Kampung Sampireun Garut – Jika suatu waktu ingin traveling tentu bukan ke pantai kau berlabuh atau ke gunung akan kau daki. Terkadang, kita ingin menapakkan langkah ke tempat beraroma rindu untuk kembali pada saat yang tak ditentukan.
Pengalaman ‘biasa’ tak mau diulang lagi karena memang kita sesekali ingin tampil beda. Ketika rumah yang berjarak cuma satu kilometer dengan lautan lepas, rencana bersantai di pantai akan segera diurungkan niatnya. Begitu ada ajakan ke gunung dengan landscape bertemu sunrise apabila bernasib baik, pasti akan ditolak manakala dalam keseharian kau bertanam kopi di lahan miring.
Angin semilir laut telah menjadi syair yang liriknya bisa terlupa begitu saja. Dinginnya kaki gunung tak hanya menyuburkan pokok kopi tetapi membuat hidung juga terasa lega. Tak mungkin kau akan berkelana ke tempat serupa, bukan?
Saya ingin bercerita tentang asa yang menggelora pada suatu kampung yang menawarkan rasa teramat dalam. Mungkin nanti, saya akan ke sana jika proses booking tempat berhasil sempurna. Bahkan, apabila tak ada lagi seat di tiap bungalow, saya rela berkelana sejenak di atas danau dengan kano terdayung pelan.
Ke Kampung Sampireun di Garut yang memesona raga dalam melankolis kata. Seseorang pernah berkata, kalau tempat wisata ini adalah cita rasa honeymoon yang kentara. Saya coba menyelam ke dalamnya – meski – hanya di dunia maya saja. Pada sebuah kampung yang terletak di Desa Ciparay, Garut, Jawa Barat.
Cakrawala di ujung senja mengucapkan salam…
Katanya, Kampung Sampireun adalah primadona dari Garut untuk mereka yang sedang bernostalgia dalam cinta, bahagia dimabuk cinta, atau kesendirian karena dibuat luka oleh cinta.
Memadu kasih di Kampung Sampireun – booking.com |
“…saat bersama di dalam saung yang mengapung di atas air, mungkin bahagia begitu menyesak sampai ke dada. Tamparan lampu dari bungalow di belakang, maupun di depan, dan mungkin di kiri dan kanan, menjadi kerlap-kerlip asmara yang sedang dipupuk manja. Tak ada yang lebih bahagia selain bertatap mata. Menanti menu spesial dari pelayan yang mengantarnya menggunakan kano di atas danau…”
Sesuai pesanan. Kita dijamu dengan istimewa oleh pelayan yang melintas di atas danau. Jika biasanya kita melihat mereka terbirit-birit, dari satu meja ke meja lain, di Kampung Sampireun, mereka akan bertemu satu sama lain di atas kano yang mengantarkan mereka ke unit-unit bungalow pribadi sesuai nomor yang tertera di pintunya.
Ada 46 bungalow yang terdiri dari tipe Kalapalua Suite, Kurtaji Suite, Waluran Suite, Manglayang Suite dan Deluxe Garden. Bungalow-bungalow ini dibangun di area seluas lebih kurang 3,6 hektar termasuk Situ Sampireun dengan tujuh mata air. Arsitek merancang bungalow dengan gaya Rumah Panggung Tatar Sunda Parahyangan. Ciri khas kedaerahan yang kental sekali membuat kita akan tahu lebih banyak tentang budaya Garut dan Jawa Barat pada umumnya.
‘Back to Nature’ menjadi tagline dari kampung dengan temperatur 12 derajat celcius sampai dengan 18 derajat celsius tiap waktunya. Ikon wisata Garut yang mulai beroperasi sejak Januari 1999 ini sejatinya pusat kehidupan masyarakat sekitar. Di mana, sumber air dari danau digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti persawahan dan pemandian umum.
Kano atau sampan didayung dengan pelan karena di dasar danau adalah ikan-ikan sedang berpesta menyambut kemeriahan siang dan malam. Ikan-ikan besar itu bagai bodyguard yang mengekor ke mana kano berlabuh. Sampai ke bungalow, kano berhenti dan memberikan pesanan kepada ‘pemilik’ bungalow, ikan-ikan itu terus menari dari dasar ke permukaan.
Jika beruntung pula, sesuai pesanan lagi, kano yang akan mengantarkan menu pesanan kita atau apapun yang kita pesan itu akan menyertakan live music tradisional Sunda seperti seruling atau lainnya.
Kano yang mengantarkan pesanan – booking.com |
Tiap kita mau ke bungalow lain, atau ke resepsionis, tak ada jalan selain menyeberangi danau dengan kano pribadi. Kita bisa ke Seruling Bambu Restaurant, Amantie Restaurant, Warung Kopi, Meeting Room, maupun Taman Sanghyang Dayu yang di sana biasa ada Dinner Party, terdapat juga kolam renang, Taman Sari Royal Heritage Spa dan juga tempat bermain anak-anak, Children Playground.
Jika tidak bisa mendayung kano sendirian, kita bisa meminta ‘nahkoda’ ke resepsionis yang akan membawa kita sampai ke tujuan. Riak air di danau yang tenang menciptakan harmoni yang menyejukkan rasa sehingga makin bertambah cinta kepada pasangan kita.
Tentu saja, kita sangat ingin menikmati pemandangan di Kampung Sampireun dari kano di tengah-tengah danau. Bungalow-bungalow yang dibangun seperti rumah sederhana itu beberapa ada yang mirip, sesuai tipe bungalow yang dibangun 1.000 meter di atas permukaan laut. Udara yang sejuk tidak hanya datang dari dasar danau tetapi dari pengunungan yang berada tak jauh dari bungalow yang akan kita singgahi.
Landscape Kampung Sampireun – booking.com |
Kamar yang unik – helenysm.com |
Kano pribadi di depan bungalow – booking.com |
Senja dari Kampung Sampireun – booking.com |
Kolam renang yang sangat menggoda – booking.com |
Suasana kampung yang asri – booking.com |
Ikan-ikan di bawah kano yang didayung melintasi danau – booking.com |
Kesenian tradisional di Kampung Sampireun – booking.com |
Tak hanya wanita yang menyinden, anak-anak muda dengan baju ‘kabayan’ menabuhkan gendang dalam tiga ukuran; besar, sedang dan kecil sesuai nada yang dimainkan. Paket lengkap saat kau menginjakkan langkah di Kampung Sampireun.
Pentas seni Calung – kesenian tradisional – akan dipentaskan setiap sore di deck utama danau. Kita bisa menikmatinya dengan senang sambil menikmati hidangan yang telah dipesan.
Suasana alam yang identik dengan Jawa Barat, pengununan yang sejuk, danau yang tenang, wisata kuliner yang benar-benar alami, serta berbagai jenis kesenian yang menjamu ‘tamu’ dengan indahnya sebelum mimpi indah dari kamar di dalam bungalow yang tak kalah indahnya.
Kesenian tradisional yang wajib dinikmati – booking.com |
Mungkin kita terlupa untuk kembali pulang. Mungkin kita juga ingin balik lagi suatu saat nanti. Ketenangan diri seperti yang diinginkan saat liburan tiba adalah hal yang wajib di Kampung Sampireun. Memadu kasih dalam bahagia juga tak lagi terdefinisi dalam tiap bungalow dengan lampu temaram di malam hari. Naik kano berdua seolah-olah jatuh ke danau adalah mandi madu untuk membalut bahagia lebih erat lagi.
Sejuk alamnya karena kita ingin rasakan. Pengenalan adat dan budayanya, karena kita butuh tahu. Lezat makanannya karena kita ingin rasa meski kembali kepada selera. Kedai – warung kopi – yang terbuat dari anyaman bambu mengubah suasana kantuk menjadi terjaga saat secangkir kopi diteguk sekecap saja.
Hidup dalam kesederhaan yang diajarkan di Kampung Sampireun. Sederhana dalam bersikap dan bertingkah laku. Sederhana dalam bertutur sapa. Sederhana dalam mengatur kehidupan lebih baik maupun kepingan tempat yang di mana-mana sangat bersih dan asri.
Tak akan kau temui makanan ringan ‘mahal’ dari warung kopi dengan anyaman bambu itu. Semuanya dibalut dalam kesederhanan yang mengajarkan kita soal hemat selama musim liburan.
Ngopi dulu! – booking.com |
Menu yang mengundang selera makan – booking.com |
Cemilan dan kopi jahe – booking.com |
Kau tahu hal apa yang paling menyenangkan saat berlibur? Adalah bersenang-senang dan menikmati waktu bersama orang terkasih atau benar-benar me time. Senandung alam yang berbeda; jauh dari ombak, dan gunung tinggi. Rileksasi yang hadir malah melebihi ekspektasi kita terhadap kemelut jiwa yang tak mungkin pudar.
Waktu yang diberikan untuk sendiri di Kampung Sampireun dengan menikmati hari adalah halusinasi yang menjadi kenyataan. Jangan pernah lupa bahwa sejatinya kita membutuhkan waktu yang demikian. Ingat juga bahwa ketika liburan semua yang ditinggalkan adalah fana.
Kita menikmati aroma dan rasa dalam senang-senang. Kita memadu kasih dalam bahagia. Kita membentuk gelak tawa karena memang kita ingin.
Main congklak, misalnya, telah lama kita tinggal karena gadget membawa pengaruh besar dalam kehidupan. Di tengah alam yang sejuk demikian, kita simpan smartphone maupun notebook lalu kembali ke congklak yang siapa kalah kena hukuman.
Permainan yang sejatinya juga membutuhkan nalar, strategi dan sikap tenang agar tidak mudah kalah. Kita mengulang masa-masa kecil dulu di mana jauh dari perkembangan teknologi yang carut-marut. Tiap bungalow menyimpan congklak yang bisa kita mainkan bersama pasangan maupun keluarga saat berlibur bersama mereka.
Ulang masa-masa lalu yang mungkin terlupa. Atur kembali memori agar tidak jadi kenangan pilu. Kampung Sampireun ‘mengajarkan’ suatu hal kepada kita bahwa nggak selamanya hidup dalam dunia digital itu istimewa, dan mari kembali ke masa lalu.
Memang bukan untuk mengulang kisah pahit, kita hanya nostalgia saja ditemani kuliner khas dari Garut di kala pagi atau sore hari. Riak air yang mengalir dari danau akan menjadi backsound terindah selama kita menarikan jemari di atas congklak.
Main congklak dulu – helenysm.com |
Sebagai pelengkap cerita dari Kampung Sampireun adalah memberi umpan ikan di teras bungalow. Sungguh rasa yang tak mungkin bisa dijabarkan begitu saja. Ikan-ikan yang berebut makan memiliki alur tersendiri dalam mengundang tawa dan decak kagum.
Bagaimana mungkin dengan segengam pakan kita lemparkan ke dalam danau, bisa membuat ikan-ikan gemuk itu kenyang sementara mereka berebut makan bersama yang lain. Begitulah keajaiban yang tak mungkin bisa kita jabarkan.
Di mana-mana, suasana memberi makan ikan menjadi suatu kenikmatan tersendiri. Ikan-ikan yang mengelilingi tumpukan makanan di atas permukaan, dengan mulut komat-kamit, adalah pemandangan lumrah namun mengasyikkan. Pakan ikan tak lain menu penutup dari serangkaian keindahan selama di Kampung Sampireun, Garut.
Beri makan ikan dulu – helenysm.com |
Mungkin, dengan itu, saya akan segera menyusul ‘doa’ kau panjatkan ke Kampung Sampireun di Jl. Raya Samarang, Kamojang KM 4 Kecamatan Samarang, Garut, Jawa Barat.
Amin!
Itu saja. Semoga rindu berpihak kepada kita yang memadunya ke arah bahagia!
Leave a Reply