Seberapa pentingnya sosialisasi terhadap suatu isu, tergantung pada manfaat yang diterima kemudian hari.
Banyak sekali anak kecil yang masih menyebutkan polisi sebagai cita-cita mereka di masa depan.
Sosialisasi ke berbagai elemen masyarakat masih sangat diperlukan untuk menguatkan teori mengenai apa yang terjadi di lapangan.
Setidaknya, polisi menegaskan bahwa tugas mereka bukan sekadar mengatur lalu lintas sehingga tidak macet saja tetapi lebih dari pada itu.
Kemacetan memang memuakkan, namun imbas dari kemacetan itu justru lebih parah.
Pengendara yang tidak sabar bisa berbuat onar, merusak dan macam sebagainya yang tak mudah dilerai oleh polisi yang bertugas di lapangan.
Elemen penting yang disosialisasi adalah mereka yang berusia aktif. Masa ini di mana darah masih segar dan suka sekali kebut-kebutan di jalan.
Memberikan pengarahan yang mendasar dan benar kepada pengendara aktif (usia sekolah khususnya) supaya menghindari terjadinya petaka.
Memang usia aktif dimaksud belum dibenarkan untuk mengendara tetapi mereka akan tiba masanya menjadi pengendara setelah lepas 17 tahun (menerima SIM).
Dengan menanamkan pemahaman yang benar kepada usia aktif ini, setidaknya menghilangkan sedikit keresahan yang muncul akibat kemacetan.
Sosialisasi kepada 100 orang, 70 orang menjalankan lalu lintas dengan tertib sudah termasuk kategori baik, walaupun 30 orang lainnya tidak menjalankannya.
Menumbuhkan Rasa Tanggung Jawab Pada Tugas sebagai Polisi
Tidak mudah menumbuhkan rasa bertanggung jawab terhadap diri sendiri. Tanggung jawab itu baru terasa manfaatnya ketika kehilangan, misalnya setelah terjadi kecelakaan lalu lintas.
Padahal, jauh sebelumnya terdapat tugas individu yang musti diingatkan terhadap tanggung jawab terhadap keselamatan.
Dalam perjalanan (berlalu lintas) rasa tanggung jawab tidak serta-merta untuk diri sendiri saja. Di jalan terdapat banyak sekali pengendara lain yang juga ingin cepat sampai ke tujuan.
Jalanan yang macet justru lebih mudah menimbulkan masalah. Tersenggol sedikit saja bisa memunculkan goresan pada kendaraan orang lain.
Tersenggol pada bagian lain, bisa saja kendaraan bermotor terjungkal ke aspal yang memungkinkan kecelakaan lain muncul.
Polisi memberikan pengarahan yang tepat mengenai tanggung jawab seorang pengendara. Pengamanan ini jauh lebih penting dibandingkan dengan razia kelengkapan administrasi.
Benar SIM dan STNK itu sangat wajib tetapi kewajiban ini sama-sama dipatuhi oleh semua pengendara.
Sedangkan rasa tanggung jawab bisa saja luput dari pengendara karena tidak dalam bentuk tertulis (dokumen).
Sosialisasi dalam rangka menumbuhkan rasa tanggung jawab setidaknya diberikan sejak dini. Pencegahan lebih baik dibandingkan tidak ada sama sekali.
Kemacetan memang tidak mudah dihapus seketika mengingat volume kendaraan semakin hari semakin bertambah. Kesadaran pemilik kendaraan untuk tertib di jalan yang telah ditetapkan boleh tidaknya dilalui merupakan solusi terbaik.
Polisi hanya berjaga saja, mengarahkan dan membantu jika terjadi kesalahan lalu lintas.
Leave a Reply