Sebelum saya merekomendasikan Laptop Vivobook 13 Slate OLED (T3300) sudah menggunakan sistem operasi terbaru yaitu Windows 11, ada baiknya saya bercerita soal sekolah yang kini sudah tatap muka kembali.
Daftar Isi
Kembali ke Sekolah Kita Gapai Cita
Saya rasa, tidak ada yang akan melupakan pandemi selama 2 tahunan lebih karena Covid-19. Kita akan bercerita seperti kisah tsunami Aceh dulu tentang susahnya bekerja, tidak bisa keluar rumah sesantai biasanya, nggak bisa berinteraksi dengan orang-orang senyaman mungkin, dan tentu saja belajar dan bekerja dari rumah yang belum pernah masuk ke dalam memori kita sebelumnya.
Oke. Kita rayakan kebebasan sambil menikmati musik dan lirik Permission to Dance dari BTS. Sebuah lagu yang sangat menyentuh untuk kembali ke rutinitas dan menanggalkan masker.
Da na na na na na na
Da na na na na na na
Da na na na na na na
Jangan lupa, goyangkan kedua jari ke bawah mengikuti irama. Niscaya, kita akan mendapatkan semangat terbaik untuk kembali ke aktivitas dalam keramaian.
Seperti biasa, di dalam kelas yang padat lalu lintas – mulai dari anak-anak yang sebentar-sebentar permisi ke toilet, perangkat pembelajaran yang lupa di kantor, sampai dengan laptop yang kehabisan baterai sedangkan colokan listrik dalam jarak cukup jauh.
Sama seperti yang kita rasakan, anak-anak pun senang sekali saat berada di dalam kelas. Saya ingin menikmati masa yang lama tak terjamah. Anak-anak bertanya di luar mata pelajaran, dengan senang hati saya memberi jawaban. Anak-anak mengeluh kondisi belajar yang monoton, saya berjanji akan mengubah cara di masa mendatang. Anak-anak riuh, saya mau tidak mau harus memiliki cara untuk menenangkan suasana.
Saya mengajar dengan metode ‘tulis di papan tulis’ yang tentu sangat membosankan. Spidol warna hitam sudah bekerja dengan keras menulis rumus-rumus, dan contoh soal Dinamika Partikel. Mulut saya juga sudah berbusa-busa menjelaskan tetapi kening berkerut di sebagian besar anak-anak membuat saya serba salah.
Inilah tantangan seorang guru. Saya menghapus kembali rumus, menghapus contoh soal yang sudah lengkap dengan penyelesaiannya. Saya kembali ke awal. Saya menarik kembali garis lurus, menggambar bentuk yang menyerupai permasalahan materi hari itu. Tetapi, keterbatasan visual membuat anak-anak masih sulit memahami dengan baik.
“Pak, saya masih belum paham di bagian jika tidak ada gaya yang bekerja pada benda maka resultan gaya adalah 0?” Melly Hasanah tampak kebingungan dalam pemahamannya yang kurang.
Saya kembali berceramah. “Secara sederhana, ketika kamu berada dalam sebuah mobil yang melaju kencang, tiba-tiba direm, tubuh kamu akan terdorong ke depan untuk mempertahankan posisi. Itulah dinamakan resultan gaya adalah 0. Kita sama-sama memberikan gaya untuk mempertahankan posisi masing-masing,”
Danial bertanya, “Pak kalau kita tendang bola ke dinding kenapa balik ke arah kita?”
“Karena dinding juga memberikan gaya, itu namanya aksi sama dengan reaksi,”
“Dinding kan diam, Pak,” protes Hubban.
“Benda yang dalam keadaan diam juga memberikan gaya kepada benda yang datang kepadanya. Kalian mendorong dinding, kalian memberikan gaya, dinding juga memberikan gaya untuk mempertahankan posisinya,”
Meski kening anak-anak berkerut. Saya pastikan, pembelajaran hari itu tidak seefektif yang saya inginkan. Saya menutup pelajaran dengan berat hati.
Di pintu kelas, saya berpapasan dengan Bu Animar, seorang guru Fikih yang akan mengajar di kelas sebelah. Bu Animar meminta pertolongan saya, “Pak, minta tolong bantu saya mengajar pakai infokus ya!”
Saya menyanggupi karena tidak ada aktivitas lain hari itu. Jujur, saya cukup kewalahan menghadapi anak-anak belajar dengan metode pembelajaran konvensional. Paling tidak, saya harus menggunakan laptop dan infokus meskipun seadanya. Yang sudah terjadi hari ini, saya masukkan ke dalam catatan penting untuk menggunakan laptop selama proses pembelajaran ke depan.
Guru terbaik di mata siswa manakala menyampaikan pelajaran sekreatif mungkin.
Bu Animar sudah berada di dalam kelas. Tentu, ia kewalahan memasang infokus ke laptopnya yang sering bermasalah; karena sudah berumur. Ia mengaku membeli laptop sekitar 7 tahun yang lalu. Dengan spesifikasi dan memori dari laptop tersebut, sudah sulit bekerja dengan baik dalam mendukung proses pembelajaran.
Selama jadi guru, selalu saja ada kendala di lapangan. Saya sudah melihat nyata sekali prosesnya yang kurang menyenangkan. Bu Animar hampir 15 menit berlalu masih berkutat dengan laptop miliknya yang belum mau menampakkan slideshow padahal sudah terhubung ke infokus.
Anak-anak mulai ricuh.
“Tenang-tenang,” tegur Bu Animar. Ia masih berusaha untuk tidak panik sedangkan waktu masuk kelas untuk pelajaran hari itu terus berjalan.
Saya sudah sedikit berpeluh. Saya mondar-mandir antara laptop dan infokus. Windows 8 dari laptop Bu Animar cukup membuat saya kesulitan. Saya bawa kursor ke arah desktop, malah terklik ikon Word. Saya buka PowerPoint, yang keluar Internet Explorer.
Multitasking yang merepotkan dari Windows 8 ditambah lagi dengan usia laptop yang tak lagi muda membuat gerak tangan saya terhambat di sana-sini. Saya tetap bersabar dengan laptop 14 inci dengan bezel tebal itu. Bodi plastiknya sedikit goyang yang sekonyong-konyong bisa melepaskan LCD dari tempatnya. Itu lebih mengkhawatirkan lagi!
Saya beralih lagi ke infokus, mungkin ada yang salah di sana. Infokus sudah menyala dengan baik dan logo – merek dagang infokus itu – sudah terlihat di depan mata. Saya kembali ke laptop model lama itu, saya tekan F5 untuk mengaktifkan layar laptop ke infokus. Hasilnya masih tetap sama.
Anak-anak mulai protes. Bu Animar menenangkan kembali, “Tenang, Anak-anak. Pak Bai sedang berusaha…,”
“Sampai kapan, Bu? Waktu jalan terus,”
“Kami sudah lapar, Bu,”
“Sudahlah, Bu. Saya nggak selera belajar lagi,”
“Mengajar saja seperti biasa, Bu,”
“Habis-habis waktu menunggu laptop siap, Bu!”
Bu Animar sudah mulai gusar. “Anak-anak, kalian nggak lihat Pak Bai sudah berusaha keras? Ibu mohon maklumi ya, laptop Ibu sudah usang jadinya terkendala begini…,”
“Jatah main-main kami nanti berkurang, Bu…,” protes anak yang ‘bandel’ menurut definisi orang-orang di dalam suatu kelas. Bagi saya, bandel atau tidak itu tergantung bagaimana mendekati anak-anak tersebut.
“Ibu nggak akan pangkas jatah main-main kalian, Ibu langsung keluar begitu jam istirahat!” tegas Bu Animar.
Laptop Bu Animar selesai saya atur di menit ke 30. Namun, tetap saja layar yang terlihat di depan cukup kecil untuk dinikmati oleh anak-anak. Protes kembali terdengar karena anak-anak tidak leluasa melihat tayangan di depan kelas.
Bu Animar tidak mengubris dan membuka pelajaran dengan suara lantang. Laptop ringkih milik Bu Animar membuat tingkah yang benar-benar tidak enak. Baterai drop. Saya sambungkan charger ke aliran listrik di dekat kabel infokus. Kami harus menunggu lebih kurang 5 menit lagi untuk laptop tersebut menyala.
Proses pembelajaran berlangsung sebaik mungkin. Pada dasarnya demikian. Bu Animar menjelaskan pelajaran dengan maksimal. Anak-anak aktif bertanya sesuai materi hari itu. Tetapi, yang kesulitan tentu saja laptop Bu Animar yang punya banyak masalah karena pengaruh usia, Bu Animar tidak leluasa mengajar dari jarak yang jauh karena laptop kadang mati sendiri.
Saya merekam video Bu Animar mengajar hari itu. Pembelajaran aktif dan kreatif memang dinikmati oleh anak-anak. Kendala teknis yaitu laptop yang tidak begitu baik membuat pembelajaran kurang menarik. Meskipun demikian, anak-anak yang semula ingin cepat keluar malah betah di dalam kelas.
Selesai jam pelajaran, Bu Animar mulai bercerita tentang laptopnya.
“Maaf ya, Pak. Saya sudah merepotkan hari ini,”
“Nggak masalah, Bu. Kita saling membantu saja,”
“Itulah. Kesal sekali saya, laptop ini pas dibutuhkan selalu bikin masalah,”
“Laptop tipe lama memang begitu, Bu,”
“Iya, Pak. Padahal, hampir tiap hari mengajar saya pakai laptop biar lebih dekat dengan anak-anak. Bapak tahu sendiri, kan, kalau mengajar cuma ceramah saja anak-anak cepat bosan. Kalau pakai infokus, materi yang menarik bisa ditampilkan. Anak-anak senang kalau begitu!”
“Apa tidak terpikirkan untuk ganti laptop, Bu?”
“Ada sih, Pak, cuma belum tahu mana yang cocok,”
“Saya ada rekomendasi laptop terbaik, Bu,”
“Terbaik bagaimana itu, Pak?”
“Laptop ini sangat cocok untuk mengajar, Bu. Multi fungsi, bisa laptop bisa tablet. Ibu bisa bebas bergerak di dalam kelas dengan laptop ini. Laptopnya juga sangat ringan sekali nggak harus diletakkan di meja saat mengajar. Koneksivitas ke infokus bisa mengandalkan Bluetooth atau WiFi. Jadi, aman dan terkendali proses pembelajarannya!”
“Keunggulan lain apa, Pak?”
“Layarnya cuma 13 inci, Bu. Ibu bisa mengandalkan stylus untuk memaksimalkan proses pembelajaran,”
“Kayaknya menarik ya, Pak?”
“Sangat menarik, Bu. Laptop ini namanya Vivobook 13 Slate OLED!”
Rekomendasi Vivobook 13 Slate OLED untuk Guru
Saya berani merekomendasikan Vivobook 13 Slate OLED kepada Bu Animar karena laptop ini sangatlah cocok untuk aktivitas seorang guru. Guru di masa kini tidak saja sebatas menulis dengan kapur di papan tulis, mendikte pelajaran sesuka hati maupun memberikan tugas sampai buku laihtan penuh dalam seminggu.
Guru kreatif adalah mereka yang mampu menghadirkan pembelajaran dengan bantuan teknologi. Jika beberapa waktu lalu seorang guru cuma mengandalkan laptop berat, baterai sudah drop, spesifikasi standar bahkan kurang, dan sistem operasi masih dibawah Windows 10 serta tidak bisa upgrade, sekarang daya dukung guru sudah lebih baik.
Vivobook 13 Slate OLED adalah salah satu contoh guru berkreasi sebaik mungkin. Alasan apa laptop 2-in-1 bisa menjadi teman seorang guru?
-
Vivobook 13 Slate OLED adalah laptop ringan di kelasnya yang akan membantu guru untuk membawanya serta ke dalam kelas, ikut pelatihan guru yang memakan waktu seminggu lebih, atau mengajar di luar ruangan dengan suasana adem.
-
Vivobook 13 Slate OLED berfungsi sebagai tablet yang sangat bisa diandalkan guru selama mengajar, di mana guru membaca kembali Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sebelum masuk kelas, membaca lagi materi ajar dalam mode portrait atau landscape, dan multitasking dengan aktivitas lain selama di sekolah.
-
Vivobook 13 Slate OLED sangat bisa diandalkan untuk pembelajaran jarak jauh karena sudah dibekali dengan kamera layaknya sebuah smartphone, yaitu 13 MP rear camera dan 5 MP front camera.
-
Vivobook 13 Slate OLED hadir dengan layar OLED dengan akurasi warna lebih baik di mana akan membantu guru terutama bidang IPA (Biologi, Kimia, dan Fisika) dalam mempresentasikan suatu gambar bergerak sebagai media pembelajaran akurat.
-
Vivobook 13 Slate OLED adalah laptop yang tahan lama yaitu bisa bertahan hampir 10 jam dengan dukungan Power bank untuk mengisi daya darurat. Guru pelajaran sosial seperti Sosiologi bisa mengandalkan laptop ini saat materi terjun lapangan seperti melihat realita kehidupan berbeda taraf ekonomi di suatu tempat. Selain mencatat hal-hal yang perlu berkenaan dengan proses pembelajaran, juga bisa merekam momen melalui video maupun foto dari Vivobook 13 Slate OLED.
-
Vivobook 13 Slate OLED mengandalkan stylus untuk kebutuhan guru Prakarya dan Kewirausahaan atau Seni Budaya dalam menggambar kreasi baju atau guru Biologi dalam menjelaskan Kromosom, agar bisa membedakan ‘XX’ ‘XY’ maupun ‘YY’ secara detail.
-
Vivobook 13 Slate OLED memiliki keyboard yang sangat responsif, tentu saja sangat berguna untuk guru terutama Matematika dalam menulis rumus-rumus yang biasanya membutuhkan waktu terlalu lama untuk menyelesaikan ketikannya.
-
Vivobook 13 Slate OLED sangatlah kencang dengan prosesor terbaru dari Intel dan didukung Windows 11 yang makin membuat waktu kerja guru lebih efisien. Hal yang kemudian diraih adalah maksimalnya proses pembelajaran sesuai yang diharapkan oleh anak-anak dan juga kurikulum.
-
Vivobook 13 Slate OLED mendukung suara yang jernih dan bagus untuk pembelajaran terutama Bahasa Inggris yang mana guru yang kurang memperdengarkan dialog-dialog ringan, bisa mengandalkan laptop ini agar pembelajaran makin menyenangkan dan kemampuan bahasa anak-anak kian meningkat.
-
Apa yang dicari guru pada dasarnya sudah tersedia di Vivobook 13 Slate OLED, salah satunya adalah WiFi yang sangat dapat diandalkan. Jika guru lain dengan laptop lama mereka harus duduk dekat dengan TPLINK agar terhubung internet, maka guru yang menggunaakn Vivobook 13 Slate OLED nggak perlu dekat-dekat karena dalam radius lebih jauh WiFi 6 sangat baik dalam bekerja, belum lagi dukungan dari ASUS WiFi Master.
Alasan lain masih banyak soal Vivobook 13 Slate OLED adalah teman guru dalam mengajar. Saya mencatat garis besar saja sebagai panduan untuk guru Indonesia meminang Vivobook 13 Slate OLED.
Apa saja kelebihan dari Vivobook 13 Slate OLED ini? Saya sudah sebut banyak kelebihannya tetapi inilah dasar utama untuk memegang bodinya yang gahar namun lembut, dan layar sentuhnya yang sangat sensitif terhadap gerakan.
4 Gaya Vivobook 13 Slate OLED
Apakah kamu sudah memerhatikan keempat gaya dari Vivobook 13 Slate OLED?
Vivobook 13 Slate OLED dalam aktivitas konvensional adalah benar satu paket laptop lengkap dengan keyboard yang terlihat menyatu dengannya. Dengan mengecualikan penopang bagian belakang dari case-nya, layar laptop Vivobook 13 Slate OLED sangatlah menarik dengan bezel tipis kekinian.
Sebuah laptop yang hadir untuk memuaskan kebutuhan harian pekerja profesional yang ingin terlihat simpel namun tetap menjaga performa kerja mereka. Pekerja profesional itu salah satunya guru yang bisa mengandalkan gaya atau model tradisional dari Vivobook 13 Slate OLED, yaitu layar yang menyatu dengan motherboard (keyboard).
Di era yang semua pekerjaan adalah internet, aktivitas mengajar juga lebih santai tanpa perlu membawa buku atau perangkat pembelajaran dalam jumlah banyak ke dalam kelas. Vivobook 13 Slate OLED dalam mode portrait andalan untuk membaca-baca bahan ajar selama di dalam kelas ataupun saat waktu senggang.
Mode tablet ini bisa membantu guru yang selama ini malas membawa buku referensi, buku bank soal, maupun buku paket yang tebalnya tidak ampun. Dengan sekali klik, seorang guru yang mengandalkan Vivobook 13 Slate OLED bisa langsung mengajar dengan mudah. Bahkan, saat mengawasi anak-anak ujian pun mode tablet dari Vivobook 13 Slate OLED sangatlah menjadi penghibur yang tahan lama.
Dalam mengisi waktu senggang, saat mengawasi ujian misalnya, guru tak saja mengandalkan Vivobook 13 Slate OLED untuk baca-baca saja. Stylus yang sangat responsif bisa diandalkan untuk menggambarkan. Mode ‘lipat’ habis ini memungkinkan pengguna Vivobook 13 Slate OLED bisa melukis dengan baik, bagus, dan terhindar dari goyangan karena layar laptop sudah menyatu dengan alas.
Mode ini sangat membantu terutama guru Prakarya dan Kewirausahaan, misalnya, terutama sekolah yang memiliki program keterampilan dalam melulis pola. Tak bisa dianggap remeh karena dengan pola yang dibuat ini bisa diajarkan kepada anak-anak, dengan demikian mereka bisa menghasilkan uang di bangku sekolah apabila proses pembelajaran pelajaran ini maksimal diterima.
Mode terakhir adalah gaya untuk menikmati tontonan menarik dari sebuah tablet dan atau laptop. Dengan menopang case ke alas, Vivobook 13 Slate OLED langsung bisa menyesuaikan diri pada suatu tayangan.
Seorang guru juga butuh hiburan. Meskipun tidak semuanya benar-benar hiburan, tetapi dengan mode ini guru bisa mengandalkan sebuah tayangan hiburan, atau untuk guru Fisika maupun Kimia bisa menonton dan mencermati suatu percobaan.
Sembari menonton dalam mode yang tidak sakit mata ini, guru Fisika bisa mencatat hasil percobaan gaya jatuh bebas, atau guru kimia bisa meramu kembali sebuah tayangan mengenai kertas lakmus di dalam kelas nanti.
Keempat gaya Vivobook 13 Slate OLED sangatlah ASUS sekali dalam mendukung proses pembelajaran. Guru terbantu dengan laptop 2-in-1 Vivobook 13 Slate OLED, hasil akhir dari belajar ini pun akan mendapatkan nilai terbaik agar anak-anak bisa segera sampai ke cita-cita mereka.
Vivobook 13 Slate OLED Bekerja dengan Kencang
Saya mencatat hal menarik dari Vivobook 13 Slate OLED, yaitu Windows 11 Pro Education. Saya rasa, sangat cocok laptop ini untuk guru – dan bahkan anak-anak – yang masih duduk di bangku sekolah.
Memang, ASUS membawa tiga pilihan untuk Vivobook 13 Slate OLED, selain Windows 11 Pro Education juga terdapat Windows 11 Home – ASUS recommends Windows 11 Pro for business dan Windows 11 Home in S Mode – ASUS recommends Windows 11 Pro for business.
Saya merekomendasikan Vivobook 13 Slate OLED Windows 11 Pro Education karena aktivitas sehari-hari adalah lingkungan sekolah. Di mana, setelah pandemi ini, perubahan yang terjadi dan apa yang menjadi kebiasaan selama pandemi, akan terjadi secara hukum alam di kehidupan sehari-hari.
Salah satu contoh yang dibawa serta pandemi ke kehidupan normal adalah pembelajaran jarak jauh, rapat jarak jauh, dan juga ujian jarak jauh yang cuma mengandalkan kekuatan dari sebuah komputer atau laptop dengan minimal 4GB RAM.
Ketika Vivobook 13 Slate OLED datang dengan sistem operasi yang ramah pendidikan, saya cukup senang untuk memamerkannya kepada rekan guru yang selama ini belum terbiasa dengan gawai dalam mendukung pembelajaran.
Vivobook 13 Slate OLED sendiri tak lain sebuah laptop yang tidak saja andal di waktu normal tetapi dalam keadaan bekerja sepanjang hari. Satu catatan yang kamu berhak ketahui, seorang guru tugasnya tidak saja di dalam kelas, sepulang ke rumah ada banyak pekerjaan rumah yang belum tuntas.
Apakah menyiapkan materi pembelajaran dalam bentuk slideshow, merangkai video pembelajaran yang atraktif, membuat tugas yang mudah diakses melalui smartphone, maupun menyelesaikan administrasi seorang guru yang makin hari makin banyak dan semuanya harus ter-upload ke sistem cloud.
Vivobook 13 Slate OLED dengan prosesor Intel® Pentium® Silver N6000 Processor 1.1 GHz (4M Cache, up to 3.3 GHz, 4 cores), tidak saja mengubah sudut pandang seorang guru dalam bekerja, tetapi juga mengubah gaya lama menjadi gaya baru yang lebih cepat, efektif dan efisien sesuai ketentuan dalam Kurikulum 2013, dan ke depan adalah Kurikulum Merdeka yang masih dalam proses percobaan!
Laptop yang sangat bisa diandalkan bukan?
Layar yang Unggul dari Vivobook 13 Slate OLED
Apakah kamu sudah melihat keunggulan layar Vivobook 13 Slate OLED pada gambar di atas?
Tampaknya, Vivobook 13 Slate OLED adalah sebuah laptop tablet yang sangat unggul di bagian layar mengingat jargon OLED yang dibawa serta. Layar Vivobook 13 Slate OLED sendiri mengandalkan Intel® UHD Graphics yang dipercaya membawa kesegaran tersendiri dalam memperlihatkan setiap sudut di dalam operasi berjalan.
Layar Vivobook 13 Slate OLED adalah sebesar 13 inci (16:9) dengan keyboard ukuran penuh dapat dilepas serta cover stand dengan engsel 170 derajat. Vivobook 13 Slate OLED bukanlah laptop biasa karena layar OLED memiliki warna lebih kaya, akurat, lebih jernih dengan tingkat kecerahan rendah, detail warna sangat baik, serta visual tanpa efek blur.
Vivobook 13 Slate OLED menjaga kesehatan mata lebih baik berkat teknologi Eye Care yang tentu saja sudah mendapatkan sertifikat dari TÜV Rheinland. Kemampuan yang tak biasa dari Vivobook 13 Slate OLED karena mempertimbangkan hampir semua orang saat ini bekerja dengan laptop sepanjang waktu. Dengan bantuan Eye Care, pengguna dapat mengatur kecerahan agar matanya tidak mudah sakit.
Tak mau ketinggalan, Vivobook 13 Slate OLED dalam menghadirkan visual terbaik, selain dukungan grafis tadi adalah reproduksi warna yang tersertifikasi oleh PANTONE® Validated sehingga kualitas warna sangatlah baik. Color gamut 100% DCI-P3 juga mendukung pengaturan warna lebih bersenyawa dengan kebutuhan pengguna.
Sertifikasi VESA Display HDR™ True Black 500 membuat Vivobook 13 Slate OLED satu-satunya laptop 2-in-1 yang sangat sempurna menghadirkan kontras warna bagi pecinta film karena teknologi Dolby Vision membuat layarnya seperti sedang menampilkan layar bioskop yang sangat nyata.
Layar sentuh yang responsivitasnya sampai dengan 0,2 ms dari Vivobook 13 Slate OLED dibalut oleh Corning® Gorilla® Glass agar terlindungi dari goresan, debu maupun terkena percikan air. Dengan begitu, pengguna Vivobook 13 Slate OLED bisa aman bekerja meskipun di luar ruangan.
Baterai Vivobook 13 Slate OLED Tahan Lama
Sejauh ini, saya belum menemukan sebuah laptop diisi daya menggunakan power bank. Pemikiran saya yang selama ini tidak mungkin sebuah laptop diisi daya dengan power bank buyar sudah saat mengetahui Vivobook 13 Slate OLED bisa melakukan hal tersebut.
ASUS membawa perubahan yang berarti dalam mendukung orang bekerja di luar ruangan. Vivobook 13 Slate OLED dengan baterai yang tahan lama sampai 10 jam bekerja konvensional, didukung power bank adalah hal menarik sekali.
Secara tertulis, baterai Vivobook 13 Slate OLED adalah 50WHrs, 3S1P, 3-cell Li-ion. Pada kenyataannya, baterai dari laptop ini mampu membawa energi lebih lama dalam bekerja meskipun tanpa sentuhan daya listrik.
Seorang guru sangat membutuhkan baterai tahan lama karena dari satu kelas ke kelas lain agak kerepotan jika mengajar sambil mengisi daya. Pada proses pembelajaran kreatif, guru akan mengandalkan sebuah laptop sepanjang waktu.
Dalam kondisi normal, katakanlah seorang guru Fisika mengajar di kelas X dengan jumlah 3 jam pelajaran sekali pertemuan. 1 jam pelajaran adalah 45 menit pada jam normal, maka 3 x 45 = 135 menit atau 2 jam 15 menit. Nah, jika dalam sehari guru tersebut harus mengajar 2 kelas, maka laptop Vivobook 13 Slate OLED harus menyala lebih kurang 4 jam 30 menit.
Pada laptop lama seperti Bu Animar, sudah dari 1 jam pelajaran berlangsung bahkan kurang, charger sudah tersambung ke aliran listrik. Lain cerita jika Vivobook 13 Slate OLED menjadi andalkan, 3 kelas mengajar dengan jam pelajaran 3 jam, masih bisa berlanjut untuk menikmati sebuah tayangan hiburan untuk melepaskan penat.
Kamera Vivobook 13 Slate OLED Baik untuk Pembelajaran Jarak Jauh
Inilah yang saya sebut ‘warisan’ dari pandemi. Aktivitas di sekolah bahkan aktivitas di dunia kerja lain sangatlah mengandalkan laptop dengan kamera mumpuni. Vivobook 13 Slate OLED adalah jawaban dari kegusaran hati pekerja.
Vivobook 13 Slate OLED hadir dengan kamera layaknya sebuah smartphone, yaitu kamera belakang (utama) dan kamera depan (kedua).
ASUS membekali Vivobook 13 Slate OLED dengan 13 MP rear camera dan 5 MP front camera. Tentu, kamera ini tidak saja diandalkan untuk pembelajaran jarak jauh semata tetapi untuk kebutuhan merekam proses pembelajaran dengan kamera utama sangat diunggulkan.
Kamera depan sebesar 5 MP mampu menemani pembelajaran jarak jauh seorang guru yang sedang mengisi kelas tambahan maupun kelas normal saat kondisi mengharuskan itu terjadi kembali. Sedangkan kamera 13 MP di bagian belakang sangat cocok untuk membantu tugas guru dalam memotret hasil belajar siswa, membuat video pembelajaran, yang berguna untuk administrasi guru dalam rangka mencegah pemotongan uang kinerja.
Jarang-jarang lho ada sebuah laptop tablet dengan kamera mumpu begini. Inilah saatnya berpaling ke Vivobook 13 Slate OLED untuk mendukung pekerjaan yang semuanya mengandalkan kamera saat ini!
Sylus Vivobook 13 Slate OLED Bantu Guru Melukis Pola
ASUS Pen 2.0 adalah nama dari stylus pada Vivobook 13 Slate OLED. Stylus ini mengandalkan teknologi Microsoft Pen Protocol (MPP) 2.0 dengan 4096 pressure levels, 5-350 g pen tip force, dan 266 Hz sampling rate.
ASUS Pen 2.0 pada Vivobook 13 Slate OLED mampu bekerja sampai dengan 140 jam dan bisa mengandalkan Microsoft Whiteboard untuk melukis sesuatu. ASUS membawa banyak sekali keunggulan dari stylus mereka ini, diantaranya adalah:
1.Mouse right-click
2.Erase button
3.Smooth chassis
4.Drop-prevention design
5.LED indicator7
6.USB-C® charge
7.Interchangeable pen tips
8.Function button
Di sekolah tertentu, seperti sekolah saya yang memiliki program keterampilan, Vivobook 13 Slate OLED tak saja membantu proses pembelajaran semata. Layar sentuh yang responsif dan ASUS Pen 2.0 sangat baik dalam menghadirkan suatu pola.
Guru Prakarya dan Kewirausahaan biasanya pintar menjahit dan membuat pola menarik. Jadi sebelum masuk kelas, ada baiknya membuat pola yang keren seperti desainer terkenal dengan mengandalkan Vivobook 13 Slate OLED. Saya yakin ketika berada di dalam kelas, proses pembelajaran yang biasanya tertuju pada pola baju yang itu-itu saja bisa berubah sangat menakjubkan.
Vivobook 13 Slate OLED Adalah Laptop Ringan dan Imut
Beratnya cuma 786 gram dan diameter 7,9 mm saja. Itulah Vivobook 13 Slate OLED yang wajib guru miliki saat ini. ASUS percaya bahwa makin ke sini makin banyak orang yang bekerja di luar ruangan, walaupun rumah di teras rumah mereka.
Dalam kondisi tertentu, seorang pekerja harus selalu di depan layar komputer. Saya tidak bisa membayangkan kembali kisah lama yang menenteng laptop berat ke mana-mana. Bukan bahu dan pundak saja yang sakit tetapi tempat juga cuma untuk laptop besar itu saja.
Bayangkan saat berada di dalam kelas. Meja guru memang terlihat besar waktu pertama masuk kelas. Tetapi saat proses pembelajaran berlangsung semua itu akan berubah. Ransel yang semula di atas meja harus turun ke bawah, vas bunga kecil harus pindah ke sudut meja.
Apa yang kemudian di atas meja itu? Tak lain buku-buku tugas anak-anak yang berserak. Meja yang semula besar sangatlah kecil ketika itu terjadi. Setiap hari. Maka, laptop dengan layar lebih besar dan berat tidak lagi menjadi rekomendasi guru saat mengajar.
Dengan laptop kecil, ringan dan imut seperti Vivobook 13 Slate OLED, guru akan lebih leluasa mengatur meja selama proses belajar mengajar berlangsung.
Suara Menggegelar Vivobook 13 Slate OLED untuk Guru Bahasa Inggris
Saya ingat dulu semasa sekolah, tak pernah sekalipun guru Bahasa Inggris membawa masuk tap recorder ke dalam kelas. Jadinya, kami belajar bahasa asing ini dengan mendengarkan Beliau berceloteh dengan lebih banyak Bahasa Indonesia dibandingkan bahasa internasional tersebut.
Saat Ujian Nasional, saya meraba-raba waktu sesi listening, belum lagi suara jauh dari speaker di depan kantor dewan guru, suara ribut di ruang ujian, dan yang pasti belum pernah mendengar orang barat bercakap-cakap selancar itu. Ending dari itu semua adalah nilai Bahasa Inggris saya jatuh ke bawah kolong!
Nah, saya merekomendasikan Vivobook 13 Slate OLED untuk guru Bahasa Inggris karena suaranya sangat diunggulkan untuk melatih listening anak-anak. Dengan Dolby Atmos, Quad-speaker audio system, dan Smart amplifier technology, ASUS percaya bahwa kejernihan suara dari laptop ini sangatlah terdepan.
Saya pikir, dengan suara yang bagus, alami, dan jernih ini, bisa didengar oleh seluruh ruangan dengan rata-rata siswa di dalam kelas 20-25 orang.
Dolby Atmos Quad-Speaker yang menggelegar tak lain hipnotis dari laptop mungil. Sedangkan ASUS Smart Amplifier membawa audio lebih kaya, dan jernih tanpa distorsi, tentu saja sangat membantu guru Bahasa Inggris dalam melatih kelancaran anak-anak mendengar, menyimak, dan meniru orang-orang barat berbicara.
Koneksivitas Vivobook 13 Slate OLED Cocok Transfer Data Lebih Cepat
Di dunia yang makin modern begini, semua hal dilakukan dengan satu langkah cepat. ASUS VivoBook 13 Slate OLED dengan keunggulan dimilikinya sangat baik untuk multikasing. Laptop 2-in-1 ini memiliki tiga bagian terpisah, yaitu bagian bodi utama, keyboard cover yang menyatu dengan cover stand. Cover stand ini sangatlah praktis karena dibuat menggunakan mekanisme magnet yang menempel di bagian belakang bodi.
Stand ini memiliki fungsi sebagai hinge dan tentu saja bisa dilipat. Laptop dengan harga bersahaba ini bisa ditekuk hingga 170 derajat, dan sangat praktis saat menikmati konten vertikal sekalipun seperti Reels, Short Video maupun Tiktok.
Nah, untuk sampai pada konten menarik tersebut, ASUS membenamkan WiFi 6 yang dipercaya lebih cepat dari sebelumnya. Meskipun bodinya sangat tipis, VivoBook 13 Slate OLED memiliki port yang sangat diperlukan untuk berbagai kebutuhan transfer data.
Port yang terdapat pada VivoBook 13 Slate OLED antara lain USB Type-C, Jack Audio 3,5mm, slot kartu microSD, dan terdapat tombol volume maupun power di bagian samping bodi. Tak mau ketinggalan, terdapat empat buah lubang speaker yang akan mengeluarkan suara terbaik melalui teknologi audio yang sudah saya sebutkan di bagian sebelumnya.
Keyboard Vivobook 13 Slate OLED untuk Pengetikan Lebih Praktis
Vivobook 13 Slate OLED memang memiliki keyboard terpisah namun bukan berarti tidak memiliki keunggulan tersendiri. Keyboard Vivobook 13 Slate OLED hadir dengan ukuran 19,05 mm yang tentu saja ringan dan mudah dibawa ke mana-mana.
Saat melepaskan keyboard ini, Vivobook 13 Slate OLED adalah sebuah tablet yang multifungsi. Begitu keyboard terpasang, pengalaman mengetik tak akan pernah dilupakan karena tiap angka maupun huruf yang ditekan sangatlah sensitif terhadap gerakan.
Dengan engsel 170 derajat – seperti yang sudah disebutkan tadi – memungkinkan pengguna mengetik maupun melihat layar laptop dari sudut pandang paling nyaman saat duduk maupun berdiri sekalipun.
Keyboard Vivobook 13 Slate OLED memiliki kelebihan antara lain 1.4 mm key travel, 19.05 mm key pitch, 0.2 mm key-cap dish, 50% larger touchpad3, dan 128 x 64 mm touchpad size. Dengan rentang yang cocok untuk kelompok pecinta gaya hidup, keyboard ini sangatlah membantu pekerjaan lebih cepat dan praktis.
Simpulan dan Rekomendasi Vivobook 13 Slate OLED
Apa sih yang menarik dari Vivobook 13 Slate OLED?
Sebenarnya ini adalah pertanyaan yang tidak berbobot saat kamu sudah membaca review dari awal sampai akhir. Saya yakin, untuk guru yang sekarang bekerja dengan internet, laptop multifungsi, dan tentu saja kamera mumpuni, Vivobook 13 Slate OLED adalah pilihan yan tepat.
ASUS memberikan sentuhan yang menarik dan dibutuhkan oleh guru selama mereka mau mengubah sudut pandang, cara mengajar, metode maupun pendekatan selama berada di dalam kelas. Dengan bantuan Vivobook 13 Slate OLED, guru mampu menarik diri untuk lebih kreatif, efektif selama mengajar dan membawa pengaruh besar terhadap hasil akhir bagi anak-anak.
Semua sentuhan modernisasi sudah diberikan oleh ASUS pada Vivobook 13 Slate OLED. Windows 11 untuk pendidikan juga paket lengkap untuk melengkapi semua kebutuhan. Tak salah ASUS dan Microsoft menyasar dunia pendidikan dengan Vivobook 13 Slate OLED karena dari sinilah lahir tokoh penting dari berbagai bidang di dunia.
Sebagai penutup, saya ingin menyebut, Vivobook 13 Slate OLED sebuah renovasi laptop terbaik dari ASUS. Selamat datang dan semoga bertemu jodoh dari berbagi lini kehidupan!
Referensi
- ASUS – https://www.asus.com/Laptops/For-Home/Vivobook/Vivobook-13-Slate-OLED-T3300/
- Gizmologi – https://gizmologi.id/computer/laptop/hands-on-asus-vivobook-13-slate-oled/
- Zdnet – https://www.zdnet.com/article/asus-vivobook-13-slate-oled-t3300-review/
- Techradar – https://www.techradar.com/reviews/asus-vivobook-13-slate-oled
Leave a Reply