Laptop Idaman Paling Murah untuk Pelajar dan Mahasiswa – “Apa sih yang kamu cari?” tanya Najwa Shihab kepada peraih medali emas pertama untuk Indonesia di Asian Games 2018, Defia Rosmaniar, “Prestasi!” begitu jawab dara Bogor itu dengan mantap. “Bukan bonus?” desak Najwa lagi. “Yang pertama prestasi, kedua bonus akan menyusul apabila berprestasi!”
Laptop Idaman Paling Murah untuk Pelajar dan Mahasiswa
Video hasil wawancara presenter yang terkenal sangat elegan dan ‘ganas’ di Indonesia ini membuat saya terharu. Di antara video wawancara atlet peraih medali emas lain, bincang dengan Defia benar-benar saya rekam dengan baik. Prestasi! Tentu sangat tidak mudah; di mana-mana demikian.
Pendapat Defia menjadi cambuk untuk saya sendiri dan membenarkan bahwa bonus akan datang dari hasil kerja keras. Defia telah merelakan masa kanak-kanak dan remajanya terenggut begitu saja untuk menggeluti taekwondo. Medali emas di Asian Games ke-18 di tahun 2018 tak lain anugerah untuknya.
Najwa kemudian ‘menyindir’ soal bonus yang akan didapatkan oleh Defia dan atlet lain. Defia terlihat hanya mengulurkan senyum dengan linangan airmata yang tidak bisa dicegah. Mungkin kamu tertinggal tayangan tersebut, bisa ke https://www.youtube.com/watch?v=KCi2b6BW6yo untuk menontonnya.
Prestasi. Simalakama saat menyebut bahkan menulis kata tersebut. Untuk para atlet yang telah meraih kesuksesan dan mendapatkan bonus tidak lantas bersenang-senang. Mereka akan mengejar prestasi lain di ajang olahraga lainnya. Lantas, bonus akan mengikuti karena saat meraih prestasi nama mereka akan dikenang.
Kita tidak mungkin lupa pada bidikan kamera media massa, cuitan di media sosial dan juga ‘promosi’ secara tidak sengaja dalam bentuk dukungan yang kemudian menjadi trending topic di Indonesia bahkan dunia. Mereka dikenal karena prestasi dan benar seperti kata Defia, bonus datang kemudian tanpa diminta.
Kita tinggalkan Defia dan para atlet peraih medali di Asian Games 2018. Kita bicara tentang kita. Prestasi apa yang bisa membanggakan. Tentu, berbeda-beda tetapi bisa membuat kita menjadi berarti setidaknya untuk diri sendiri. Saya tidak bisa berbicara soal bonus berupa materi namun soal prestasi mungkin bisa menjadi acuan beberapa penggalan ‘bonus’ ke depan.
ASUS Laptopku. |
Begitu terburu, saya membuka ZenBook Flip S yang sangat tipis itu di 29 Juni 2018. Saya merasa hampir sesak karena deadline lomba yang diikuti hampir tiba. Saya masih bingung mau memulai dari mana dan apa yang sebenarnya ingin saya tulis. Tetapi, saya ingin. Begitu menggebu. Begitu ditarik untuk terus dipaksa mengeluarkan kata-kata namun tak kunjung berbaris di layar notebook itu.
Saya termenung lama di depan notebook dengan layar sentuh dan dua fungsi ini; sebagai laptop dan tablet. Saya mencari celah dan tema yang mengandung keAcehan. Saya ingin berbicara tentang Aceh dari sudut olahraga, bukan selalu soal kontroversi atau halal dan haram.
Bidikan saya kemudian terangkum dalam Bunga Aceh; Engkau Harum di Angkat Besi Asian Games 2018. Tulisan ini yang mengantarkan ‘bonus’ untuk saya hadir ke Jakarta, tidak hanya berteriak di kursi penonton dalam Stadion Gelora Bung Karno saat Opening Ceremony Asian Games 2018, tetapi bersama pemenang Writingthon Asian Games saya menjadi ‘tamu’ negara yang menjadi mimpi terindah sepanjang perjalanan menulis.
Saya terharu. Itu sudah pasti. Saya mewakili Aceh untuk ‘diarak’ keliling Jakarta oleh Kementerian Teknologi dan Informatika (Kominfo) karena telah mempromosikan atau lebih tepatnya, mengabadikan pelaksanaan Asian Games 2018 di Indonesia. Gedung Arsip Nasional menjadi pijakan bertemu Menteri Rudiantara dalam balutan dinner yang istimewa.
Konser kecil bersama d’Masiv tak pernah dilupa di sisi pantai terindah Taman Impian Jaya Ancol. Taman Mini Indonesia Indah menjadi waktu bersenang-senang dan juga mencari tahu tentang teknologi informasi Indonesia di Museum Penerangan.
Malam Opening Ceremony Asian Games 2018 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta. |
Kita tahu, butuh waktu 56 tahun untuk Indonesia kembali menjadi tuan rumah dengan segala upaya dan keterbatasan. Tulisan saya yang telah dibukukan bersama 34 penulis lain oleh Kominfo dan Bitread Publishing akan menjadi saksi sejarah sampai berabad lamanya. Sebuah kehormatan karena belum tentu catatan sejarah model begini akan terulang kembali.
ZenBook Flip S menjadi ‘sahabat’ yang sebenarnya harus saya ucapkan terima kasih. Keyboard-nya yang lembut, layarnya yang bening dan kecepatan kinerjanya dalam persekian detik, bisa membuat saya menangis saat melihat tarian pembuka, Tari Ratoh Jaroe, yang ditarikan oleh 1.500 pelajar di depan jutaan mata malam itu, 18 Agustus 2018.
Kata-kata yang mengalir di notebook terbaik dari ASUS tahun 2017 ini tidak bisa saya bendung karena saya bisa mencapai titik di mana menjadi impian banyak orang. Tulisan yang telah jadi dan tersimpan dengan baik di dalam notebook yang dilengkapi dengan ASUS Pen ini, tidak hanya istimewa tetapi jauh lebih prestisius dari itu. Saya sempat berujar kepada diri sendiri, “Ini pemerintah yang buat, lho!”
Lahirnya tulisan tentang gadis Aceh itu karena jari saya tidak bisa lepas di atas keyboard yang akan menyala saat ditekan FN+F4. Warna yang dipancarkan tidak hanya menambah mood saya untuk menulis bagian penutup yang lebih memukau, juga memudahkan pengetikan dalam remang cahaya lepas subuh. Di paragraf tertentu, kadangkala saya bimbang mau menulis dari sudut pandang yang bagaimana, di saat itu pula musik yang keluar dari headset sangat indah sekali berkat harman/karbon di notebook ini. Alunan musik menguatkan saya untuk menutup tulisan dan mengirimkannya dengan segera.
Kini, saya ikut berbangga bahwa ZenBook Flip S tidak hanya sebagai notebook dengan serpihan emas di sisinya, tetapi membuat saya meraih ‘prestasi’ seperti yang disebut Defia. Bagi saya, capain ini tak lain sebuah prestasi yang lebih berharga karena blogger telah memiliki tempat tersendiri di hati pemerintah. Saat melihat sampul buku dengan logo Kominfo, saya tidak hanya merinding namun merasa telah sangat dihargai sebagai seorang penulis.
Notebook ASUS ZenBook Flip S mempunyai andil besar dalam diri saya? Jika tentang itu, tidak perlu ditanya lagi. Kemenangan saya dalam lomba menulis tentang Asian Gaems di Indonesia karena andil notebook ini. Mungkin ‘menang’ lomba itu hal biasa bagi blogger kelas atas tetapi kemenangan kali ini memiliki makna tersendiri. Belum lagi jika menyebut beberapa prestasi lain yang saya raih karena ketukan kata demi kata di atas keyboard responsif ini.
Tidak cukup rasanya apabila belum menyebut keseharian saya yang ditemani oleh ZenBook Flip S. Buka dan lipat menjadi tablet telah menjadi keharusan saya sehari-hari. Berdiri di depan siswa di dalam laboratorium komputer membuat saya ingin tampil beda dari guru lain, dan juga ingin menyuguhkan peran teknologi selama pembelajaran berlangsung. Maka, materi ajar biasanya saya simpan dalam bentuk slideshow yang akan ditampilan melalui projektor.
Kseharian saya sebagai guru di dalam laboratorium komputer. |
Praktis dan simpel karena notebook yang didukung oleh Windows 10 ini berubah menjadi komputer tablet dengan sekali lipatan. Saya tidak perlu kesusahan lagi membaca bahan ajar karena bukan laptop yang dipegang melainkan tablet. Saya juga mudah mengedit slideshow, memindahkan slide, maupun memutar video yang berkenaan dengan pelajaran hari itu. Sebenarnya, tidak berniat untuk pamer ke siswa namun wajib saya beritahu bahwa pengembangan teknologi makin hari mengalami perubahan yang cukup signifikan.
Sama halnya saat menghasilkan karya tulis yang dibaca banyak orang, di dalam kelas fungsi ZenBook Flip S juga tidak bisa diubah menjadi apapun. Saya terbantu, tentu saja. Bukan karena saya seorang guru muda tetapi karena saya mencintai teknologi termasuk mengajar dengan menggunakan keunggulan teknologi.
Saya pun berpikir bahwa siswa-siswa ini ke depan tidak bisa tidak akan berhadapan dengan teknologi. Selain mengajar, saya juga mengenalkan bahwa teknologi yang berubah saat ini adalah demikian; notebook berubah fungsi jadi tablet atau notebook yang super tipis maupun layar yang bisa disentuh.
ZenBook Flip S menemani saya dalam mengajar. |
Bagian menarik lain, ZenBook Flip S yang ditopang dengan Intel Core-i7 berjalan sangat kencang sekali bersama RAM sebesar 16 GB. Saya begitu terbantu untuk terus konek ke internet karena baterai notebook ini mampu bertahan sampai 11 jam. Seharian, baik penggunaan di dalam kelas maupun menulis lepas siang, saya hanya butuh sekali mengisi daya sampai penuh dalam waktu cepat pula.
Sebagai seorang pengejar deadline menulis, sebagai seorang guru yang di pagi selalu terburu-buru, saya benar-benar sangat terbantu dengan menggenggam notebook 13,3 inci ini. Bodi imut miliknya, warna biru yang mewah, membuat saya terkagum telah bersamanya hampir satu tahun ini.
Namanya Elvitiana Rosa, besar keinginannya bisa menulis di kemudian hari. |
ASUS VivoBook Flip TP410 Jadi Laptopku di 2018
Bagian terpenting saat ini adalah ketika ingin memiliki laptop bagus di era serba teknologi. ASUS kemudian hadirkan VivoBook Flip TP410 dengan tiga pilihan yaitu sebuah kebutuhan dan budget calon pengguna. Hal ini tentu penting sekali. Saat siswa-siswa tanya bahkan guru di sekolah, “Laptop apa yang bagus?” saya balik bertanya, “ Berapa budget untuk beli laptop?” karena ‘bagus’ itu relatif dan saya bisa menyebut angka puluhan juta yang membuat mereka tercengang. Namun, begitu mereka menyebut budget maka laptop tipe ini akan saya rekomendasikan.
Laptop ASUS menjadi rekomendasi utama dan mereka percaya karena melihat saya menggunakan ASUS. Saat ASUS melahirkan VivoBook Flip TP410 dengan tiga pilihan saya pun ikut senang. Pilihan pertama dengan harga Rp 9.099.000 untuk prosesor core-i5-7200U dengan RAM 8 GB dan memori 1 TB.
Pilihan kedua dengan harga Rp 7.099.000 untuk prosesor core-i3-7100U dengan RAM 4 GB dan memori 1 TB. Pilihan ketiga dengan harga Rp 6.899.000 untuk prosesor core-i3-7100U dengan RAM 4 GB dan memori 500 GB. Ketiga laptop ini telah menggunakan Windows 10 original jadi dapat dipastikan nyaman dan aman.
Kita mudah untuk memilih sesuai budget yang mana sangat sensitif sekali. Bagaimana dengan keunggulan dari VivoBook Flip TP410? Meski memilih pilihan ketiga namun soal ketahanan dan juga komputasi tidak bisa diragukan. ASUS membenamkan banyak sekali keunggulan yang patut dicatat sebelum memilih.
VivoBook Flip TP410 terbuat dari bahan aluminium yang solid dan memiliki warna yang elegan. Dengan tebal 1,92 mm dan berat 1,6 kg cukup membuatnya terlihat tipis dan high class. Layar 14 inci juga cukup baik untuk multimedia dan beragam aktivitas lain baik sebagai pekerja kantor maupun pekerja di luar ruangan.
ASUS menggunakan layar dengan sebutan NanoEdge yang mana meskipun tercatat 14 inci tetapi pada tampilannya sangat imut, ringan dan mudah dimasukkan ke dalam tas atau ransel dengan ukuran standar.
Layar imut ini berjenis Full HD dengan resolusi 1920×1080 piksel dengan teknologi wide-view sampai 178 derajat yang membuat warnanya tetap kontras dari berbagai sudut. Layar laptop ini dapat disentuh atau dibekali layar sentuh yang sangat responsif.
VivoBook Flip TP410 memiliki sidik jari di atas touchpad bagian kanan atas. Sidik jari ini akan memudahkan pengguna dalam membuka kunci layar dalam persekian detik, jadi tidak perlu ribet untuk memasukkan password.
Windows 10 original juga membuatnya memiliki nilai tambah di mana kita tidak akan disuguhkan keterangan ‘Windows palsu’ begitu update tertekan tanpa disengaja.
Meskipun menyasar kelas menengah namun VivoBook Flip TP410 bukanlah laptop yang ringkih maupun seadanya saja. ASUS memberikan suguhan yang benar-benar menarik dan membuatnya tampil mewah ibarat laptop mahal. Selain kegunaan konvensional yaitu laptop yang terbuka seperti biasa, VivoBook Flip TP410 juga dapat dialihfungsi menjadi tablet, media stand, maupun share view.
Saat menjadi tablet akan memudahkan kita membaca atau melakukan presentasi seperti yang sudah saya sebutkan. Saat menjadi share view akan banyak orang bisa melihat apa yang sedang kita presentasikan. Keempat variasi ini sangat membantu kita sebagai pekerja aktif yang membutuhkan laptop maupun tablet sekaligus.
Saya sudah sebut bahwa laptop ASUS akan mengeluarkan suara yang mengagumkan berkat cSonicMaster Technology. VivoBook Flip TP410 juga mendapatkan tempat yang sama di mana teknologi kelas atas dalam hal suara ini bisa membuat kamu betah mendengarkan lagu, menonton film maupun mengedit video.
Selain itu, untuk pengiriman data bisa mengandalkan Bluetooth 4.1 maupun Wi-Fi yang juga sangat kencang karena dual-band 802.11ac. Pengiriman data konvensional juga bisa dilakukan melalui USB 2.0, SD Card Reader dan juga HDMI di port yang tersedia.
Kenyamanan lain adalah papan ketik yang luas dan cahaya di keyboard yang membuatnya tampak indah. Kelembutan papan ketik dari ASUS sudah tidak diragukan lagi dan ini menjadi nilai tambah tersendiri di mana keseharian kita akan berhadapan dengan keyboard.
VivoBook Flip TP410 juga memiliki daya tahan yang lama berkat ASUS Battery Health Charging. Dengan teknologi ini baterai laptop akan dijaga dengan baik dalam skala penggunaan maupun pengisian daya.
ASUS benar-benar menghadirkan VivoBook Flip TP410 rasa kelas atas di mana selain layar sentuh juga ASUS Pen. Hal ini akan memudahkan kita dalam menggambar maupun saat presentasi. Kamu bisa cari tahu lebih banyak mengenai laptop VivoBook Flip TP410 di situs resmi ASUS Indonesia.
2018 Ganti Laptop ASUS, Kenapa Tidak?
Saya adalah pengguna laptop ASUS. Saya bangga dengan ini? Jelas sekali karena banyak karya yang lahir di laptop ASUS. Jika ada yang gemar ‘cuap-cuap’ di media sosial bahwa laptop ASUS cepat rusak, sulit perbaikan, layanan purna jual yang repot maupun tempat service yang tidak meladeni dengan baik, saya pikir itu tentatif.
Di sekolah, di depan siswa-siswa yang tentu saja masih ‘awam’ sekali soal perangkat teknologi antara software dan hardware, saya berujar, “Selama kalian tidak banting, laptop itu sulit sekali rusak!”
Bahwa, perangkat elektronik itu perlu dijaga bagian luarnya atau hardware karena butuh biaya banyak apabila terjadi kerusakan. Berbeda dengan kerusakan di bagian dalam atau software yang langsung ‘jadi’ kembali saat di-recovery atau instal ulang.
Kemudian, kata-kata saya menjadi catatan penting bagaimana sebuah laptop bisa rusak keyboard, tergores layar maupun motherboard bermasalah. Seringkali, saya berkata, air yang tumpah ke atas keyboard tak hanya merusak papan ketik itu tetapi juga motherboard – perangkat keras lain di dalamnya karena sifat air yang mudah masuk ke celah-celah.
Saat ini tiba, tidak akan mengenal merek semahal apapun. Laptop ASUS jika tidak dijaga dengan baik juga akan mengalami masalah serupa. Saya berpesan, “Jangan bohongi orang tua! Laptop jatuh katakan jatuh, laptop kena virus katakan demikian,” artinya untuk mudah cari solusi dan menipu orang tua sehingga orang tua berpikir bahwa merek laptop bermasalah padahal bisa saja anaknya sendiri telah menjatuhkan laptop tanpa disengaja.
Kita sendiri yang menjaga laptop agar selalu dalam kondisi baik. Meski demikian, sebagai produsen nomor 1 di Indonesia, ASUS secara terang-terangan menyebut bahwa pengujian terhadap laptop ASUS bukan sekali dua kali saja.
ASUS melakukan pengujian terhadap 11 jenis yaitu tes keyboard, tes abrasif, tes tekanan, tes kebisingan, tes engsel, tes getaran, tes goncangan, tes akselerasi tinggi, tes temperatur, tes pemelintiran, tes port dan tes jatuh. Semua tes ini dilakukan untuk menguji fisik atau bodi dari laptop yang akan dijual.
Saya percaya dengan tes karena selama pemakaian laptop ASUS belum berdampak terhadap kerusakan bodi. Tes engsel misalnya, ASUS melakukan 20.000 kali untuk mengukur kekuatan engsel. Saya tentu khawatir karena notebook yang saat ini dipegang adalah jenis dua fungsi dan saya menggunakannya terutama saat mengajar.
Warna dari laptop ASUS juga tidak mudah pudar karena tes abrasif yang memastikan bahwa meskipun digunakan dalam waktu lama, warna laptop tidak mudah memudar. Tes tekanan tinggi dilakukan pada layar karena setiap pengguna sangat khawatir layar dari laptop akan mudah retak atau goyah.
Apalagi – sekali lagi – bicara laptop yang bisa diputar menjadi tablet di mana layar menjadi lebih sensitif saat diputar namun ASUS memastikan bahwa hal itu sangat aman. Buka tutup laptop berkali-kali juga dilakukan untuk memastikan meskipun satu tangan saja digunakan masih relatif aman dalam membuka laptop.
Namanya Misri, yang ingin menjadi selebgram suatu saat nanti. |
Saya pikir, tidak ada alasan untuk berpaling dari laptop ASUS di tahun 2018. Banyak sekali alasan untuk memilih karena laptop ASUS unggul dalam hal audio maupun visual. ASUS Eye Care Technology memberikan standar tersendiri untuk membuat pengguna tidak mudah sakit mata meskipun berlama-lama di depan layar.
SonicMaster Premum Technology menjadi hal terpenting lain mengingat hampir semua orang pasti akan mengandalkan audio. Suara yang dihasilkan tidak hanya jernih namun memiliki penekanan tersendiri sehingga tidak suing seperti gregetan atau kesemutan. Bagi saya sebagai pecinta multimedia maka jenis audio dan visual dari laptop ASUS sangat menjanjikan kenyamanan.
Sering kesal karena daya tahan laptop begitu lemah? Saya tidak merasakannya lagi semenjak menggunakan ASUS karena daya tahan beterainya sangat bekerja dengan baik.
Tidak hanya tahan lama tetapi ASUS Fast Charging membentuk panorama yang indah di mana dalam 49 menit saja telah terisi sampai 60%. Ukuran ini sangat berguna sekali untuk seorang pekerja yang hanya mengandalkan komputer dalam keseharian. Di sisi lain, sidik jari menjadi perhatian khusus dari laptop ASUS di mana dalam persekian detik saja layar langsung terbuka.
Jika bicara soal tagar ganti-mengganti, sebaiknya kita ngomongin yang santai saja. Ganti laptop barangkali ucapan yang wajar sekali mengingat kebutuhan komputasi makin hari makin terang-benderang. Saya memang lebih banyak berinteraksi dengan siswa dari pagi sampai siang.
Interaksi yang kemudian saya bangun tidak hanya sebatas guru dengan siswa tetapi lebih dari itu. Saya tak segan untuk ‘memamerkan’ laptop ASUS saat mengajar atau di manapun saya berada di lingkungan sekolah. Karena saya user ASUS maka dengan mudah saya sebut, “Tipe laptop ASUS ini bisa kamu beli,” saat siswa bertanya laptop apa yang cocok untuk mereka.
Leave a Reply