dr. Indra, SpOG berujar kepada kami di awal kehamilan putri kami, “Wi, Ossovit dan Nulacta wajib kamu minum sampai ke hari persalinan. Kamu percaya kepada saya, sebuah keajaiban akan terjadi ketika bayi kamu lahir dan besar nanti!” itulah awal mulai soal tumbuh kembang anak yang saya ketahui!
Daftar Isi
Tumbuh Kembang Seorang Anak
Seorang anak tidak minta dilahirkan tetapi kita yang menginginkan mereka ada.
Sebuah pepatah yang sering kita dengar. Namun, perkara ini bukan saja ‘sudah hamil’ disyukuri tetapi lupa akan kewajiban menjaga titipan Tuhan ini mulai dari dalam kandungan sampai lahir dan besar kelak.
dr. Indra, SpOG sudah seperti dokter pribadi bagi kami. Memang, kami pernah mengalami keguguran anak pertama di usianya 2 bulan lebih kurang. Dokter selebriti yang aktif di Instagram dengan akun @indra_obg ini memberi ‘bantuan’ kepada kami sejak proses Curettage janin pertama kami sampai Fatim lahir.
Sampai di sini saya paham satu hal, janin yang sudah dititipkan dalam kandungan mesti dijaga dengan baik. Kamu bisa membaca dulu kisah kami di My Dear, Kita Hanya Berdua Menjalani Kehamilan Ini. Semua proses yang mungkin dianggap sepele oleh sebagian besar orang namun tidak untuk kami yang baru saja keguguran.
Dokter menyarankan Lovenox dari Enoxaparin, yaitu obat pengencer darah yang disuntikkan di perut ibu hamil selama masa awal kehamilan. Kami jalani sampai beberapa kali meskipun biaya sekali suntik tergolong mahal, dan saya meringis bahkan sampai keluar airmata saat perut istri disuntik jarum.
Istri saya menurut ketika pagi hari disodorkan Ossovit dan Nulacta. Saya tahu, ia telah bosan minum obat sepanjang waktu selama 9 bulan. Saya paham bagaimana perihnya perut ia saat keram. Perlahan namun pasti, kedua obat tersebut mampu mengubah sudut pandang kami selama Fatim di dalam kandungan.
Seorang anak adalah orang tua yang mengubah caranya melihat dunia!
Fatim lahir di 11 November 2021 melalui operasi Caesar. Kami lagi-lagi menurut pada perkataan dokter. Saya berujar kepada istri, “Ilmu kita tidak sampai ke sana, kita pintar dalam bidang lain tetapi dokter jauh lebih pintar dalam bidang ini!”
Persalinan normal seperti yang selama ini istri impikan kandas sudah saat dr. Indra, SpOG menyebut panggul istri saya terlalu kecil. “Wi, kita bisa menunggu sampai 40 weeks. Kamu mungkin bisa bertahan sampai air ketuban pecah. Baby kamu mungkin kasihan kalau kita vakum. Ia sudah lelah selama proses persalinan. Kamu juga sangat lelah. Jika kita paksa salah satu harus diselamatkan namun jika tidak memungkinkan tetap masuk ruang operasi. Kamu pilih baby lahir sehat atau tetap mau vakum?”
“Saya pilih operasi, Dok!” saya tidak menunggu aba-aba dari istri. Istri saya pun tidak keberatan.
Keputusan yang orang lain sebut salah. Keputusan yang orang-orang anggap egois semenjak istri saya konsumsi obat-obat selama masa kehamilan. Keputusan yang saya syukuri sampai hari ini. Saat melihat Fatim aktif, di usia 4-5 bulan sudah mengenal Ayah Bundanya. Dan sekarang, Fatim adalah putri kami yang sangat menggemaskan.
Soal Imunisasi Bayi Baru Lahir
Saya mungkin suami yang paranoid. Saya takut ini, saya takut itu. Mungkin wajar. Mungkin tidak. Kalau kamu anggap ‘ah biasa’ saja, itu hak semua orang. Proses yang panjang seperti kisah kami di atas, pengalaman pernah keguguran membuat saya lebih waspada.
Demikian pula ketika Fatim lahir dan saya mengekor di belakang perawat ke Ruang Kebidanan. Seusai azan di telinga kanannya, dan iqamah di telinga kirinya. Fatim dimasukkan ke dalam ruangan yang tidak boleh siapapun masuk selain bidan dan perawat yang bertugas.
Di sinilah letak keputusan penting soal tumbuh kembang anak itu dimulai. Dari keputusan seorang Ayah yang tidak mengerti apa-apa. Kamu bisa membaca terlebih dahulu Pengalaman Seorang Ayah Imunisasi Bayi Baru Lahir untuk mengetahui perasaan saya waktu itu.
Bidan yang bertugas bertanya, “Pak, apa anaknya kita imunisasi?”
“Imunisasi apa, Bu?” kening saya berkerut. Yang terlintas di benak saya adalah seorang bayi mendapatkan imunisasi kalau sudah pulang ke rumah, nanti di Posyandu.
“Imunisasi Hepatitis B, Pak. Bapak bisa tanya dulu sama Ibunya begitu siuman nanti. Imunisasi ini untuk kekebalan tubuh bayi baru lahir, diberikan di bawah 24 jam. Kita kan nggak tahu, Pak, virus atau kuman apa saja yang dibawa bayi baru lahir, dari ibunya, dari tangan perawat, dari alat-alat…,”
“Imunisasi saja, Bu,” putus saya.
“Apa nggak bertanya dulu sama istrinya, Pak?”
“Keputusan istri pasti sama dengan saya, Bu!” jawab saya mantap.
“Baik. Nanti tolong antarkan Buku Pink ya, Pak!”
“Siap, Bu!”
Tak lama saya mengantarkan Buku Pink ‘Buku Kesehatan Ibu dan Anak’ yang istri saya dapatkan dari Posyandu. Ketika sorenya – kurang lebih 6 jam bayi kami yang mungil di antar ke kamar rawat inap dari Ruang Kebidanan, saya melihat catatan penting 11/11/21 di salah satu kolom lembaran ‘Catatan Imunisasi Anak’.
Saya memang tidak tahu apa-apa. Saya anggap demikian karena ini bukan bidang saya tekuni dan pahami dengan baik. Namun, soal tumbuh kembang anak bukan tugas istri saja tetapi suami juga berperan sangat penting.
Tumbuh Kembang Putri Kami yang Menggemaskan
“Ayo, Ayah. Jangan malu-malu ajak anaknya bicara,” ujar istri saya saat Fatim masih di dalam kandungan.
Semula saya sangat malu sekali. Makin sering diminta, makin percaya diri saya menyapa. Pergi dan pulang kerja saya selalu menyapa calon bayi kami. “Ayah pergi kerja dulu ya, Dek,” atau “Ayah sudah pulang kerja, Dek,”
Di waktu lain, kami berbicara seolah-olah bayi kami sudah lahir. Tidak saja mengajak calon bayi bicara di dalam kandungan, saya sering mengaji sehabis magrib, meskipun cuma Surat Yasin saja. Istri saya sering memutar lagu-lagu Islami, lagu berbahasa Inggris dan lagu anak-anak di waktu tertentu.
Sejak di dalam kandungan, Fatim sudah merespon tiap ada suara. Bahkan, suara sepeda motor yang baru saja saya parkir di halaman depan sudah ditandainya. Kata Bundanya, calon bayi kami langsung bergerak-gerak mendengar Ayahnya pulang meskipun belum disapa.
Saya memang tidak mengerti teori tumbuh kembang anak mulai dari dalam kandungan sampai ia lahir. Istri saya selalu berujar, “Anak diajak bicara mulai dari dalam perut agar terbiasa mendengar suara, contohnya kalau ia mendengar suara Ayahnya, begitu lahir ia sudah terbiasa dengan suara itu!”
Saya akui, Fatim kini sama sekali tidak bisa mendengar suara Ayahnya, karena ia tahu siapa pemilik suara itu!
Tumbuh kembang yang baik dari seorang anak adalah kita orang tua sebagai pemantiknya. Saya melihat Fatim seperti mengetahui lagu yang baru ia dengar, yang tak lain sering Bundanya putar semasa ia masih di dalam kandungan.
Fatim akan memberikan respon mendengar suara Upin dan Ipin karena Bundanya adalah penggemar berat – sejak waktu tak tentu sampai mengandung pun itulah tontonannya. Ia juga akan memberikan reaksi dengan mengerutkan kening ketika mendengar dialog Korea, karena Bunda dan Ayahnya sering menonton Korea saat ia masih di dalam kandungan.
Putri kami cepat merespon banyak hal karena sering diajak bicara!
Kami tidak peduli ia paham atau tidak. Yang paling penting adalah berbicara dengannya setiap saat dengan bahasa baku. Istri saya sering memarahi kalau saya melafalkan kalimat cadel. “Ajarin anak dengan kata-kata baku, biar anak mencerna sendiri. Anak dalam proses meniru lho Ayah, kalau Ayah bicaranya cadel nanti anaknya ikut-ikutan cadel!”
Mulai dari situ, saya tak pernah lagi bicara dibuat-buat kalau bicara dengan Fatim. Saya bicara seperti saat bercakap-cakap dengan orang lain. Fatim di usianya 7 bulan lebih kurang sudah sangat fasih memanggil, “Ayah!”
Bundanya tentu sedikit kecewa karena di usia Fatim sekarang, yaitu 8 bulan, ia baru bisa menyebut, “Nda,” saja. Bahkan, Fatim lebih sering berteriak “Nggak” kalau ada orang yang belum dikenalnya ingin mengendong atau saat dipakaikan baju setelah mandi.
Saya tahu, cukup berat menjadi orang tua namun kami tidak pernah menyerah!
“Berkomunikasi dengan bayi juga bermanfaat untuk mengasah kemampuan berbicaranya. Hal ini karena bayi belajar berbicara dengan meniru suara yang didengarnya dan memperhatikan gerak bibir ibunya.” dr. Meva Nareza dikutip dari Alodokter.
Saya mengutip resensi buku ‘Speech Delay dan Tumbuh Kembang Anak’ yang diterbitkan oleh Quantum King Sulaiman, dari generos.id, “…sejak anak lahir, anak harus terus aktif diajak bicara. Bicara apa saja boleh kok! Mulai dari mengajaknya bicara tentang kegiatan sehari-hari kita sebagai orang tua, rencana kita sebagai orang tua pada hari itu, dan apa yang akan kita lakukan sebagai orang tua padanya. Ceritakan apa saja yang ada di sekeliling kita. Semakin banyak diajak bicara, anak dengan sendirinya akan memperbaharui perbendaharaan kosakata yang dikuasainya seiring berjalannya waktu…”
Putri kami tumbuh kembang dengan baik. Itulah harapan dari orang tua, di manapun dan siapapun. Tumbuh kembang anak ada syaratnya yang ‘perempuan’ saja lebih paham. Saya kemudian memulai memahami dengan perlahan. Putri kami yang makin hari makin cantik tentu wajib datang ke Posyandu tiap bulan. Saya mengabaikan ‘omongan’ orang untuk tidak bawa bayi ke Posyandu. Nggak boleh imunisasi dengan berbagai alasan. Saya pura-pura tidak mendengar.
Putri kami di usianya 8 bulan ini tumbuh kembang sesuai harapan kami berdua. Semua catatan terlihat di Buku Pink tiap bulannya. Catatan imunisasi juga sudah hampir lengkap seperti BCG, Polio tetes 1, DPT-HB-Hib 1, Polio tetes 2, DPT-HB-Hib 1, Polio tetes 3, DPT-HB-Hib 3, Polio tetes 4, Polio Suntik (IPV), dan sisanya di bulan berikutnya.
Pasang surut tumbuh kembang anak memang pernah terjadi. Fatim juga sering tidak mau diajak bicara. Ia juga kerap tidak mau makan seperti saat baru tumbuh gigi kini. Semua proses normal dan wajar yang membuat kami berdua harus sabar meskipun lelah.
Itulah orang tua dalam cinta dan dahaga memberikan suka kepada anaknya!
Ninabobo Bersama Lagu-lagu
Fatim sekarang tidak mau tidur sebelum mendengar If you’re happy and you know it clap your hands yang diikuti lagu populer anak-anak seperti lirik ini,
Twinkle, twinkle, little star
How I wonder what you are
Up above the world so high
Like a diamond in the sky
Lagu-lagu anak berbahasa Inggris ini saya tonton di kanal Eli Kids – Cartoons & Songs yang sudah ditonton lebih dari 92 Juta kali. Mungkin, kamu bisa mencoba meninabobo anak dengan cara ini agar mudah terlelap.
Biasanya, sebelum menyetal lagu Twinkle dari smartphone. Saya akan membawa Fatim jalan-jalan di sekitaran rumah kami. Saya gendong dengan senyaman mungkin tetapi kalau ia tidak mau tetap saja ‘ogah’ untuk tidur sebelum mendengar lagu kesukaannya itu.
Saya pernah berjalan hampir sepanjang lorong rumah kami tetapi Fatim juga belum mau tidur. Ia terus mengeluh dalam bahasanya sendiri. Sesekali suara mungilnya terdengar memanggil, “Ayah,” atau dengan suara lantang menyerukan, “Nggak!”
Nggak adalah tanda Fatim tidak nyaman dengan kemauan orang dewasa. Meskipun saya bolak-balik di pinggir jalan dengan angin sepoi-sepoi maupun panas di bawah payung, ia tetap tidak mau tidur.
Begitu intro Twinkle ia dengar, ia bahkan bisa langsung tertidur. Saya berkata kepada istri, “Segitu paham ya Fatim pada suara dan celoteh di sekitar,”
Kalau Fatim sudah terlelap, jangan coba-coba bersuara di dekatnya. Ia akan langsung membuka mata dengan marah sambil mengeluarkan jurus andalan, “Yah,” atau “Nggak,” namun kalau tidurnya nyenyak, ia bisa langsung meminta “Mam,” yang tidak boleh ditunda-tunda!
Saya kemudian berpikir, tidak perlu teori ini dan itu dalam memantau tumbuh kembang anak kalau kita sebagai orang tua belum siap. Tiap anak punya masa, cara dan seakan tahu kemampuan orang tuanya. Tumbuh kembang Fatim berjalan sesuai kemampuan kami sebagai orang tuanya; secara moril maupun materil.
Rahasia Tumbuh Kembang Anak dari Kami
Saya tahu, tumbuh kembang anak tidak lantas karena orang tua aktif mengajaknya bicara sehingga cepat menyimpan banyak kata. Faktor lain adalah asupan gizi yang mencukupi agar perkembangan otaknya lebih baik.
Istri saya selalu meramu banyak menu dalam suatu waktu. Fatim memiliki banyak alternatif tiap hari. Bundanya disela kesibukan kerja, masih sempat menyiapkan sarapan, makan siang dan makan malam (sore) untuk putri kami.
Mungkin, ini adalah ‘sepele’ sekali karena bayi masih bisa dikasih makanan kemasan yang praktis. Boleh-boleh saja. Semua orang tua berhak memutuskan pilihan kepada apa. Namun, kami memilih jalan susah karena putri kami membutuhkan yang terbaik dalam hidupnya.
Perkembangan otak tak lain hal utama dalam teori tumbuh kembang. Asupan gizi yang kurang membuat otak tidak mudah mencerna hal-hal baru, apalagi untuk berbicara seperti yang kita ingin dengar selama ini. Bunda Fatim menyiapkan menu harian seperti ini, dan juga menu lain.
Orang tua akan sangat terenyuh dan terharu manakala anaknya berujar, “Mam!”
Kami pun demikian. Saat Fatim berujar ‘mam’ saya sangatlah bahagia. ‘Mam’ beberapa waktu lalu mungkin bagian dari kosakata yang sudah tersimpan di dalam memorinya. Namun, ‘Mam’ yang sekarang adalah waktunya untuk ia makan.
Kenapa ‘Mam’ sekarang adalah waktu makan?
Fatim sering sekali mendengar ‘Mam’ dari Bundanya, Neneknya, kakak-kakak sepupu yang tiap saat di rumah kami, orang-orang lain di sekitar kami, dan tentu saja Ayahnya. Begitu kami sodorkan sesendok nasi tim dan berujar, “Mam,” Fatim akan merespon bahwa itu adalah makanan. Namun, kalau Bundanya berujar, “Num,” Fatim juga akan memberikan respon berbeda karena ia tahu itu adalah minuman.
Jadinya, ketika kami mendengar Fatim berujar ‘Mam’ atau ‘Num’ maka saat itu adalah waktu memberikannya makan siang atau cemilan, atau air putih. Karena Fatim akan berujar ‘Nen’ saat meminta ASI dari Bundanya!
Adalah bahagia ketika Fatim menghabiskan 3-4 sendok makan siang nasi tim yang diracik oleh Bundanya. Ekspresinya akan beragam mendapati mangkuk makan miliknya kosong dan sendok tidak ada lagi sisa makanan. Namun, sekali lagi, ia paham kalau makan siang hari itu telah habis sehingga tak lagi mengeluarkan kata ‘Mam’ karena perutnya sudah kenyang.
Istri saya melarang anak makan sambil tiduran dengan alasan tidak bisa membedakan apakah sudah kenyang atau belum. Dengan posisi duduk, anak akan berhenti makan saat perutnya sudah kenyang bukan diberikan terus sampai ‘kenyang’ menurut definisi orang dewasa.
Agar tumbuh kembang putri kami lebih baik dan mendapatkan asupan gizi maksimal, istri saya tidak lelah melakukan eksperimen menu makan harian Fatim. Nama juga bayi belum setahun, mood-nya tentu berubah-ubah. Menu yang sama belum tentu ia mau makan dalam 3 hari ke depan. Maka, dengan bereksperimen menu-menu, Fatim mendapatkan hidangan ala chef dari Bundanya tiap hari.
Kamu yang penasaran menu apa saja yang mendukung tumbuh kembang putri kami, saya lampirkan beberapa resep yang mungkin bisa diapikasikan dalam keseharian.
Sebesar apapun perjuangan kita orang tua, tentu terbaik untuk anak!
Tumbuh kembang anak tidak bisa berdiri sendiri; misalnya hanya mengajaknya bicara tiap saat. Perkembangan dari dalam diri mereka karena kita memberikan yang terbaik mulai dari asupan gizi, perlakuan sehari-hari dan bagaimana menghargai dirinya dari bayi sampai dewasa kelak.
Inilah Tips Tumbuh Kembang Anak Agar Mudah Berbicara
Saya bukanlah pakar dari dunia anak-anak, saya cuma seorang guru jika di sekolah dan suami serta ayah manakala di rumah. Saya cuma tahu pasti bahwa, Fatim membutuhkan sandaran agar kuat menyongsong masa depan. Adalah kami sebagai orang tua mengayominya sampai ke kehidupan berikutnya.
Kami memang tidak menerapkan semua teori dari para ahli, karena belum tentu cocok untuk Fatim. Tetapi, saya berpikir, beberapa poin ini cocok untuk dijadikan pelajaran untuk adiknya Fatim, atau untuk kamu yang merasa kesulitan ‘berteman’ dengan anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Kita yang mengatur anak bukan orang tua yang mengikuti kemauan anak dalam hal apapun dari dalam kandungan sampai besar nanti.
Pola asuh yang benar dari kesadaran orang tua yaitu dari pembicaraan dalam rumah tangga tanpa melibatkan emosional di depan anak.
Orang tua wajib memiliki referensi dalam jumlah banyak baik dalam hal tumbuh kembang maupun informasi penting lain agar pertumbuhan anak mencapai puncak kejayaannya masing-masing.
Dalam mengajak bicara jangan pernah dibuat-buat gaya manja atau cadel karena anak adalah peniru terbaik yang sedang mencari panutan dalam hal apapun termasuk gaya bicara, bahasa maupun kemampuan verbal lainnya.
Ajak makan anak dengan cara santun, baik, dan ramah tanpa memaksa karena ini akan mempengaruhi tumbuh kembang di kemudian hari yang berpengaruh pada cepat atau lambat anak berbicara berdasarkan asupan gizi yang diberikan sejak dini.
Orang tua wajib mengatur pola hidup mulai dari jadwal tidur siang dan malam dengan dialog-dialog tak menggurui, meskipun anak masih bayi tetapi ia tetap paham maksud orang tuanya.
Rutin ke Posyandu untuk mengetahui tumbuh kembang anak adalah bagian penting dalam memenuhi asupan vitamin lahir dan batin, termasuk interaksi sosial di mana banyak percakapan di luar sana yang belum pernah didengarnya dari dalam rumah.
Speech delay seorang anak karena orang tua jarang mengajaknya bicara baik dari dalam kandungan sampai lahir. Orang tua wajib memiliki interaksi meskipun dialog pendek bersama anak, bukan untuk mengetahui suara orang tuanya saja tetapi bisa mengasah kemampuan bahasa anak itu sendiri.
Tumbuh kembang anak dipantau dari cara berbicara, merespon dan memberikan umpan balik kepada kita sebagai kawannya. Jika seorang anak kurang merespon gerakan maupun suara, orang tua patut mengecek tumbuh kembang anak jangan dibiarkan dengan alasan lebih 1 tahun usianya nanti pasti bisa berbicara.
Selalu berikan perhatian kepada anak sekecil apapun misalnya, “Ayah pergi kerja dulu ya, Dek!” karena bayi pun memiliki insting kuat mengenai orang tua dan orang terdekat dengannya.
Sering memutar lagu anak-anak agar tumbuh kembang bayi semakin pesat, makin sering ia mendengar makin banyak kata dan kalimat yang diserap, dan terbiasa dengan suara manusia. Lagu yang diputar tentu disesuaikan dengan anak, Twinkle mungkin salah satu karena hal ini kembali ke selera anak yang tidak bisa kita paksakan.
Salawat dan lagu-lagu Islami juga membantu tumbuh kembang anak karena ke depan ia akan berinteraksi dengan puji-pujian kepada Nabi dan juga kehidupan religius di lingkungan kita.
Sering memutar muratal atau lebih baik mengaji sendiri sehabis magrib atau di waktu senggang agar anak terbiasa dengan ayat Alquran yang tak lain mempengaruhi kehidupan beragama kelak dan terbiasa dengan bahasa berbeda dari orang bercakap-cakap.
Jangan pernah diamkan anak seorang diri tanpa ada interaksi fisik maupun percakapan karena anak yang sedang tumbuh kembang akan sibuk dengan dunianya sendiri, saat anak memulai dunia sendiri akan sulit sekali ia berinteraksi ketika sudah mengenal kawan.
Sabar adalah poin terakhir dalam melatih kosakata anak karena perbendaharaan kata yang diserap dan disimpan memorinya belum sebanyak yang kita inginkan.
Tumbuh kembang anak adalah kita pemilik gayungnya. Ke mana kita menuangkan air maka ke sana pula ia terhempas. Sebagai orang tua, sudah cukupkah kita menjaga tumbuh kembang anak agar sesuai harapan?
Sumber Bacaan
Alodokter – (https://www.alodokter.com/benarkah-bayi-belum-dapat-berkomunikasi)
Hellosehat – (https://hellosehat.com/parenting/anak-1-sampai-5-tahun/perkembangan-balita/perkembangan-bahasa-balita/)
Leave a Reply