Investasiku Tempat Saham Paling Aman Jauh Tipu Muslihat – Begitu banyak orang memiliki investasi sampai miliaran rupiah, saya pun ikut tergiur. Bagaimana tidak? Investasi benar-benar menghadirkan masa depan cerah tanpa terkecuali, misalnya emas. Saat dunia tidak kondusif seperti invasi Rusia ke Ukraina belum lama ini yang mengakibatkan harga emas naik.
Sebelum saya rekomendasikan investasi yang tepat, saya mau cerita sedikit soal ‘ingin’ berinvestasi tetapi dicemooh orang lain.
Daftar Isi
Orang Main ‘Saham’ yang Sombong
Di warung kopi yang ramai asap rokok sebelum pandemi, tepatnya di pertengahan 2019. Saya menanti seorang teman yang katanya mau ikut nongkrong. Saya mencolek beberapa kali di WhatsApp, katanya masih dijalan. Namun sudah hampir setengah jam lebih, sosok berewokan yang tampan itu tak juga datang.
Mata birunya baru nongol lima menit hampir 1 jam saya menunggu. “Maaf, Bang, terjadi kemacetan,” seringainya seolah sedang berada di Jakarta. Tangannya yang hangat menyalami saya, sekadar melepas kangen.
Kopi di pesan, cemilan datang. Saya dan Putra, panggilan pria yang pahanya telihat padat karena hobi sepakbola itu mulai basa-basi. Padahal nggak perlu.
“Aku sedang main investasi, Bang,” ujarnya sambil lalu. “Hitung-hitung buat masa depan cerah bersama anak istri,”
“Sombong amat kamu, istri saja belum ketemu bagaimana dengan anak,”
“Nah ini yang salah. Bicara investasi itu masa depan, Bang. Jadi sekarang nyicil dulu buat masa depan itu, kalau nggak bakalan rugi bandar saat anak sekolah misalnya,”
“Baiklah. Kamu investasi apa? Emas? Rumah? Tanah? Atau jangan-jangan saham?”
“Ini yang aku suka,” Putra seperti antusias. “Katakanlah ini saham, Bang. Aku tanam modal di perusahaan kredibel, lalu kami dapat untung kalau modal ini dipinjam oleh orang lain,”
“Perputaran uang tepatnya?”
“Bukanlah, Bang!” Putra ngotot. “Kami tanam modal nanti dapat bunga, begitulah kira-kira.”
Saya sedikit memikirkan soal ‘ini’ yang tentu bingung.
“Investasi ini sebuah perkumpulan yang keren banget sih, kita daftar jadi anggota, bayar iuaran bulanan terus dapat keuntungan kalau tanam modal. Kalau misalnya aku dapat menarik Abang daftar juga, aku bisa dapat bonus, begitu terus sampai banyak anggotanya,”
“Itu MLM mungkin,”
“Bukan, Bang,”
“Keuntungannya jelas, dana kita juga aman,”
Putra terus meyakinkanku dengan pongahnya. “Aku sudah tanam modal Rp5 jutaan, ini mau aku tambah lagi, Bang. Makin banyak anggota dibawah namaku, makin besar pula bagi hasilnya,”
Saya mengerutkan kening. Yakin dan tidak yakin. Waktu itu saya belum kenal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mengawasi lembaga simpan pinjam, maupun lembaga keuangan lain seperti ‘perusahaan’ yang Putra banggakan itu.
Temu kangen saya dengan Putra berakhir di senja itu. Putra bergegas kembali ke kantor untuk fingerprint, saya menanti cakrawala sebentar lagi.
Saat saya berdiri dari kursi plastik merah di warung kopi yang sudah sesak anak muda itu, saya dipanggil oleh seseorang yang berlagak selalu tampan, tetapi saya memanggilnya Maimumah.
“Halo, Bang,” sapa saya kemudian.
“Sombong kali kau, Dek?” Maimunah mulai mengganggu saya.
“Nggak mungkin kita peluk cium di depan umum, kan, Bang?” tanya saya cuek.
“Boleh. Sini Abang peluk tubuhmu yang harum,”
Saya terkekeh.
“Duduklah sini sebentar sama Abang kau,”
Saya menautkan alis. Duduk di depannya yang memasang muka manis. Kalau berjalan, Maimumah seperti perempuan cantik dengan pantatnya naik ke atas. Itulah alasan saya memanggilnya nama itu, padahal namanya Maimuzar.
“Eh, Dek,” panggil Maimunah. “Kau kan masih guru honorer, jangan ikut-ikutan kawan kau tadi itu,”
“Ikutan apa, Bang?” tanya saya pura-pura lupa.
“Ikut investasilah!” judes perangai Maimumah seperti biasa.
“Kenapa memangnya, Bang?”
“Kau tak akan sanggup, Dek,” ucapnya dengan antusias menurut definisinya sendiri. Maimunah memang tahu kalau saya masih berstatus guru honorer – yang dipandang rendah oleh banyak orang.
“Abang tahu perusahaan investasi yang kami bicarakan tadi?”
“Tahulah!”
“Abang kayak kucing saja, suka nguping,”
“Biar begini, Abang sudah Rp60 juta investasi di sana. Siap-siap tahun depan Abang klakson kau dengan Pajero!”
“Boleh, Bang. Aku ikutan dibawa jalan-jalan juga,”
“Jangan harap ya, Dek!”
“Jadi, kenapa aku nggak boleh, Bang?”
“Di HP itu, kau kerja keras,” kata Maimunah penuh semangat. “Bagaimana kau yakinkan orang lain untuk masuk, kau sendiri saja nggak bisa investasi dalam jumlah banyak,”
“Artinya harus balap-balapan modal ya, Bang?”
“No!”
Aku mengerutkkan kening. Jadi?
“Kayak Abang,” Maimumah menunjuk dirinya sendiri, jarinya seperti melentik, “Abang sudah besar investasinya, kalau ajak orang join mereka dapat keuntungan besar pula,”
“Aku kan bisa juga,”
“Jangan harap, Dek. Kalau kau cuma sanggup investasi sebulan cuma Rp150ribu, siap-siap kau gigit-gigit jari lihat bonusnya!”
Cemooh ke saya nggak sanggup berinvestasi berakhir saat azan magrib berkumandang. Perpisahan dengan Maimunah juga tiba.
Dan, Corona pun tiba beberapa bulan kemudian.
Perusahaan investasi yang dibanggakan Maimunah – juga Putra, karam bagai kapal Titanic di Samudera tak berpalung!
Pandemi meradang ke mana-mana. Saya pun lupa soal percakapan dengan dua pria beda ketampanan itu.
Tak sengaja, saya bertemu Putra di masjid sore hari pada pertengahan Desember 2020. Detik-detik orang-orang masih memakai masker di mana-mana.
“Sedih aku, Bang,” ujar Putra tampak frustasi. “Benar kata Abang waktu itu. Investasi di HP tak jelas, modal kawin aku Rp30 juta raib. Kami disuruh tunggu atau ganti diganti dalam mata uang kripto!”
“Waduh!” saya ikutan terkejut. Kasihan lebih tepatnya. Putra yang saya kenal memiliki badan bagus, sekarang tampak kurus.
“Apa nggak ada yang bisa dihubungi dan bicara baik-baik?”
“Nggak ada, Bang!”
“Narahubung yang waktu itu?”
“Hilang ditelan Bumi!” nada suara Putra meninggi, “Rp30 juta itu bukan uang yang sedikit, Bang…,”
“Benar,” bagaimana dengan Rp60 juta itu? Oh, Maimunah apa kabar dirinya sekarang!
Saya cuma mampu memberi semangat kepada arah hidupnya yang patah. “Sabar ya, Putra!”
Sesabar itu memang kalau mau investasi, dan jeli!
Teliti Dulu Sebelum Memulai Investasi
Putra dan Maimunah membawa cerita yang cukup ‘mengerikan’ soal investasi selain emas. Sebagai pemula, tidak saja jenis investasi yang patut digarisbawahi tetapi juga lembaga yang memberikannya.
Putri Tanjung, dalam sebuah kesempatan memberikan catatan penting, “Investasi yang pelu dilakukan oleh milenial adalah memperluas networking, pengalaman, ilmu dan skill yang dikuasai,”
Investasi tidaklah ikut-ikutan kawan, atau mengajak kawan untuk menjadi ‘bawahan’ kita agar mendapatn bonus. Jika begini kondisinya jelaslah itu adalah bisnis Multi Level Marketing (MLM) yang berkedok investasi.
Investasi sejatinya dikendalikan oleh kita sendiri bukan perusahaan yang memegang kendali. Kita berhak mengetahui perusahaan yang cocok, kredibel dan juga telah diawasi oleh OJK untuk berinvestasi. Jika tidak yakin, kenapa nggak berinvestasi pada benda berharga saja?
Emas masih menjadi investasi terbaik meski harganya fluktuatif. Bisa dipastikan harga emas akan naik 5 tahun ke depan tetapi tidak segesit membeli saham ASUS misalnya. Tanah adalah investasi jangka panjang di suatu daerah yang sepi, nggak ada yang tebak 10 tahun ke depan akan ramai. Dan rumah adalah investasi masa depan untuk keluarga.
Kondisi ini jika kita memilih posisi aman. Namun investasi tidak sebatas 3 benda ini saja. Emas saat ini 1 gram hampir Rp1 jutaan, kurang dari itu beli emas bisa-bisa hilang saat menyimpannya. Semeter tanah di pusat kota kecil bisa Rp150 ribu, bahkan lebih. Kita harus membeli puluhan meter agar bisa membangun bangunan di sana. Sedangkan rumah, model perumahan rakyat saja uang muka sekitar Rp50 juta dan bulanan wajib bayar Rp2 jutaan.
Ini berat!
Maka, investasi yang aman tentu saja yang bisa dijangkau atau biaya yang murah tetapi bisa membalikkan modal awal lebih cepat. Pilih dulu lembaga yang benar-benar terpercaya agar tidak ditipu!
Kenapa Kita Butuh Investasi?
Pak Firman, dalam diskusi ringan Cerdas Berinvestasi persembahan Investasiku dan ISB pada Minggu, 13 Maret 2022, melalui Zoom Meeting menyebut 20 tahun lalu satu porsi mi ayam lezat bisa kita santap cuma Rp10.000 saja. Di tahun 2022 ini, mi serupa di tempat yang sama mungkin sudah dijual dengan harga Rp25.000 per porsi.
Begitulah perubahan dalam hidup. Di mana rata-rata orang memulai karir sejak usia 21 tahun dengan inflasi disesuaikan dengan tahun tersebut. Pandai menabung berarti bisa membeli atau menyicil rumah di usia 27 tahun, jika tidak atau hidup boros di usia 28 tahun belum tentu sudah menikah. Sebagian dari mereka yang sukses di usia 29 tahun sudah memiliki mobil, usia 33 tahun sudah mempunyai tabungan anak dan di usia 55 tahun pensiun dengan nyamannya.
Posisis nyaman dan aman itu berbeda kedudukan jika berbicara sama orang yang tidak memiliki investasi apa-apa. Pegawai pemerintah saja nggak cukup cuma mengandalkan dana pensiun jika tidak ada investasi. Misalnya untuk diwariskan ke anak-anak atau kebutuhan berobat.
Investasi itu benar-benar penting jika kita mengacu kepada biaya pendidikan. Masih dalam pemaparan Pak Firman di malam itu, biaya kuliah di kampus favorit (tidak saja swasta, negeri juga ada) adalah Rp80 juta – Rp100 juta di tahun 2022 untuk Fakultas Kedokteran atau jurusan lain yang setipe dengannya. Bayangkan. Di tahun 2032 biaya pendidikan bisa naik menjadi Rp250 juta.
Jika kita menabung atau investasi, jumlah yang segitu sebenarnya sama saja tetapi akan kesulitan jika harus mengumpulan di tahun yang sama. Nilai uang nggak berubah, cuma inflasi saja yang terus naik. Uang Rp5 juta hari ini, di 5 tahun ke depan bisa menjadi Rp7,6 juta, 10 tahun ke depan adalah Rp18,2 juta, dan 15 tahun setelah sekarang menjadi Rp28 juta.
“Pendapatan kamu jangan sampai tergerus inflasi!” quote yang menarik dari Pak Firman.
Benar saja. Kamu bisa bandingkan handphone Nokia 6600 di awal kemunculannya tahun 2006 adalah ponsel canggih yang dijual dengan harga Rp2 jutaan. Namun, ponsel ‘canggih’ sekelas iPhone 13 atau Galaxy S22 dijual di atas Rp15 jutaan. Padahal, jika gaya-gaya di tahun menurut ketiga ponsel ini diluncurkan, adalah serupa sesuai keadaan.
Soal harga? Adalah inflasi yang berbicara. Maka dari itu pentingnya kita berinvestasi. Baik itu deposito, obligasi, saham maupun reksadana.
Jenis Investasi Sesuai Kemampuan
Jangan pilih investasi yang besar jika kamu tidak sanggup. Jangan pula bermimpi menjadi investor jika belum memiliki pengalaman yang cukup baik. Jenis investasi yang sudah saya sebutkan menjadi prioritas untuk pemula maupun mereka yang sudah mahir.
Deposito
Deposito tak lain jenis simpanan yang penarikan atau pencairannya cuma bisa dilakukan dalam waktu yang sudah ditentukan dan memiliki syarat tertentu. Deposito hanya dapat dicairkan setelah jangkau waktu berakhir, apakah 10 tahun atau 20 tahun sesuai perjanjian. Deposito sendiri dapat dalam bentuk mata uang rupiah maupun mata uang asing yang diakui di Indonesia.
Dalam memilih deposito sebagai jenis investasi, kita harus yakin bahwa dana yang diinvestasikan khusus untuk ini. Pihak bank tidak akan mencairkan dana deposito apapun alasannya sebelum masa waktu. Jadi, sebelum memilih jenis investasi ini dipikirkan matang-matang terutama kebutuhan harian maupun biaya pendidikan anak.
Obligasi
Obligasi yaitu surat utang jangka menengah maupun panjang untuk diperjualbelikan sesuai kebutuhan pemilik. Obligasi dapat dipindahtangankan jika sudah ada perjanjian jual beli. Dengan catatan adalah membayar bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang yang telah ditentukan oleh pembeli obligasi.
Bagi sebagain orang, obligasi tak lain investasi yang memberatkan tetapi bisa menjadi alernatif jika memiliki dana lebih dan ingin menambah keuntungan dari investasi jangka panjang.
Saham
Saham adalah investasi yang populer. Jenis investasi ini menjadi primadona bagi mereka yang punya dana sedikit tetapi ingin ‘kaya raya’ seperti Sandiaga Uno. Kita bisa belajar dari Bapak Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif soal bersaham yang baik dan benar.
Saham sendiri adalah tanda penyertaan modal seseorang lebih tepatnya badan usaha yang sudah memiliki taring, yang diperjualbelikan secara terbuka. Bursa Efek Indonesia adalah pasar saham yang membuka maupun menutup harga jual saham tiap harinya.
Sebuah perusahaan yang sudah melantai di BEI adalah mereka yang siap dikendalikan oleh banyak pemilik. Meskipun kamu membeli selembar saham Garuda Indonesia, kamu telah menjadi ‘pemilik’ dari perusahaan penerbangan terkemuka di Indonesia ini.
Risiko main saham adalah ketika harga jual turun atau perusahaan yang dibeli mengalami kebangkrutan. Maka siap-siap rugi besar atau bahkan tidak balik modal jika perusahaan tersebut menarik diri dari BEI.
Reksadana
Investasi ini tergolong baru namun patut dicoba. Kamu bisa main di harga Rp100 ribuan saja untuk memulai atau bahkan untuk setoran tiap bulannya.
Rekdasana tak lain wadah untuk menghimpun dana masyarakat yang kemudian dikelola oleh badan hukum Manager Investasi (MI). MI berhak untuk menginvestasikan dana yang sudah ada dalam surat berharga seperti saham, maupun obligasi. Reksadana sangat bersahabat dengan pemilik modal kecil namun ingin berinvestasi di suatu tempat.
Reksadana ini memungkinkan kamu memiliki investasi jangka panjang tetapi setoran bulanan sangat kecil. Hal ini tentu saja menguntungkan pemilik modal yang sudah berupaya memiliki investasi sejak dini.
Manajemen Keuangan Sebelum Investasi
Saya memilih saham, mungkin sudah tepat di era ini. Saya pun harus belajar banyak dari pakar agar tidak salah memilih perusahaan.
Reksadana juga bagus untuk memulai investasi jangka menengah. Saya juga harus memiliki pegangan harian yang nggak boleh disentuh.
Saya pun bingung!
Pak Firman memetakan soal betapa penting manajemen keuangan. Tidak saja bicara soal investasi tetapi keuntungan yang lebih dari itu jika sudah menyangkut dengan manajemen keuangan ini.
Sebelum kamu memulai investasi dalam bentuk apapun, pastikan kamu telah mempertimbangkan 3 hal penting ini.
Jangan Jadikan Pinjaman untuk Investasi
Adakala ingin berinvestasi tetapi tidak memiliki modal, jalan pintas yang dilakukan adalah meminjam kepada orang lain. Bahkan, ada yang nekat mengambil kredit bank untuk memulai investasi.
Ini sangatlah berbahaya!
Investasi belum tentu beruntung, kita buntung melunasi cicilan bank tiap bulan. Jika belum memiliki dana lebih untuk investasi sebaiknya tidak berutang untuk memulai. Yang namanya investasi adalah perencanaan keuangan masa depan. Dengan mengambil pinjaman, sama saja bohong bukan?
Jangan Menggunakan Uang Dapur
Uang dapur tak lain kebutuhan harian semua orang. Jadi, uang dapur ini wajib tersimpan dengan baik. Semua keluarga berbeda uang dapur yang tak boleh diganggu-gugat.
Keluarga besar tentu saja uang dapurnya lebih banyak. Orang yang baru menikah kebutuhannya tentu saja sedikit. Uang dapur mencakup beras, lauk-pauk dan semua kebutuhan pokok lain. Bahkan, biaya paket data saat ini telah menjadi ‘uang dapur’
Nah, untuk investasi ini jangan pernah menggunakan uang dapur ini karena kebutuhan harian tidaklah sama dengan kebutuhan jangka panjang. Kebutuhan dapur ini adalah hari ini karena makan tak boleh ditunda!
Jangan Menggunakan Dana Pendidikan Anak
Bagi mereka yang sudah memiliki anak, sebenarnya harus memiliki tabungan khusus untuk dana pendidikan anak kelak. Sebagaimana kita tahu bahwa biaya pendidikan makin hari makin tinggi, maka tabungan anak ini menjadi alternatif.
Dalam memulai investasi tidaklah baik mengambil dana pendidikan anak ini. Dana pendidikan anak tak lain tabungan jangka panjang, sedangkan investasi bisa berubah sewaktu-waktu. Misalnya investasi saham yang hari ini menanjak naik, besok bahkan menit yang sama itu bisa berubah turun.
Sudahkah yakin dengan investasi?
Investasiku Tempat Saham Paling Aman
Salah satu lembaga yang kredibel dan sudah terdaftar di OJK adalah Investasiku. Kamu bisa memulai belajar investasi dari aplikasi ini.
Aplika adalah sebuah aplikasi yang mudah untuk memulai investasi. PT Mega Capital Sekuritas dari CT Grup membuat aplikasi ini untuk ‘pemula’ yang ingin memulai investasi. CT Grup sendiri sudah sangat terpercaya dengan media besar seperti TransTV maupun Trans7, dan juga wahana bermain Trans Studio, sampai dengan The Trans Luxury Hotel serta yang terbaru adalah kapal persiar The Trans Luxury Yacht.
Buka Akun Investasiku
Kamu bisa mengunduh aplikasi ini di PlayStore secara gratis. Saat saya membuka aplikasi in sangat responsif dan mudah digunakan. Aplikasi ini menjadi aplikasi investasi yang ramah terhadap pengguna yang baru memulai investasi.
Sebelum kamu memulai investasi, buka akun terlebih dahulu di Investasiku dengan cara:
- Isi biodata lengkap untuk Sign-up dan secara otomatis akan menerima Kode OTP melalui pesan tingkat.
- Masukkan Kode OTP untuk melakukan verifikasi tahap awal.
- Upload foto KTP yang harus terlihat dengan jelas.
- Mengisi formulir untuk pembukaan rekening, mohon diperhatikan tidak ada kesalahan dan tidak ada kolom yang kosong.
- Verifikasi biometrik yaitu foto diri yang terlihat jelas dengan background tidak warna-warni alias polos saja.
- Proses pembukaan akun Investasiku setelah, selanjutnya adalah menunggu email konfirmasi yang menyebutkan Rekening Dana Nasabah (RDN) sudah berhasil dibuka.
- Pastikan kamu membagi Kode Referral yang ada diaplikasi untuk mendapatkan hadiah menarik dari mereka yang klik untuk pembukaan akun Investasiku.
Cara Pakai Investasiku
Jika akun sudah aktif maka langkah selanjutnya adalah top up dana untuk bisa langsung memulai transaksi. Jenis investasi yang bisa kamu pilih adalah Saham, Reksadana, Obligasi maupun fitur Perencanaan Keuangan. Pengembangan fitur terus dilakukan untuk kebutuhan lebih maksimal di masa mendatang.
Di bagian Profil kamu bisa melihat semua transaksi yang sudah pernah dilakukan. Aplikasi Investasi ini memiliki fitur yang simpel dan mudah digunakan. Di bagian Market jika bisa melihat kenaikan harga Saham yang mungkin bisa mengambil tindakan untuk ini.
Di halaman muka (Home) kamu bisa melihat jenis penawaran, informasi penting soal investasi dan juga beberapa Podcast mengenai investasi yang bisa kamu pelajari sebelum memulai.
Investasiku memiliki fitur menarik yaitu News. Ragam informasi aktual mengenai investasi sangat penting untuk diketahui. Kamu bisa mengetahui penawaran e-IPO seperti GOTO dan BIKE. Untuk order e-IPO (Electronic-Initial Public Officing) sangat mudah di sini.
Penasaran dengan Investasiku? Buruan download di smartphone kamu ya.
Simpulan dan Rekomendasi
Investasiku adalah bagian terpenting untuk yang ingin memulai investasiku. Di aplikasi ini kamu bisa belajar terlebih dahulu sebelum memulai main saham maupun reksadana.
Podcast dari para pakar menjadi informasi penting dari tempat belajar saham investasiku. Dengan belajar banyak hal dari pakar ini, kamu tidak akan ragu lagi untuk mulai main Saham yang makin keren belakangan ini. Bagi kamu yang mau tahu lebih banyak tentang investasi bisa tonton di video ini ya!
Investasiku adalah aplikasi mudah dan praktis untuk memulai investasi. Ayo belajar dari sekarang untuk masa depan lebih cerah!
Leave a Reply