kebersamaan BLUS Community bersama Jimmy Lin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *