5 Pesona Aceh di Mata Penikmat Ganja dan Penghujat Islam – Masyarakat Aceh sangat menjungjung tinggi identitas dirinya, jika saja ada yang menyinggung sedikit saja tentang hal sensitif, parang pun siap melayang. Contoh saja begini, &Kau bukan orang Islam!
Daftar Isi
5 Pesona Aceh Tak Boleh Dilupa
Tanggapan yang muncul lebih besar dari itu, orang Aceh sangat marah sekali jika disebut bukan orang Islam. Diajak bertarung pun berani demi mempertahankan keimanan ini. Islam telah menjadi sebuah &kebiasaan& yang mengakar dan tak bisa dipisahkan dari masyarakat Aceh.
Namun apabila kalimat yang keluar bernada beda walaupun maknanya sama, masyarakat Aceh bisa nyengir saja. Sebutan ini bisa berupa, Kau ini Islam KTP saja!
Tirai Aceh tidak hanya persoalan ringan seperti di atas saja yang musti disibak. Aceh dikenal sebagai sebuah negeri dengan penuh pesona. Bahkan, semua model rasa dalam hidup bahagia ini bisa dipastikan ada di Aceh. Membicarakan Aceh, sedikitnya inilah yang akan terngiang di telinga…
Negeri Ganja
Aceh dan ganja adalah perpaduan yang begitu sempurna. Aceh identik dengan ganja karena tanaman liar jenis ini begitu mudah tumbuh di tanah Aceh. Bahkan, di kamar mandi pun bisa terdapat satu pot berisi ganja hidup yang dipanen saat ingin mengisapnya saja.
Fenomena ganja Aceh menjadi semakin semarak saat media massa meliput aksi pihak berwajib dalam rangka membersihkan ladang ganja yangn – katanya – tumbuh liar. Keuntungan dari ganja ini pun tak bisa menipu kantong, sungguh menyilaukan mata. Tak ayal banyak pihak ingin menjajah hutan Aceh, berharap menemukan tanaman ganja liar yang akan memperkaya dirinya.
Ganja di Aceh menjadi sebuah aset yang cukup menggiurkan. Bicara Aceh, sebagian orang akan menyebutkan negeri ganja, selain konflik berkepanjangan. Ganja juga menjadi sebuah pemanis makanan yang menjadi rahasia umum di Aceh.
Bahkan, bisa dikatakan daun ganja kering ini dimasukkan sedikit ke dalam gulai kambing atau mie Aceh supaya rasanya tambah makyus. Memang tidak secara terang-terangan mengenai ini, tapi begitulah rahasia yang terungkap seadanya.
Jika Anda tidak percaya, barangkali bisa mencoba menelusuri kuliner di Aceh. Tandanya, jika merasa pusing atau sejenisnya sehabis menyantap makanan, buktinya tanaman kering ini telah merasuk ke tubuh.
Ranah Konflik
Derita konflik memang telah lewat. Namun sisa-sisa konflik di Aceh tak pernah bisa dibuang begitu saja. Konflik yang terjadi puluhan tahun menjadi sebuah mementum menakutkan bagi masyarakat Aceh. Konflik yang terjadi menyisakan airmata, janda, yatim piatu, kehilangan harta benda bahkan kehilangan kepercayaan.
Aroma konflik ini pula yang membuat sebagian orang nyaris ketakutan untuk dapat menginjak tanah Aceh. Sebagian orang lainnya, sangat ingin berlabuh ke Aceh karena di sini ladang uang bisa bermekaran dari berbagai sektor.
Bahkan, sampai kini aroma konflik masih merebak karena alasan ini dan itu. Sehingga alasan perang senjata ini pula yang membuat orang luar ragu-ragu bertandang ke Aceh. Padahal, Aceh itu sungguhlah aman. Canda tawa di mana-mana.
Kesibukan semerbak harum kesturi. Orang-orang Aceh sangat mencintai kedamaian. Jika ada tamu yang datang maka akan sangat dimuliakan. Apapun akan dihidangkan untuk menjamu tamu walaupun diri sendiri makan nasi dengan garam. Amannya Aceh bisa ditandai dengan lahirnya warung kopi.
Surga Warung Kopi
Tempat nongkrong di Aceh tak lain warung kopi dengan fasilitas internet gratis. Di mana-mana dengan mudah didapatkan warung kopi jenis ini, terlebih di Banda Aceh. Beragam pilihan warung kopi dengan mudah didapatkan dan menyuguhkan aneka menu.
Menariknya, walaupun penikmat kopi duduk manis di warung kopi dengan laptop menyala, smartphone maupun tablet terus terkoneksi internet, pelanggan ini cukup membayar minuman saja walaupun duduk dari pagi sampai malam, bahkan sampai pagi lagi.
Contoh saja memesan kopi seharga lima ribu rupiah. Anda tertarik duduk di warung kopi di Aceh? Jangan khawatir, Anda bebas melakukan apapun, sampai siap pekerjaan sekalipun, Anda tidak akan diusir bahkan diminta bayaran lebih jika pun menggunakan internet berlebih maupun mengisi daya perangkat elektronik.
Bekas Tsunami
Tsunami akhir 2004 sungguh pilu yang tak terperi. Walau bagaimanapun, kisah pilu ini akan selalu dikenang dan akan diceritakan kepada anak-cucu di kemudian hari. Ada anggapan yang mengatasnamakan musibah sebagai penghalang untuk berkunjung ke Aceh.
Musibah besar itu telah lewat, banyak cerita lain yang bisa dilihat dari musibah. Tengoklah ketegaran masyarakat Aceh, mereka tetap melaut dan kembali ke pinggir pantai karena di sanalah penghidupan sebenarnya.
Syariat Islam
Hanya orang-orang Islam yang boleh datang ke Aceh! Belum tentu. Syariat Islam di Aceh tidaklah mengekang melainkan memberi kenyamanan. Islam menjaga muslim dan nonmuslim untuk bertahan dalam damai.
Syariat Islam yang berlaku di Aceh justru menjadi benteng untuk menjaga keimanan. Walaupun ada hukuman yang tegas, itu semata-mata karena kesalahan. Mana mungkin orang baik-baik dihukum juga. Jika tidak mau dihukum jangan berbuat kesalahan.
Syariat Islam bukan alasan untuk menjauhi Aceh. Percaya atau tidak, syariat ini memberi ketenangan lahir dan batin.
Hal yang tabu memang sulit dibuang, dari yang tabu ini pula keingintahuan merebak ke permukaan. Sudah siapkah Anda menjenguk kami di Aceh?
Leave a Reply