IndiHome

IndiHome Mengubah Tanah Basah Bekas Tsunami Aceh Bersenyawa dengan Internet

Jauh sebelum saya mengenal IndiHome…

Banda Aceh, 26 Desember 2004

Izinkan saya membuka kenangan pahit itu lagi. Tentu, saya bercerita soal sulitnya komunikasi ke kampung halaman setelah gempa dan tsunami menghantam Aceh di pagi 26 Desember 2004.

Saya adalah mahasiswa semester awal. Di perantauan yang keras. Di pagi yang sebenarnya ‘biasa-biasa’ saja itu rupanya membawa musibah besar beberapa jam kemudian. Entah kenapa Minggu pagi itu saya sangat bermalas-malasan; biasanya kami semua lari pagi di hari libur.

Di kamar kosan kami yang pengap, saya dan Amri bergulat dengan bantal guling masing-masing. Nama juga anak baru masuk kosan sekitar dua bulanan lebih di sini, kami berdua masih tidur di lantai beralaskan tikar pandan. Sedang Bang Ikhsan yang sedang menunggu wisuda Diploma 2 (D2) tak bergeming dari atas kasur empuknya.

Di kamar sebelah, Bang Mustakim juga tampak sunyi tak seperti biasa mengeraskan suara Radio Baiturrahman FM 98.50 MHz. Mungkin karena lelah semalaman. Kami semua bergadang main Domino di mana yang kalah harus jongkok, yang menang ya pasti menang terus. Entah saya ditipu mereka, entah memang saya yang tidak mahir.

Sayup-sayup, suara Radio Megah FM 95.3 MHz dengan ciri khas lagu dangdut menggema dari rumah ibu kos. Cek As begitu kami menyebutnya dengan ramah, seolah-olah membangunkan anak kosannya tiap pagi dengan suara lagu menggelegar.

Saya dan Amri malah berpelukan. Badan kekarnya menindih saya yang kurus. Namun, kemesraan kami tak sampai lima menit. Kamar kosan kami bergoyang. Ke kiri. Ke kanan. Kuat sekali. Lalu, ditarik dari bawah ke atas.

“Gempa!!!” pekik Bang Mustakim yang rupanya sedang menyuci di belakang. Dengan celana pendek di atas lutut, ia berlari keluar rumah. Saya dan Amri sempoyongan di lorong kamar. Bang Ikhsan terdengar masih mendengkur. Tahu-tahu, Amri sudah menarik Bang Ikhsan keluar kamar.

Bumi terus bergoyang. Makin kuat dan menghentak-hentak. Saya merasa seisi perut Bumi bisa keluar dengan goyangan mahadahsyat tersebut. Gempa dengan magnitudo 9,3 terjadi di pukul 07:58:53 WIB sesuai catatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Aceh.

Radio Megah FM yang tadi disetel dengan suara kencang, hilang entah ke mana. Radio Baiturrahman yang rupanya disetel dengan suara pelan oleh Bang Mustakim juga tidak lagi bersuara. Entah karena lampu yang padam atau karena semua ‘hal’ di Banda Aceh hari itu telah fana.

Kami bercengkerama di depan kosan 3 pintu itu. Bang Teuku yang bersebelahan dengan kami tanpa basa-basi langsung meninggalkan kosan dengan Honda Astrea miliknya. Kak Ana dan Anti di pintu kosan dekat dengan rumah Cek As masih terisak di depan pagar masuk kompleks.

Lorong Gajah namanya adalah gang buntu menuju kosan kami. 15 belas menit lebih kurang suara gemuruh terdengar sangat kuat sekali. Orang-orang berlarian di jalan besar dengan suara kendaraan sangat banyak, juga orang berteriak lantang berkali-kali.

“Air laut naik!!!”

“Ie laot ka di ek!!!”

“Lari-lari!!!”

Tak ada alasan lagi untuk balik ke dalam kamar. Setelan saya pagi itu adalah celana training dan kaos oblong persatuan anak baru Jurusan Pendidikan Fisika IAIN Ar-Raniry – sekarang sudah menjadi UIN Ar-Raniry. Saya dan Amri berlari kencang. Pokoknya lari!

Mungkin kisah ini saya lanjutkan di cerita lain…

Setelah air laut surut di depan Masjid Jami’ Darussalam Universitas Syiah Kuala, kami semua turun dari lantai dua. Sebelumnya saya sudah bertemu Cek As dan semua anggota kosan kami. Tak ada satupun yang hilang, termasuk anak-anak ibu kos kami itu.

Semua di luar jangkauan saya. Semua adalah di luar perkiraan. Tak pernah terpikirkan sama sekali.

Di mana-mana mayat. Di mana-mana orang berteriak histeris. Di mana-mana orang terluka. Di sana air laut hitam pekat. Di selokan air laut bercampur pasir sedang surut, dan di salah satu sudut seseorang mengapung belum ada yang menariknya ke atas!

Begitu kerasnya. Dan yang lebih keras adalah beberapa jam kemudian. Telekomunikasi putus total. Kami adalah anak-anak kosan kesayangan Cek As yang semua berasal dari Aceh Barat, daerah yang disebut hancur total berdasarkan informasi dari MetroTV.

Di kala itu, MetroTV dengan liputan khusus Tsunami Aceh menjadi pembawa kabar paling dinantikan. Kami mengungsi ke rumah mertua Cek As yang tidak berdampak tsunami meskipun rumahnya begitu dekat dengan Sungai Aceh di Desa Lamreung, Aceh Besar.

Kepedihan kami adalah di sini – setelah lari dikejar ombak besar tadi pagi. MetroTV terus menyiarkan berita dari sisi barat Aceh. Dari pagi ke malam, malam ke pagi, televisi itu tidak pernah dimatikan. Saat reporter menyebut, “Aceh Barat!” kami langsung menyerbu ke depan kotak bersuara itu.

Helikopter yang membawa reporter menyorot ke daerah pesisir. Tak ada sisa di sana. Semua telah lenyap. Kamera diarahkan menjauh dari bibir pantai, adalah gersang.

“Hancur semua,” kata Bang Mustakim.

“Kampung kita sudah tak ada…,” saya menangis kuat.

Hari ke hari kami cuma menunggu siaran MetroTV saja. Kemudian, satu persatu dari kami dijemput orang tuanya. Bang Mustakim pulang ke Meulaboh. Orang tuanya bilang kampung saya masih tersisa. Bang Ikhsan juga dijemput, namun jaraknya dengan rumah kami sangatlah jauh. Amri tak lama dijemput kakaknya dan menyebut, “Kami mengungsi di kampung kamu, Bai!

Hati saya sedikit lega. Tetapi tidak cukup. Saya tidak tenang sebelum mendengar suara dari kedua orang tua, dan saudara-saudara dari kampung. Ke mana saya menelepon sedangkan di kampung tak ada seorang pun memiliki alat telekomunikasi. Dari mana pula saya menelepon sedangkan di Lamreung ini warung telepon tak ada, dan terlebih jaringan telepon rumah telah putus.

Saya menunggu. Terus menunggu. Sebulan telah berlalu. Dua bulan terasa sangat cepat. Bulan ketiga saya merasa harapan telah tak ada. Di akhir penantian menjelang bulan keempat, abang sepupu saya mengetuk pintu tempat kami mengungsi.

“Ayah dan Mak baik-baik saja,” ujarnya. “Mereka tidak bisa ke Banda karena kekurangan biaya dan meminta Abang mencari kamu. Abang sudah datang ke kosan kalian tapi semua kosong, Abang tanya sama tetangga yang kebetulan ketemu katanya kalian mengungsi ke sini,”

Abang sepupu saya memang tinggal di Banda Aceh dan pulang ke Meulaboh untuk mencari tahu sendiri kabar yang menyebut kota kami telah hancur tanpa sisa.

Saya tahu, cerita ini telah panjang sekali. Kamu tunggu sebentar dalam sabar. Seperti kesabaran saya menanti kabar, tanpa ada telepon, tidak ada handphone, tidak ada jaringan telepon, apalagi jaringan internet.

Saya merasakan begitu nyata ‘kehilangan’ kami meskipun kemudian berbuah manis. Tak ada alat komunikasi adalah hal yang membutakan segalanya. Jaringan telepon – kalau sekarang sudah ada internet – tak lama kemudian terhubung kembali meskipun harus panjat atap rumah.

Saya kemudian memasukkan alat telekomunikasi sebagai bagian dari kebutuhan primer. Bahkan, ke manapun saya pergi charger selalu dikantongi, dan tentu saja pulsa tak pernah habis dan paket data wajib dalam jumlah tak sedikit.

Jika disebut saya paranoid, saya terima saja. Kenangan pahit tadi jangan pernah terulang kembali walaupun takdir tidak bisa dihindari.

Lalu, ke Samatiga, di mana dulu MAN Suak Timah – sekarang MAN 2 Aceh barat – berada, tempat di mana saya ingin tulis tentang jaringan internet IndiHome menjadi tonggak utama kelangsungan aktivitas sekolah kami.

Seperti Ini Samatiga Itu Setelah Air Laut Surut

Tak pernah dibayangkan sama sekali akan hancur sedemikian rupa – dan mungkin saja tidak mudah bangkit rakyat Aceh kalau dipikir-pikir secara logika.

Jalanan ini adalah yang dulu saya jejaki dengan langkah lelah di siang hari dan semangat di pagi hari. Ke Tugu Nipah itu adalah ‘halte’ kami menanti labi-labi (kendaraan umum khas Aceh) yang mengantarkan kami pulang ke rumah selepas pukul 14.00 WIB waktu sekolah usai.

Suak Timah Setelah Tsunami
Sumber: Facebook David Namora Andries

MAN Suak Timah letaknya tak jauh dari Tugu Nipah ini. Dari foto hitam putih tersebut, sekolah berbasis agama itu berada di sisi kiri, yang terlihat puing-puing dan pondasi bangunan. Di sebelah kanan adalah lautan lepas dengan ombak ganas.

Tidak ada harapan untuk bangkit…

Di antara puing dan pondasi bangunan itu terdapat bekas bangunan MAN Suak Timah yang telah melahirkan banyak generasi unggulan dari Samatiga, tentu saja. Tak ada jejak maupun peninggalan apa-apa dari madrasah yang mulai naik daun kala itu.

Jalan lintas Banda Aceh adalah gersang dan tidak lagi berpenghuni. Potret kedua ini adalah kebalikan dari gambar pertama dengan bangunan sekolah kami seharusnya di sebelah kanan. Tetapi gersang dan tanpa harapan menguap menjadi satu kesatuan dalam definisi kehilangan panjang.

Posisi MAN 2 Aceh Barat Sebelum Tsunami
Sumber: Facebook Soren Sorensen

Suak Timah adalah pusat kota Samatiga suatu masa dulu. Semua era ‘modern’ di mulai dari sini dengan sekolah unggul ada di daerah ini. Nasib bertindak lain dengan menggulung pusat pendidikan termegah di daerah kami. MAN Suak Timah, SMAN 1 Samatiga, MTsN Suak Timah, MIN Suak Timah, SDN 1 Samatiga, SMPN 1 Samatiga, maupun SDN Unggul. Semua hilang tanpa bekas.

Kalau ditanya di mana posisi sekolah ini, tak lain di sebelah kiri gambar pertama atau sebelah kanan gambar kedua. Pendidikan yang megah seharusnya sudah menjadi bagian penting untuk kemajuan daerah kami.

Sejak itu, tentu saja, tiap sekolah berangkat dari nol. Jangan tanya dulu soal jaringan internet, jaringan telepon saja syukur-syukur sudah ada. Kelam sekali dan tidak mungkin bangkit jika dilihat dari kacamata finansial. Namun kami adalah Aceh; pejuang tangguh yang dikenal dari masa ke masa!

Benar seperti kata MetroTV, gambar ketiga ini mendeskripsikan bibir pantai Samatiga yang dekat dengan sekolah tadi di atas telah tinggal ‘kenangan’ dalam puing dan bekas pondasi bangunan. Tak mungkin untuk kembali masa kejayaan. Tak bisa bangkit tanpa pegangan. Kami sudah sangatlah tidak ‘kuat’ lagi menengadah ke atas.

Inilah Samatiga Setelah Tsunami
Sumber: detik.com

Mungkin, tak pernah terpikirkan sama sekali oleh kami akan memiliki interaksi cukup instan dengan internet setelah kehancuran mahabesar. Kembali ke takdir, semua berkata lain.

Inilah internet bersama IndiHome yang mengubah semua sudut pandang dan membuka cakrawala dunia dalam suskes!

Sekolah Hancur Lebur Itu Telah Bangkit Kembali

Kami pernah hancur lebur, tak ada lagi harta tersisa…

Semangkuk survive bisa mengubah sudut dari segala sisi. Demikian juga dukungan dari masyarakat Samatiga Raya untuk membangun kembali pusat pendidikan, agar generasi tidak melenting ke bawah melainkan terbang tinggi ke atas menggapai cita di langit tinggi.

Kembali ke sekolah adalah dengan langkah pasti…

karena pendidikan paling utama untuk mengubah arah hidup manusia. Langkah yang gagah tak lain untuk memantapkan jiwa dan raga dalam rangka meraih apa yang selama ini diimpikan. Sekolah kemudian menghadapkan kepada tantangan akan masa depan yang wajib dipecahkan jawabannya dalam ganteng atau cantik fisiknya. Semua sisi kehidupan di dunia adalah pendidikan akarnya; bagus karakternya seorang anak adalah karena Ibu mendidiknya dengan baik, tingginya pendidikan seseorang akan mengubah nasib dan menaikkan derajat diri dan keluarganya!

Seorang siswa kita sedang menuju ke kelas untuk memulai pembelajaran hari itu. Proses yang panjang di tahun ini, setelah perjuangan orang tempo dulu – selepas tsunami padam – dalam menaikkan bara menjadi atap berwarna biru yang kemudian diberi nama Kompleks Terpadu Suak Timah di mana sekolah unggulan berbasis agama dikumpulkan salam satu lingkungan (MIN, MTsN, dan MAN).

Kembali ke Sekolah
Sumber: Dokumen pribadi

Di Senin pagi seperti biasa, upacara digaungkan untuk memantik semangat juang pada punggawa di antara kertas dan pensil. Hormat kepada Sangsaka Merah Putih tak lain untuk menumbuhkan rasa memiliki kepada negeri dalam jiwa dan raga.

Pakaian rapi sudah pasti. Kerudung telah tersetrika. Baju sudah dimasukkan ke dalam celana. Semua cantik. Tak ada yang kurang tampan. Bahkan, beberapa di antara mereka memakai wewangian yang entah sedang jatuh cinta atau ingin tercium lebih sedap dari siswa lain yang sebagian berbau keringat selepas main voli.

Rumput di halaman upacara selalu terpotong rapi. Hijau mewarnai hari setelah dingin dipeluk embun. Nasihat pembina upacara adalah untuk kemaslahatan nasib baik di masa mendatang dengan datangnya teknologi terbarukan, yang disebut internet!

Kita tinggalkan yang lama usai, kita raih yang termutakhir di masa mendatang!

Upacara Bendera Hari Guru
Sumber: Dokumen pribadi

Tsunami membuat semua luka dan tidak mungkin untuk kami bangkit, barangkali. Di sisi yang mungkin sakit tetapi disyukuri adalah perubahan yang kini dirasa. Kompleks Terpadu Suak Timah dibangun dengan berbagai bantuan terutama Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh Nias.

Sekolah yang dulu semi permanen, sekarang telah berubah menjadi lantai keramik. Sekolah yang dulu sering becek saat hujan, sekarang telah memiliki trotoar dan saluran air lebih baik. Halaman yang sangat luas, ruang pustaka yang banyak buku, aula tempat acara bisa menampung 500 orang lebih, dan tentu ruang belajar yang ‘naik kelas‘ dari masa sedih dulu.

MAN 2 Aceh Barat
Sumber: Dokumen pribadi

Bangunan MAN 2 Aceh Barat cukup menyita tenaga untuk mengelilinginya dari kantor dewan guru ke kelas, lalu ke laboratorium komputer maupun IPA, dan tentu ke musala saat azan dhuhur tiba. Kompleks yang butuh tenaga ekstra untuk perawatan, dan juga tak bisa ‘pasang’ satu router agar internet tersambung ke seluruh sekolah.

MAN 2 Aceh Barat
Sumber: Dokumen pribadi

MAN 2 Aceh Barat memiliki tanah seluas 10.075 meter persegi dengan 3.666 telah digunakan dalam bentuk bangunan. Dengan tanah seluas ini, jaringan internet juga dibutuhkan lebih banyak agar semua orang di sekolah bisa terhubung ke dunia maya.

Luas Wilayah MAN 2 Aceh Barat
Sumber: Dokumen pribadi

Saya sering kelelahan mengelilingi sekolah kami. Bagaimana dengan orang yang baru bertamu?

Sekolah yang dulu kecil sekarang sudahlah besar dan memiliki fasilitas yang memadai. Sekolah yang dulu tak ada jaringan internet sekarang malah terkoneksi dengan baik bersama IndiHome.

Kompleks sekolah kami memang luas. Tanah wakaf dari masyarakat Samatiga Raya memberikan bukti bahwa kemajuan bidang pendidikan tak lain tongkat estafet ke kesuksesan berikutnya. Nabi Muhammad saw., diperintahkan untuk membaca terlebih dahulu di wahyu pertama yaitu QS. Surat Al-Alaq ayat 1-5. Kenapa tidak diperintahkan salat, puasa, haji, atau zakat di paling muka? Jawabannya tentu kita tahu sendiri dengan membaca – belajar – semua pengetahuan akan memihak kepada kita. Orang yang tak bisa baca adalah mereka yang tidak mengerti apa-apa dalam menelurkan teori-teori warung kopi!

Maka, belajarlah agar kamu pintar dimulai dengan mem baca!

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Surat Al Alaq ayat 1-5) – Sumber Alquran dan Terjemahannya.

Cakrawala MAN 2 Aceh Barat memang sudah terbuka lebar. Anak-anak makin hari makin ramai, meskipun terdapat pasang surut. Pada Tahun Pelajaran 2021/2022 jumlah anak-anak yang bersekolah di MAN 2 Aceh Barat adalah sebanyak 214 orang dengan perincian; 94 orang kelas X, 59 orang kelas XI, dan 61 orang kelas XII.

 Jumlah Siswa
Sumber: Dokumen pribadi

Data siswa ini adalah yang tercatat dalam Education Management Information System (EMIS) Kementerian Agama Republik Indonesia. Sedangkan untuk siswa yang sudah mendaftar dan akan bersekolah di sekolah ini di Tahun Pelajaran 2022/2023 adalah sebanyak 110 lebih. Dalam waktu berkala EMIS 4.0 di alamat emis.kemenag.go.id akan meng-update data siswa baru ini.

Data yang ter-update antara lain mengenai siswa yang layak mendapatkan dana bantuan pendidikan yang dikenal dengan Program Indonesia Pintar (PIP), data siswa yang tersinkronisasi dengan Verval PD di alamat vervalpd.data.kemdikbud.go.id yang nanti langsung berkaitan dengan LTMPT maupun kelulusan siswa di sekolah. Nah, untuk itu, operator sekolah selalu bermain dengan internet agar tidak ketinggalan update sistem. IndiHome setidaknya sudah membantu kami menjalankan cita dan harapan tersebut.

dari sini internet sudah mulai membayangi kami…

Jantung sekolah sekarang terletak pada data yang ter-update di sistem secara kontinu. Namun tugas anak-anak ke sekolah adalah untuk belajar. Papan nama MAN 2 Aceh Barat yang memudar warna birunya menjadi saksi bisu kesuksesan itu. Pembelajaran aktif, kreatif, dan tentu saja mengedepankan teknologi terkini adalah cikal-bakal pembelajaran berhasil dilakukan.

Gambar kanan bawah tak lain intepretasi teori Fisika ke dalam bentuk nyata agar tidak cuma mengkhayal teori semata, tak lain Bu Murhamah sedang membimbing siswa. Gambar kiri bawah adalah Pak Yasir Saputra sedang mengajar Ekonomi disinkronisasikan dengan visualisasi melalui internet di dalam laboratorium komputer, yang semua komputernya adalah bantuan tsunami dahulu.

Proses Belajar Mengajar di Kelas
Sumber: Dokumen pribadi

Hasil akhir dari semua proses pembelajaran adalah pembagian raport. Jika ujian semester telah menggunakan smartphone, maka pengisian raport juga menggunakan sistem online. Maka, sekali lagi saya sebut, di mana-mana adalah ‘IndiHome‘ di sekolah kami.

Dengan 10 ruang belajar, kurang lebih 35 guru aktif, semua terkoneksi dengan internet sepanjang waktu. Sistem ujian semester memang berbasis Google Formulir agar mudah diakses oleh anak-anak pinggir kota. Tetapi internet di ruang kelas tak lain jangkauan dari IndiHome itu sendiri. Anak-anak merasakan manfaat yang tampak nyata dari penetrasi jaringan di sekolah kami.

Pembagian Raport Akhri Semester
Sumber: Dokumen pribadi

Sebelum raport itu dibagi, sesuai arahan dari Kementerian Agama Kabupaten Aceh Barat – dan seluruh Indonesia barangkali. Pengisian raport wajib di sistem Rapor Digital Madrasah (RDM). MAN 2 Aceh Barat diberi kemudahan secara finansial untuk membeli sendiri portal di alamat rdm.man2acehbarat.sch.id agar memudahkan proses pengisian nilai.

RDM
Sumber: Dokumen pribadi

Sistem RDM ini memang bisa semi-online tetapi karena kebutuhan akan website sekolah, dan juga kemudahan akses dari berbagai tempat akhirnya kami memilih versi full-online. Data siswa sebanyak yang saya sebut tadi, serta data guru, dan juga data-data lain diinput ke sistem RDM melalui jaringan kencang IndiHome.

Saya bisa sebut tidak ada hari tanpa IndiHome bersama kami. Dengan sistem jaringan yang baik dari IndiHome, pembagian hasil belajar juga tidak tersendat-sendat. Kemudian, ini menjadi alasan kami memilih IndiHome karena provider sebelumnya kurang baik dalam penetrasi jaringan di sekolah kami yang sangat luas ini.

Anak-anak tentu sangat bahagia setelah mendapatkan raport. Apapun hasilnya itulah yang terbaik. Berbeda dengan tingkat SMP/MTs di mana raport bukanlah ‘acuan’ untuk menjemput masa depan. Di tingkat SMA/MA, lima lembar raport RDM yang tercetak rapi tersebut tak lain akan membuka jalan ke kampus idaman; yang nanti berkaitan dengan masa depan mereka sendiri!

Apakah mau menjadi dokter? Mungkin memilih menjadi guru? Barangkali bercita-cita keluar negeri untuk meraih mimpi lebih tinggi. Raport yang kami – guru – kerjakan ‘mati-matian’ bersama jaringan kencang IndiHome adalah pengantar masa depan anak-anak di seluruh negeri!

Foto Bersama Guru
Sumber: Dokumen pribadi

Pulang dari sekolah, ada asa yang dibawa pulang. Gapai cita adalah kewajiban tetapi mimpi tidaklah salah digantung setinggi angkasa.

Saya percaya, mulai dari proses pembelajaran melalui digitalisasi di MAN 2 Aceh Barat, ujian berbasis internet, pengisian raport menggunakan sistem internet, sampai di sini baik siswa maupun guru telah merasakan manfaat internet secara menyeluruh.

Dengan kata lain, boleh saya sebut bahwa IndiHome adalah internetnya Indonesia karena kami di pelosok ini juga merasakan penetrasi jaringan sampai 50Mbps (sesuai alokasi dana kalau ini).

Saya sendiri tidak boleh putus jaringan internet ketika di sekolah. Dari KSM pindah ke MyRest, lalu seleksi Leadership Siswa, tidak saja berkutat dengan RDM ke LTMPT-SNMPTN lalu KIP-Kuliah tetapi lebih dari itu kekuatan internet yang kami butuhkan untuk memajukan sekolah, daerah kami maupun lembaga pendidikan agama yang selama ini dipandang sebelah mata!

KSM MYREST
Sumber: Dokumen pribadi

Saya cuma meyakini pulang dari sekolah tidak cuma ada asa dari anak-anak. Mereka membawa pulang bekal untuk masa depan yang dibantu kerjanya oleh IndiHome. Saya tidak tahu. Mereka juga tidak tahu. Meski ‘kecil sekali’ bantuan IndiHome yang dirasa oleh anak-anak saat di sekolah, bisa saja di masa mendatang mereka berterima kasih kepada provider ini telah meluluskannya ke Fakultas Kedokteran seperti anak kami, Rahmad Kurnia Phonna!

IndiHome Bantu Lulus di Kedokteran
Sumber: Dokumen Pribadi

Dengan bangga boleh saya sebut, IndiHome bantu siswa kami lulus di Fakultas Kedokteran. Jurusan idaman ‘hampir’ semua orang yang kita tahu bersama sangatlah sulit ditembus. Sekali lagi saya mau ‘membanggakan’ proses yang kami jalani, Phonna lulus melalui jalur SNMPTN yaitu seleksi raport yang semua prosesnya saya lakukan bersama IndiHome sebagai internet kencang di daerah kami.

Itulah soal masa depan di ujung kuku pendidikan, tidak boleh main-main!

Siswa di Sekolah
Sumber: Dokumen pribadi

MAN 2 Aceh Barat Bersinergi Bersama IndiHome di 2022

Kami berkutat dengan provider internet sebelum IndiHome cukup lama dan melelahkan…

Pak Darmansyah, Kepala Tata Usaha MAN 2 Aceh Barat di 26 Februari 2021 membawa kabar baik atas keluh kesah kami selama ini. Beliau langsung memasang IndiHome di sekolah dengan 2 jaringan berbeda. Sebelum saya lanjut ke manfaat nyata dari IndiHome yang kami rasakan – selain yang sudah saya sebutkan tadi di atas, ada baiknya kamu tahu dulu ‘efek samping’ dari IndiHome ini. Yang saya yakin, mereka akan berterima kasih kepada Telkom Indonesia suatu saat nanti.

Gapai Cita Bersama IndiHome

MAN 2 Aceh Barat jika mengacu kepada kabupaten tersebut, kami masuk ke dalam daerah 3T yaitu tertinggal, terdepan, dan terluar. Di mana mesti mendapatkan ‘sentuhan’ lebih banyak dari pemerintah. Saya tidak tahu sekarang masih masuk ke dalam kelompok ini atau sudah dianggap maju karena tingkat keberhasilan daerah.

Kalau boleh saya tahu.

Apa tujuan kamu sekolah?

Kuliah dan dapat kerja bukan?

Di bangku SMA/MA inilah tujuan itu mulai terpetakan. Sebagai operator Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), dan juga Beasiswa KIP-Kuliah, saya mengerahkan segenap tenaga untuk membimbing anak-anak lulus di perguruan tinggi favorit.

Tentu dibantu oleh IndiHome dari Telkom Indonesia di awal tahun 2021. Pekerjaan saya tidak terhambat karena jaringan sangat baik. Daerah atau tempat saya duduk ini tak lain bekas tsunami yang hancur sehancur-hancurnya. Mungkin tidak pernah akan bangkit. Tidak mungkin akan bertahan. Tidak mungkin akan seperti ini kencangnya jaringan internet. Di dekat laut pula yang semua bisa berubah asin!

Namun, begitu kami mengetahui Telkom Indonesia melakukan penetrasi jaringan IndiHome ke pelosok dalam rangka membantu pendidikan, perekonomian maupun gaya hidup masyarakat setempat. Kami tak mau berlama-lama untuk tidak mengganti provider lama yang lamban ke IndiHome. Kami tahu, dunia pendidikan di mana-mana orang cari untuk kemajuan diri. 

Dan inilah hasil yang paling nyata sekali. Di tahun 2021, kami masih mendapatkan kuota 40% LTMPT-SNMPTN. LTMPT ini tak lain disponsori oleh salah satunya Telkom Indonesia. Kuota 40% ini karena MAN 2 Aceh Barat terakreditasi A yang memudahkan siswa kami lebih banyak masuk ke perguruan tinggi melalui jalur undangan (peniaian raport).

Kuota LTMPT 2021
Sumber: ltmpt.ac.id
Sertifikat Akreditasi MAN 2 Aceh Barat
Sumber: bansm.kemdikbud.go.id

Akreditas sekolah sangat memengaruhi kuota masuk ke perguruan tinggi negeri, dan juga mendapatkan beasiswa KIP-Kuliah nanti. Sekolah dengan akreditasi B mendapat kuota 25% siswa terbaik di sekolahnya. Sekolah dengan akreditasi C, berhak memilih 5% saja siswa untuk didaftarkan datanya melalui Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) LTMPT Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Di tahun 2021 adalah bangga dari kami MAN 2 Aceh Barat di mana jaringan internet IndiHome mengubah persepsi bahwa anak-anak kota saja yang layak lulus Fakultas Kedokteran melalui SNMPTN. Semua berbanding terbalik – seperti yang sudah saya sebut tadi – saat Rahmad Kurnia Phonna membuktikan bahwa ‘anak desa’ dengan sekolah bukan unggulan bisa sampai di bangku FK tanpa tes!

Di tahun 2021 pula, setidaknya 8 siswa kami lulus di Universitas Syiah Kuala dengan berbagai jurusan. Satu hal yang pasti, awal mula masuk IndiHome yang memudahkan, mengantar masa depan anak-anak kami, mengubah persepsi dan membawa pengaruh lebih besar karena rata-rata siswa yang lulus di Unsyiah adalah di jurusan favorit.

Saya tentu tidak mau mengecualikan anak-anak yang lulus di Universitas Teuku Umar. Selama bimbingan dan pemilihan jurusan, berbagai alasan dari mereka muncul terutama tidak diizinkan orang tua untuk ke Banda Aceh, dan serba kekurangan dari segi ekonomi. Namun, nasib memang berkata lain, saat Rosa Duwana yang lulus di jurusan Ilmu Administrasi Negara UTU menangis telah lulus (juga) Beasiswa KIP-Kuliah, tak lain bangga dan haru datang tiba-tiba.

Rosa ini salah satu siswi sekolah kami yang semua hal dilakukan sendiri. Saya tidak bisa menyebut alasan di sini karena sangatlah pribadi tetapi kelulusannya di SNMPTN dan KIP-Kuliah menjadi salah satu bukti bahwa IndiHome mengubah apa yang tidak mungkin menjadi mungkin. IndiHome membantu anak-anak sekolah kami yang serba kekurangan bisa kuliah secara gratis dan mungkin nanti masa depannya akan terbantu setelah lulus 4 tahun dalam balutan beasiswa. Terima kasih!

SNMPTN 2021
Sumber: Dokumen pribadi

Kalau bukan karena IndiHome tidak tahu saya akan lari ke mana dalam membantu anak-anak di LTMPT. Tahun 2021 telah lewat, datanglah harapan di tahun 2022. Saya tetap percaya bahwa IndiHome akan membantu anak-anak menggapai cita.

Kenyataan itu terjadi lagi meskipun di jurusan yang tidak setinggi tahun lalu. Saya percaya bahwa itulah jodoh anak-anak untuk kuliah dengan tekun dan jemput masa depan lebih mudah. Anak-anak kami yang lulus di Unsyiah sebanyak 4 orang karena pun tahun ini kelas XII cuma 61 orang (IPA dan IPS).

Saya tetap bangga dengan 21 siswa yang lulus SNMPTN karena mata lelah saya, berkutat dengan laptop yang terkoneksi ke jaringan internet IndiHome, meneliti lebih baik agar tidak ada yang salah, maupun membantu mengisi data penting di Beasiswa KIP-Kuliah. Saya selalu bersyukur ketika menerima notifikasi kelulusan dari mereka. Saya langsung teringat IndiHome yang tak pernah mati di ruang saya kerja!

SNMPTN 2022
Sumber: Dokumen pribadi

Memang, lain cerita ketika bicara SBMPTN (UTBK) dan SPAN-PTKIN. Ini adalah urusan pribadi anak-anak. Namun tahukah kamu bahwa anak-anak juga saya bantu proses pendaftaran di sekolah dibantu koneksivitas stabil IndiHome.

Tak bisa dielak jaringan padat sekali saat pendaftaran SBMPTN namun berkat IndiHome saya berhasil mendaftarkan mereka ke jurusan yang diidamkan. Di tahun 2022 ini, sebanyak 20 orang siswa MAN 2 Aceh Barat dinyatakan lulus di Unsyiah, UTU, dan juga UIN Ar-Raniry.

Tak lain, IndiHome mengubah semua kenyataan pahit menjadi bahagia begitu pengumuman kelulusan didapatkan. Anak-anak yang sebelumnya tidak lulus SNMPTN seperti Teuku Faiz Hariri, malah bisa lulus di dua universitas yaitu Pendidikan Kimia Unsyiah dan Pendidikan Biologi UIN Ar-Raniry.

SBMTPN SPAN-PTKIN 2022
Sumber: Dokumen pribadi

Saya pikir, semua menjadi mungkin asalkan ada ‘bantuan’ yang mendukung segalanya. Anak-anak saya di tahun 2022 ini telah duduk manis di bangku kuliah meskipun belum mulai perkuliahan. Asa mereka tak lain karena IndiHome membantu saya mengeklik Unsyiah atau UTU atau UIN Ar-Raniry. Selamat untuk kalian semua!

Kebersamaan Kami Bersama IndiHome

IndiHome. Internet. Sekolah. Kuliah. Kerja…

Satu kesatuan yang sama sekali tidak bisa saya pisahkan. IndiHome mengubah manfaat internet lebih nyata, dan sekali lagi saya sebut, berkat IndiHome daerah pelosok telah terkontaminasi dengan internetnya Indonesia. Silakan ambil sisi positifnya seperti cerita saya.

Bekerja dengan IndiHome adalah saya (orang di belakang layar).

Produk IndiHome
Sumber: Dokumen pribadi

MAN 2 Aceh Barat dengan area yang luas sekali memiliki 2 jaringan IndiHome seperti yang sudah saya singgung di atas. Dukungan pertama dari IndiHome kami tempatkan di Laboratorium Komputer dengan nomor pelanggan 0111104113082. Area jangkauan yang lebih luas yaitu ruang belajar dan Perpustakaan membuat jaringan di laboratorium ini lebih besar kuotanya. Dalam sebulan kami membayar Rp588.300 (tanpa biaya admin) ke Telkom Indonesia.

IndiHome Laboratorium Komputer
Sumber: Dokumen pribadi

Bagaimana dengan kecepatan jaringan IndiHome ini? Tentu dengan biaya lebih besar, kecepatan internet juga lebih tinggi, yaitu 50Mbps. Jaringan ini digunakan oleh guru di meja piket, guru di dalam kelas, maupun anak-anak yang belajar menggunakan internet. Untuk membantu jaringan ini sampai ke seluruh kelas, kami menempatkan salah satu router pembantu di sudut kelas untuk melancarkan penetrasi jaringan ke seluruh area.

Bagaimana dengan kami yang bekerja di ruang Tata Usaha dan Ruang Guru? Kecepatan internet IndiHome untuk kami bekerja ‘cuma’ sebesar 20Mbps tetapi sudah mendapatkan dukungan koneksi ke Televisi. Dalam sebulan, jaringan internet IndiHome dengan nomor pelanggan 0111104111282 mengeluarkan biaya pakai sebesar Rp427.350 (tanpa biaya admin).

IndiHome Ruang Tata Usaha & Ruang Guru
Sumber: Dokumen pribadi

Jaringan internet IndiHome inilah yang saya pakai sehari-hari dalam bekerja. Salah satu alasan rendahnya Mbps di kami sedangkan dipakai lebih sering karena jumlah pemakai yang sedikit. Kami di ruang Tata Usaha sebanyak 5 orang, dan bekerja bukan dengan aplikasi berat yang membutuhkan kuota lebih besar.

Bahkan, jaringan internet ke ruang guru juga diambil dari jaringan yang sama. Sama seperti di kelas, untuk kelancaran internet di ruang guru kami memasang satu router pembantu agar jaringan tidak tersendat-sendat.

Perangkat IndiHome utama adalah di ruang Tata Usaha. Alat bantu dari ZTE ini memiliki lampu indikator berwarna hijau. Spesifikasi lengkap terdapat di bagian belakang, dan di bagian depan adalah logo IndiHome yang gahar. Di bagian samping atas terdapat port aliran listrik, dan tentu saja port untuk kabel LAN. Di bagian samping bawah terdapat port HDMI dan USB Type-A.

Spesifikasi IndiHome
Sumber: Dokumen pribadi

IndiHome telah bekerja dengan baik bersama kami. Tentu, yang paling menentukan harapan dan cita anak-anak adalah urusan internet di bagian depan.

Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK)

Sejak Ujian Nasional ditiadakan, maka muncullah Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK). Sistemnya sama seperti UNBK namun yang berbeda dari soal dan cara penilaian. Saya tidak membicarakan hal itu tetapi bagaimana IndiHome membantu kami dalam proses panjang ini.

Di awal, tentu saja saya harus mengunduh Virtual Hard Drive (VHD) yang besarnya tidak sedikit. Biasanya, VHD ANBK itu terdapat 30-31 part dengan besar per-part bisa 1 GB lebih. Masalah yang muncul, untuk versi lengkap harus mengunduh semua part, kalau tidak VHD tidak mau dijalankan. IndiHome cukup membantu saya mengunduh VHD ANBK sebelum dilakukan sinkronisasi yang juga butuh waktu dan jaringan stabil.

Jaringan tidak stabil ya terputus, saya mesti sinkronisasi data ulang; bahkan bisa berkali-kali seperti provider lama kami. 

Memang, ANBK dilaksanakan secara semi-online tetapi TOKEN per-15 menit dirilis secara online oleh Kemdikbud sebagai pusat pelaksana. Komputer server harus terkoneksi dengan stabil ke jaringan data agar pelaksanaan ANBK berjalan sebagaimana yang diinginkan. Pelaksanaan ANBK ini juga tidak sehari jadi tetapi mulai dari Simulasi 1, Gladi, dan Ujian, semua wajib dijalani.

Kenapa kami memilih semi-online bukan versi online? Pada konsep pelaksanaan ANBK memang dianjurkan untuk versi semi-online saja di mana ‘cuma’ komputer server yang terhubung ke server pusat. Dengan demikian pelaksanaan ANBK jauh dari hambatan. Jika pelaksanaan versi full-online ditengah jalan salah satu komputer klien bisa terputus sambungan ke server pusat, yang tentu menganggu konsentrasi anak-anak untuk login ulang, memasukkan TOKEN kembali, dan tahu-tahu waktu pelaksanaan cuma tersisa beberapa menit.

ANBK
Sumber: Dokumen pribadi

Saya pernah berada di posisi tidak menyenangkan dengan provider lama. Pelajaran penting jika internet tidak stabil adalah pulang malam cuma untuk sinkronisasi data ujian. Kejadian itu pahit sekali!

Dengan bantuan IndiHome, pelaksanaan ANBK 2021 berjalan dengan lancar yang mana memberikan penilaian terbaik untuk MAN 2 Aceh Barat. Dampaknya memang tidak seperti UNBK namun pengaruh kepada kredibelitas sekolah tampaknya sangatlah nyata. Bagaimana dengan ANBK 2022? Kami baru saja mendapat arahan untuk menarik data peserta ujian di bioansma.kemdikbud.go.id. Tak lama lagi, kami akan berkutat kembali dengan ANBK dengan perincian sesuai kebiasaan sinkronisasi satu hari dan ujian 2 hari (termasuk untuk Simulasi, Gladi dan Ujian Pelaksanaan).

Kompetisi Sains Nasional (OSN)

Setali tiga uang dengan ANBK, Kompetisi Sains Nasional (OSN) Kabupaten juga menganut sistem yang sama yaitu memakai VHD yang dipasang pada VirtualBox. Olimpiade atau OSN ini tentu tidak boleh main-main jika ingin anaknya berprestasi sampai ke tingkat nasional. Persaingan juga sangat ketat di mana sekolah umum mengirimkan peserta terbaik.

OSN 2022 kami laksanakan dibantu oleh IndiHome. Saya mulai mengunduh VHD yang jumlahnya sama dengan ANBK, mulai memasang ke sistem operasi, memasang juga ExamBrowser klien agar anak-anak bisa ujian. Bidang studi yang dilombakan pada OSN antara lain Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Informatika Komputer, Astronomi, Ekonomi, Kebumian dan Geografi. Untuk tahun 2022 ini kami memilih siswa beragam perbidang studi, ada yang jumlahnya 5 orang, ada pula yang cuma 2 orang peserta saja.

Soal yang rumit. Tentu saja. Ini OSN!

Saya memantik semangat agar anak-anak bisa melaju ke babak berikutnya. Dan terbukti bahwa MAN 2 Aceh Barat bernyali, sekali lagi, berkat IndiHome yang internetnya stabil, membawa 2 orang anak kami lolos ke OSN Provinsi. Mereka adalah Faiz Aksar bidang Informatika Komputer dan Lina Arnika bidang Biologi.

OSNK
Sumber: Dokumen pribadi dan Kementerian Agama Kabupaten Aceh Barat

Di waktu yang sudah ditentukan nanti, mereka berdua akan kembali ke Laboratorium Komputer MAN 2 Aceh Barat untuk OSNP setelah saya sinkronisasi data melalui jaringan internet IndiHome dari pusat server OSN Kemdikbud.

Kompetisi Sains Madrasah Online (KSMO)

Sebelum OSNK Tahun 2022, kami telah melalui Kompetisi Sains Madrasah Online (KSMO) di tahun 2021. KSMO ini pada dasarnya sama dengan OSN cuma beda jalur saja. KSM jalur Kementerian Agama. OSN jalur Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Sistem KSMO tentu berbeda dengan OSN yang berbasis VHD. Sistem yang dipakai KSMO adalah sistem full-online yang dikendalikan penuh oleh sistem Kementerian Agama. Nah, agar terhubung ke sistem ini, komputer klien diwajibkan untuk meng-instal Safe Exam Browser.

Jika OSN maupun ANBK cuma komputer klien yang wajib terhubung ke internet, maka KSMO ini semua komputer baik server maupun klien wajib terhubung ke internet. Dengan mata pelajaran yang dilombakan antara lain, Matematika Terintegrasi, Biologi Terintegrasi, Fisika Terintegrasi, Kimia Terintegrasi, Ekonomi Terintegrasi, dan Geografi Terintegrasi.

KSM
Sumber: Dokumen pribadi – siswa dalam foto bernama Nura.

Di tahun 2021, MAN 2 Aceh Barat termasuk salah satu sekolah yang cukup membanggakan dalam pencapaian KSMO. Saya sadar, kendala teknis pernah terjadi tetapi IndiHome membantu saya sampai ke jaringan terbaik agar siswa aman menjawab soal secara online. Kesulitan KSMO selain sistem yang cukup berat adalah bentukan soal dalam Bahasa Arab dan Inggris.

Siswa kami mendapat penghargaan yang cukup tinggi di antaranya, Nura Juara I Biologi Terintegrasi, Munawarah Juara II Fisika Terintegrasi, Khairismi Juara Harapan II Matematika Terintegrasi, Suraiya Samadi Juara Harapan I Kimia Terintegrasi, Maria Ulfa Juara II Geografi Terintegrasi, dan Saumi Diana Juara II Ekonomi Terintegrasi tingkat Kabupaten Aceh Barat untuk melaju ke tingkat provinsi.

KSM
Sumber: Dokumen pribadi – siswa dalam foto Munawarah.

Saya berterima kasih kepada IndiHome karena membantu mereka mencapai prestasi. Dengan sertifikat KSMO yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama RI, siswa tersebut berhasil lulus SNMPTN.

Ujian Akhir Madrasah Berbasis Online (UAMBO)

Biarpun kami di pelosok asalkan internet bersama, dunia pun bisa kami guncang…

Di beberapa hal, Kementerian Agama sudah terdepan dan bersahabat dengan perubahan zaman. Saat sekolah umum masih menerapkan sistem ujian tulis, baik ujian semester maupun ujian akhir sekolah. Kami sudah beranjak ke Ujian Akhir Madrasah Berbasis Online (UAMBO).

Di tahun 2021, ujian akhir kelas XII ini mengandalkan smartphone sebagai media perantara. Tetapi pada sistem ujian yang berlaku kami mengandalkan VHD yang lebih ringan daripada OSN maupun ANBK. Jika ANBK peserta ujian menggunakan komputer dengan Exam Browser tak bisa kembali ke Desktop tanpa keluar dari sistem. Maka, UAMBO kami jalankan di sistem smartphone semi-online agar tidak menghabiskan banyak waktu dalam sesi ujian.

VHD yang sudah terinstal pada komputer klien kemudian melakukan sinkronisasi kepada komputer server milik Kelompok Kerja Madrasah (K2M) di kabupaten. Sinkronisasi ini juga membutuhkan jaringan stabil karena mata pelajaran yang diujiankan lebih kurang ada 16 buah. Bisa dibayangkan bagaimana komputer server bekerja lebih keras saat terhubung ke internet untuk mendapatkan soal dan kunci jawaban secara berkala. Internet dari IndiHome kembali membantu saya dalam memuluskan ujian akhir madrasah. Saya tidak butuh waktu berjam-jam untuk sinkronisasi data.

Di hari ujian – sampai seminggu lebih – internet IndiHome sangat bersahabat dengan kami. Biarlah kami di pelosok tetapi untuk urusan jaringan internet semenjak IndiHome menjamah tanah basah bekas tsunami ini semua berlari kencang sampai ke tujuan.

Siswa sedang ujian menggunakan smartphone
Sumber: Dokumen pribadi

Bagi saya, IndiHome telah mencerdaskan anak bangsa, terutama anak-anak kami di MAN 2 Aceh Barat. Sekolah kami memang luas tetapi dengan jangkauan IndiHome yang stabil, proses yang dibutuhkan selama pembelajaran berlangsung dengan baik.

Tidak ada lain yang kami harapkan selain kencangnya jaringan internet, agar dunia tahu di pelosok yang hancur akibat tsunami telah bangkit kembali generasi yang sedang menggapai asa.

Simpulan dan Harapan

Saya sudah pernah mengalami hal yang memilukan karena tidak memiliki alat komunikasi. Jauh dari orang tua, musibah besar datang, seolah-olah saya tidak bisa melihat kebaikan lagi dari dunia.

Saya tidak mau generasi setelah hari ini merasakan hal serupa. Bagaimana cara agar komunikasi tak pernah putus sama sekali. Dalam suatu kejadian misalnya, secepat mungkin kabar harus terdengar di telinga keluarga kita. Dengan demikian, asa yang hilang bisa kembali tersambung, duka yang kabur bisa datang kembali, dan harapan masih ada untuk mengubah nasib.

Di 2004 IndiHome mungkin belum terencana ada oleh Telkom Indonesia. IndiHome sendiri baru diluncurkan pada 2015 dengan nama panjang Indonesia Digital Home. IndiHome sendiri dikenal dengan sebutan 3-in-1 karena memiliki tiga paket layanan yaitu telepon rumah, internet on Fiber, dan televisi interaktif seperti UseeTV Cable dan IPTV.

IndiHome menggantikan Telkom Speedy yang masa itu pernah berjaya. Penetrasi jaringan lebih baik dari IndiHome membawanya ke jenjang lebih tinggi. Saya menjadi salah satu penikmat IndiHome semenjak sekolah kami berlangganan paketnya.

Saya berani menyebut, IndiHome sebagai salah satu provider yang aman dan stabil meskipun di pelosok. Dengan apa yang sudah saya ceritakan, mulai dari unduh VHD yang besar kapasitasnya, olimpiade model kekinian, dan juga ujian berbasis online, semua hal ini terbantu dengan lancarnya internet dari IndiHome. Jangan lupa, LTMPT yang tak lain cikal-bakal suksesnya seseorang di masa mendatang setelah ‘kuliah’ usai!

Saya tidak merasa sedih karena tinggal di pelosok. Internetnya Indonesia mengubah sudut pandang, membuka cakrawala, menginspirasi banyak orang saat bekerja dan membawa pengaruh besar terhadap masa depan anak-anak di sekolah kami.

Apalagi yang diharapkan selain ‘sukses’ itu sendiri?

Saya rasa tidak. Kamu belajar, dan kuliah, ujung-ujungnya ke mana? Maka dari itu, saat IndiHome membantu saya bekerja lebih baik, saya mengantarkan anak-anak ke pintu perguruan tinggi dengan prestasi mereka, saat itu pula IndiHome telah membawa secarik kesuksesan akan masa depan anak-anak negeri.

Meskipun kami jauh dari kota besar, walaupun kami sering dianggap remeh. Kami sudah bernyali melawan semua kedigdayaan Ibukota bersama jaringan data dari IndiHome. Di saat yang sama anak-anak Jakarta lulus SNMPTN, di detik itu juga anak-anak saya bisa merasakan hal serupa. Di saat anak-anak sekolah unggulan kota besar meraih medali OSN, di saat yang sama anak-anak saya juga mendapatkan tempat yang sama derajatnya. Di saat anak-anak lain ikut video conference tanpa putus suara dan delay visual, di saat bersamaan anak-anak saya bahkan lebih kencang transmisi data ke lawan bicara.

Siswa sedang wawancara - ending
Sumber: Dokumen pribadi

IndiHome telah mengubah segalanya dalam hidup saya. Saya tidak mengharapkan internet sekencang Uni Emirat Arab (238,06 Mbps), atau Korea Selatan (202,61 Mbps) di tahun 2021 itu. Saya cuma berharap IndiHome masih tetap bersama kami di pelosok negeri karena cahaya itu tetap mengangkasa dari manapun asalnya!

46 responses to “IndiHome Mengubah Tanah Basah Bekas Tsunami Aceh Bersenyawa dengan Internet”

  1. Dewi Sudirman Avatar
    1. bairuindra Avatar
      1. Dewi Sudirman Avatar
        1. bairuindra Avatar
      2. Yanti Avatar
        1. bairuindra Avatar
  2. Risma Avatar
    Risma
    1. bairuindra Avatar
    2. Annisakih Avatar
      1. bairuindra Avatar
  3. Henny Avatar
    1. bairuindra Avatar
  4. Aldhi Fajar Avatar
    1. bairuindra Avatar
  5. Amir Avatar
    Amir
    1. bairuindra Avatar
  6. deddyhuang.com Avatar
    deddyhuang.com
    1. bairuindra Avatar
  7. Yeni Sovia Avatar
    1. bairuindra Avatar
  8. Iim Rohimah Avatar
    1. bairuindra Avatar
  9. Amirul Faozi Avatar
    Amirul Faozi
    1. bairuindra Avatar
  10. Dyah ummu AuRa Avatar
    Dyah ummu AuRa
    1. bairuindra Avatar
  11. Kata Nieke Avatar
    1. bairuindra Avatar
  12. Ulfah Aulia Avatar
    1. bairuindra Avatar
  13. nurrahmah widyawati Avatar
    1. bairuindra Avatar
  14. Sugianto Avatar
    1. bairuindra Avatar
  15. hamimeha Avatar
    1. bairuindra Avatar
  16. Fenni Bungsu Avatar
    Fenni Bungsu
    1. bairuindra Avatar
      1. dian farida Avatar
  17. Ayah Ugi Avatar
    1. bairuindra Avatar
  18. Nur Asiyah Avatar
    Nur Asiyah
    1. bairuindra Avatar
  19. dian farida Avatar
    1. bairuindra Avatar
  20. Bang Day Avatar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *