15 Wisata Sumedang Terbaik dan Hikayat Cut Nyak Dien

15 Wisata Sumedang Terbaik dan Hikayat Cut Nyak Dien – Orang Aceh tak akan pernah lupa akan Sumedang. Sejarah berkeluh-kesah akan hal ini. Cut Nyak Dien dibawa lari ke sana oleh kompeni. Dihukum lama lalu wafat dalam keadaan buta.

Hikayat Cut Nyak Dien

Cut Nyak Dien dibuang ke Sumedang oleh Belanda. Pilu melanda jiwa orang Aceh manakala Teuku Umar telah tiada. Perjuangannya sebatang kara hanyut dalam duka di tengah penyamaran. Dirinya tak pernah membongkar identitas diri, sebagai pahlawan atau pejuang dari Aceh. Ia hidup ditengah pengasingan sebagai pandai ilmu agama dan adat kebiasaan.

Cut Nyak Dien diasingkan ke Sumedang supaya putus komunikasi dengan gerilyawan Aceh. Kompeni takut dengan tabiat pejuang Aceh setelah dikhianati oleh Teuku Umar yang wafat pada tahun 1899. Pukulan yang telak kepada sang istri. Pedalaman Meulaboh yang beringas, tentara belanda di mana-mana. Lari tunggang-langgang sampai kemudian tertangkap juga pada tahun 1906.

Baca Juga:

  • Kampung Sampireun Garut untuk Menjemput Rindu di Atas Danau
  • 5 Tempat Unik Bogor Wajib Dikunjungi Sendirian atau Sama Pasangan
  • 15 Trip Wisata Karawang yang Tak Boleh Dicoret
  • Wisata Bandung Murah Tak Sekadar Cinta Picisan Dilan
  • Hotel Savoy Homann Bandung, Histori dalam Keindahan Penginapan

Ibu Suci atau Ibu Prabu, begitu Sumedang memanggil namanya. Sebuah penghormatan yang tiada tara kepada perempuan yang tak kenal rasa takut ini. Sebuah pengkhianatan kembali diterima Cut Nyak Dien, dari pejuangnya sendiri, Pang Laot Ali. Ia telah iba dengan kondisi Cut Nyak Dien yang mulai rabun. Culas mulutnya membawa Belanda tahu keberadaan sang pahlawan.

Cut Nyak Dien ditawan namun kuasanya masih membara. Belanda marah besar lalu membawa beliau ke Sumedang. Dalam usia 60 tahun, pada 06 November 1908, Cut Nyak Dien menghembuskan napas terakhir.

Dalam beberapa literasi, Cut Nyak Dien selama di Sumedang, dalam keadaan tidak bisa melihat tetapi tubuhnya tetap kuat. Tak ada yang tahu soal dirinya. Ia mengajar agama sampai mendapat gelar Ibu Suci. Ilmu agama yang kuat menjadi benteng bagi Cut Nyak Dien dalam menyiasati hidupnya di sana.

Ada Cut Nyak Dien, demikian hikayat panjang di antara wisata lain di Sumedang. Jalinan Aceh dengan Sumedang yang terajut begitu saja, salah satunya karena alasan ini.

15 Wisata Sumedang Terbaik

Telah ada sejarah. Dalam kenangan dan pelajaran penting akan hidup. Salah satu tempat yang paling penting bagi saya, mungkin masyarakat Aceh lain, jika ke Sumedang adalah ziarah ke makam Cut Nyak Dien.

Makam Cut Nyak Dien di Sumedang

Hati orang tak ada yang tahu. Demikian pula dengan hati Gubernur Jenderal Belanda JBV Heuts. Ia meminta kepada Bupati Sumedang, Pangeran Aria Suria Atmaja, untuk mengasingkan Cut Nyak Dien ke rumah KH. Ilyas. Bukan di penjara seperti tahanan politik lainnya.

Di Kampung Kaum, Kelurahan Regol Wetan. Cut Nyak Dien menjadi warga biasa yang bebas beribadah ke Masjid Agung Sumedang yang tak jauh dari rumahnya. Pelajaran mengaji Alquran dan bahasa Arab menjadi titah penting darinya.

Cut Nyak Dien dalam balutan Ibu Prabu menjadi pejuang dakwah selama di Sumedang. Ilmu agama menjadi leluasa ia ajarkan tanpa takut kepada Belanda. Padahal, ilmu lebih tajam dibanding senjata tumpul Belanda.

Wisata religi dengan ziarah ke makam Cut Nyak Dien di Kampung Gunung Puyuh, Desa Sukajaya, Kecamatan Sumedang Selatan. Hikayat Aceh dan juga surah at-Taubah dan al-Fajr tertulis jelas di batu nisan pahlawan nasional ini.

Sejarah mencatat, makam Cut Nyak Dien ditemukan pada tahun 1959. Gubernur Aceh kala itu, Ali Hasan, memerintahkan pencarian makam pahlawan tersebut berdasarkan data dari Belanda. Belanda menyebut, hanya satu tahanan politik yang dikirimkan ke Sumedang yang tak lain adalah Cut Nyak Dien.

Sumedang cuma mengenal Ibu Suci atau Ibu Prabu. Dokumen Belanda kala itu Colonial Verslag 1907:12 menyebutkan tahanan politik perempuan berusia 50 tahun dan seorang kemenakan berusia 15 tahun bernama Teungku Nana. Dari sini, makam Cut Nyak Dien teridentifikasi dan menjadi ziarah penting jika ke Sumedang.

Alamat: Kampung Gunung Puyuh, Desa Sukajaya, Kecamatan Sumedang Selatan

Masjid Agung Sumedang

Cut Nyak Dien dan Masjid Agung Sumedang tidak dapat dipisahkan. Rumah pengasingan yang dekat, juga orang-orang yang belajar ilmu agama menjadi korelasi yang tepat.

Masjid Agung Sumedang telah menjadi situs sejarah penting di daerah Sumedang. Sumedangtandang.com (28/09/2014) menyebut bahwa masjid ini berdiri sejak tahun 1850. Bupati Sumedang, Pangeran Sugih atau Pangeran Soeria Koesoemah Adinata dalam masa jabatan 1836 sampai 1882 mencetus pembangunan masjid ini.

Campur tangan masyarakat Tionghoa yang datang ke Sumedang membuat masjid ini berbeda. Perpaduan antara arsitektur Islam dengan Tionghoa sangat kental sekali. Bangunan masjid ini mirip dengan pagoda, kelenteng atau bahkan vihara.

Perbedaan yang mencolok antara lain atap yang disusun makin kecil ke atas. Mamale adalah sebutan tingkat paling atas yang berbentuk limas. Mustaka tak lain benda yang ditempatkan di kubah paling atas. Mirip dengan mahkota yang dipakai raja pada suatu masa.

Masjid Agung Sumedang tidak pernah berbuah meskipun pernah direnovasi. Perbaikan besar-besaran dilakukan pada tahun 2004 dengan biaya Rp 4,2 milyar. Semua yang ditinggalkan oleh sejarah tetap bernyawa meskipun cat telah tak lagi sama.

Salah satu yang menarik barangkali adalah tiang penyangga yang terbuat dari susunan bata. 166 tiang dengan 14 buah tiang utama dalam dengan diameter 100 cm, 106 buah tiang utama luar dengan diameter 60 cm.

Selain itu, terdapat 20 buah jendela dengan tinggi 4 meter dan lebar 1,5 meter. Jendela ini terbuat dari kayu jati dengan ukiran indah sama seperti pintu utama yang sebanyak 3 buah pintu. Ukiran Cina terlihat di kusen pintu maupun jendela. Ukiran yang serupa juga terdapat di mimbar yang menandakan bahwa warga Tionghoa pernah bermukim lama di sini.

Jika ke Sumedang, tak hanya salat dua rakaat saja tetapi bisa menikmati aroma sejarah masa lampau. Soal pengajaran Cut Nyak Dien maupun pendudukan masyarakat Tionghoa di sana.

Alamat: Jl. P Sugih, Regol Wetan, Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, 45311

Bumi Perkemahan Kiara Payung

Jawa Barat terkenal dengan bumi perkemahan. Semasa sekolah dulu, seorang teman pernah ikut ke Cibubur dalam rangka Jambore nasional. Sudah hampir 20 tahun lalu namun Jawa Barat tetap menjadi idola anggota pramuka.

Jauh melangkah ke Sumedang, rupanya terdapat perkemahan yang tak kalah ademnya. Bumi Perkemahan Kiara Payung menjadi andalan mereka dalam belajar di alam. Terletak di daerah Jatinangor yang dingin, cuaca yang tidak begitu mudah berbuah, suasana alam yang bersahabat, daerah ini cocok untuk mereka yang ingin mendapatkan pelajaran hidup dari kerjasama dan toleransi.

Kiara Payung dikutip dari wisatajabar.com (01/01/2018) telah berganti nama menjadi Bumi Perkemahan Mashudi. Alasan pergantian nama ini adalah untuk mengenang jasa Kepala Kwartir Nasional Pramuka yang menjabat pada 1978 sampai dengan 1993.

Bumi perkemahan ini memiliki luas 66 hektar yang bisa dipakai oleh siapa saja tidak hanya pada saat kegiatan pramuka saja. Dengan ketinggian 900 mdpl bisa dibayangkan bagaimana suasana adem di sekitar daerah ini.

Menariknya, bumi perkemahan ini sangat dekat dengan kampus ITB dan Universitas Padjadjaran. Area parkir yang luas, terdapat MCK dan P3K, dan tak boleh ketinggalan adalah menara yang digunakan untuk rapelling setinggi 12 meter.

Kiara Payung tidak saja menjadi area perkemahan tetapi tempat wisata yang menarik. Selain menggunakan kendaraan pribadi juga bisa dengan kendaraan umum. Jembatan Cingcin menjadi salah satu tempat wisata menarik. Kalau ingin area lebih terbuka dan bebas bisa ke arah Gunung Manglayang.

Suasana yang berbeda akan terasa saat bertemu dengan mereka yang sedang belajar di ITB, IPDN, Ikopin maupun Unpad. Jadi, tidak hanya aroma alam yang terasa tetapi aroma pendidikan juga kentara sekali di daerah ini.

Alamat: Jl. Pramuka RT. 1234 / RW.005, Desa Sindangsari, Sukasari, Cilayung, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, 45366

Puncak Damar

Dingin sudah pasti. Gunung di atas air menjadi pemandangan yang sangat kontras jika disandingkan dengan awan membiru. Itulah Puncar Damar. Suatu tempat yang sangat romantis di Sumedang dengan cita rasa tiada tara.

Puncak Damar menjadi idola banyak orang yang berlibur. Jangan salah, meskipun berada di Sumedang namun tempat wisata ini sangatlah bagus dalam perawatannya. Puncak Damar Jatigede ini menjadi pilihan bagi mereka yang ingin merasakan sensasi berbeda di Sumedang.

Matahari terbenam pun di Puncak Damar memberikan sensasi yang luar biasa. Di antara air mengalir dan juga pengunungan indah, matahari perlahan menukik sampai tenggelam.

Daya tarik Puncak Damar tak lain suasana alamnya yang bersahabat, dengan pemandangan yang tiada tara. Di sana juga terdapat penginapan murah, tempat ibadah maupun area parkir kendaraan. Sensasi yang berbeda saat bersama keluarga atau orang tercinta bila telah sampai ke sana.

Lokasi wisata yang mungkin saja jauh dari pusat keramaian, disarankan untuk membawa kebutuhan makanan maupun obat-obatan. Tak boleh ketinggalan adalah badan harus sehat selama berjalan di antara pohon dan sejuknya udara di sekitar Puncak Damar.

Alamat: Pakualam, Darmaraja, Sumedang, Jawa Barat

Curug Buhud

Deru air terjun yang tajam. Bebatuan yang cadas. Awas bisa terpeleset jika tidak hati-hati. Curug Buhud bisa disebut Niagara Sumedang. Bentuknya yang mirip meskipun lebih pendek. Tinggi Curug Buhud sekitar 6 meter dengan panjang air terjun sekitar 35 meter.

Pemerintah setempat sangat paham bahwa Curug Buhud menjadi objek wisata penting. Pengelolaan yang dilakukan tidak main-main dengan menjaga kelestarian tempat. Warga di sekitar Curug Buhud bahu-membahu mengangkat objek wisata ini agar jadi lebih terkenal dan baik di mata wisatawan. Salah satu upaya ketertiban misalnya memungut biaya masuk yang nanti akan dijadikan pemasukan daerah dan biaya kebersihan.

Di sana terdapat beberapa saung yang digunakan untuk tempat berteduh. Lahan parkir yang luas juga menjadi alasan bahwa Curug Buhud sangat ramah kepada wisatawan dalam maupun luar Sumedang.

Warung makan sampai kedai surabi terdapat di sekitar Curug Buhud. Jadi, habis main air terjun di niagara kecil Sumedang ini, pastilah lapar maka langsung bisa mencicipi surabi maupun makanan khas Sumedang lainnya.

Niagara from Sumedang sudah sangatlah terkenal dengan air terjunnya. Nggak usah jauh-jauh ke luar negeri untuk menikmati deru air terjun bebas. Di Sumedang juga ada. Dengan pemandangan yang disuguhkan ini, tak mungkin orang tidak tertarik untuk segera ke Curug Buhud untuk mengabadikan kenangan terindah.

Alamat:  Sukatani, Tanjungmedar, Sumedang, Jawa Barat, 45354

Wana Wisata Ciburial

Wanawisata Ciburial tempat yang eksotik dan terasing di Sumedang. 10 menit saja jarak tempuh dari perempatan Cimalaka ke Kaki Gunung Tampomas, tempat Wanawisata Ciburial berada. Hawa sejuk pedesaan langsung terasa begitu masuk ke daerah Cimalaka yang berada di 600 mdpl. Lahan pertanian yang subur di wilayah dengan luas 40 km persegi ini tampak sekali indah dipandang.

Jalan setapak yang ada di sini cukup bagus untuk jadi pelajaran bagi mereka untuk berjalan kaki. Puncak bukit kecil memperlihatkan bahwa Wanawisata Ciburial sebagai salah satu tempat yang memiliki hutan lindung terindah.

Wanawisata Ciburial tak lain sebagai tempat wisata bernilai sejarah tinggi. Para leluhur di sana menjaga peradaban Pasundan agar menjadi kenangan manis di kemudian hari. Alam akan bersenyawa dengan apa yang dicari dan dirasakan. Demikian pula dengan suara air dari kolam, burung bercicit dari pohon, dan gemersik angin sepoi-sepoi menandakan bahwa udara segar tak lain ada di sini.

Di Wanawisata Ciburial terdapat sebuah mata air besar yang telah dibuat indah berbentuk kolam 30×10 meter. Air jernih dan segar menjadi ciri khas penting daerah Sumedang. Air dari mata air ini akan membantu pertanian pada musim kemarau tiba.

Di dalam kolam terdapat ikan-ikan air tawar yang dipelihara. Ikan-ikan ini memiliki nilai jual tinggi dan menjadi pemasukan daerah yang berarti. Perpaduan yang sepadan antara lingkungan sekitar dengan gaya hidup masyarakat. Fasilitas yang dijaga dengan baik menjadikan Wanawisata Ciburial sebagai wahana wisata penting bagi Sumedang.

Alamat: Licin, Cimalaka, Sumedang, Jawa Barat

Taman Hutan Raya (Tahura) Gunung Kunci

Bicara wisata alam di Sumedang mungkin tak bisa dilupa adalah Taman Hutan Raya Gunung Kunci. Tempat ini dikelola oleh Perum Perhutani dengan luas wilayah 3,67 hektar. Wisata alam ini sangatlah menarik untuk mereka yang ingin mencari udara segar.

Gunung Kunci terletak di dekat jalan raya. Di samping gunung ini terletak Gunung Palasari dengan luas 31,22 hektar, yang masuk juga ke dalam kawasan Taman Hutan Raya. Wisata alam ini mungkin bukan menjadi alternatif untuk mereka yang ingin tempat indah dengan air terjun. Namun sebagai tempat dengan bangunan bersejarah, dipadu dengan suara alam, tempat ini sangat cocok untuk menenangkan diri.

Dalam rangka pelestarian lingkungan, untuk masuk ke dalam kawasan Taman Hutan Raya ini setiap pengunjung harus membayar tiket masuk. Wajar jika ini dilakukan agar pemeliharaan lingkungan lebih terjaga.

Cita rasa masa kolonial masih kentara sekali. Goa yang menyerupai gerbang masuk menjadi kenangan sejarah paling berarti. Lembab dan berlumut adalah arsitektur penting dari goa yang menjadi penghubung dengan kawasan wisata lain.

Sejarah panjang perjuangan terlihat dari tulisan ‘Pandjoenan’ atau ‘G.Kuntji’ dan juga ‘Titi Mangsa 1917’ dan menjadi catatan dimulai tempat ini. Licin dan curam di sekitar goa nggak bisa dihindari. Tertanam di dalam tanah basah tentu menarik perhatian tempat ini.

Di kawasan hutan wisata ini terdapat banyak tempat duduk dari kayu. Area yang dibuat khusus untuk latar belakang foto bagi pengunjung. Suasana alam yang bersenyawa dengan udara segar membuat tempat ini lebih sejuk dibanding daerah lain di Sumedang.

Alasan terpenting Gunung Kunci dijadikan tempat wisata tak lain karena benteng bersejarah. Benteng ini dibangun oleh Gubernur Jenderal Van Limburg Stirum pada tahun 1914 hingga 1917 kemudian diresmikan di tahun 1918.

Benteng yang penuh arti ini memiliki luas sebesar 2600 meter persegi. Selain goa, bunker di dalam benteng juga menarik perhatian dengan luas 450 meter persegi. Benteng Gunung Kunci ini memiliki tiga bagian yaitu lantai satu untuk ruang prajurit, lantai dua untuk ruang perwira, dan lantai tiga yang dijadikan sebagai benteng pertahanan.

Sumedang dan tempat bersejarah ini menjadi salah satu pilihan terbaik untuk wisata alam. Jarang sekali mendapatkan tempat menarik dan bersejarah dengan beberapa tempat indah untuk diabadikan dalam foto.

Alamat: Kotakulon, Sumedang Selatan, Sumedang, Jawa Barat, 45311

Curug Cigorobog

Di Sumedang, banyak sekali curug dengan air terjun indah. Bagi saya yang jarang sekali melihat air terjun, wisata begini barangkali masuk poin penting. Ada suatu hal yang paling menarik dari air terjun selain keindahan saja.

Bunyi air yang menghantam bebatuan begitu keras. Takutnya, kalau kita berdiri di situ langsung bungkuk menahan patahan air. Namun orang yang suka tetap akan suka demikian juga saat berada di Curug Cigorobog.

Sama halnya dengan tempat wisata lain di Sumedang, Curug Cigorobog juga mematok tiket masuk. Pemerintah kabupaten Sumedang mengelola dengan baik curug ini sejak tahun 2011. Dengan begitu, wisatawan yang datang juga tidak merasa khawatir akan keselamatan maupun kebersihan tempat ini.

Curug Cigorobog masih sangat alami dengan ketinggian sekitar 40 meter. Bongkahan air terjun begitu indah yang meliuk di antara patahan bukit. Daerah curug ini juga sangat indah dengan pemandangan alam. Wajar jika Curug Cigorobog menjadi salah satu destinasi wisata penting di Sumedang.

Alamat: Citengah, Sumedang Selatan, Sumedang, Jawa Barat, 45311

Curug Sabuk

Sumedang tak lain adalah surganya pemandangan alam indah termasuk curug. Banyak sekali tempat air terjun di daerah ini. Curug Sabuk adalah curug lain yang ada di Sumedang. Letaknya di kawasan hutan Gunung Kareumbi yang asri dan sejuk.

Nama juga air terjun tentu jarang berada di tengah keramaian. Untuk sampai ke Curug Sabuk kita harus melewati persawahan yang lagi musim panen atau tanam, hutan pinus yang dingin pasti, kebun salak yang mungkin bisa dipetik buahnya, sungai yang deras, jalanan menanjak dan menurun tentu tidak boleh dilewatkan begitu saja.

Curug Sabuk memiliki empat buah air terjun dengan ketinggian yang berbeda. Air terjun tertinggi di curug ini adalah 60 meter. Jika musim hujan, air terjun yang berdampingan membentuk air terjun kembar yang sangat indah.

Bagi orang yang suka keheningan, Curug Sabuk bisa menjadi alternatif terbaik karena tempat ini jarang ramai karena jauh dan jalanan yang sulit menjangkaunya. Air yang bersih, dingin, dan asri dipadu dengan suara alam dalam hening cukup membuat nyali ditantang kuat.

Mandi di bawah air terjun di Curug Sabuk tentu jadi pilihan dengan air tajam. Bisa menghilangkan penat bahkan menyembuhkan penyakit pegal di punggung. Namun, jangan lupa membawa perlengkapan obat masuk angin atau handuk tebal karena sehabis mandi pasti akan kedinginan.

Curug Sabuk juga menjadi tempat camping populer di Sumedang. Bisa dibayangkan bagaimana indahnya air terjun di mana hari dan suaranya yang menggelegar. Bagi yang tidak mau tidur di alam liar, bisa memilih untuk menyewa penginapan yang ada di sekitar curug. Rumah Pohon Kampung Nangorak salah satu penginapan yang ada di sini.

Curug Sabuk yang masuk ke dalam kawasan wisata tentu menarik perhatian. Pengunungan yang asri menjadi alasan orang-orang berkunjung ke sini. Rumoh Pohon di Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS) menarik perhatian wisatawan. Bagaimana tidak, dengan keunikan yang dimilikinya, rindang juga, luas dan bisa menampung sampai 8 orang, Rumah Pohon adalah idaman.

Di Rumah Pohon ini terdapat juga peralatan seperti tungku kayu untuk bakar ikan, peralatan memasak, air gunung alami, tempat ibadah, dan tak kalah menarik adalah kolam pemancingan. Sewa Rumah Pohon berkisar Rp 100 – Rp 350 ribu permalam.

Alamat: Dusun Nangorak, Desa Margamekar, Kecamatan Sumedang Selatan, Sumedang, Jawab Barat

Paralayang Batu Dua Gunung Lingga

Belum sah ke Sumedang jika belum sampai ke Paralayang Batu Dua Gunung Lingga. Daya tarik yang begitu kuat dari tempat ini. Bagi sebagian orang yang suka traveling, Paralayang adalah menu yang ingin dicicipi. Biasanya hanya melihat di sebuah tontonan televisi yang membuat iri saja.

Begitu turun dari gunung dengan tali saling mengaitkan satu sama lain sebagai pengaman, adalah Sumedang bahkan sebagian Jawa Barat bisa dilihat. Suatu kenikmatan yang tiada tanding untuk kesenangan hidup sesaat. Dan yang pasti, bersyukur pada anugerah yang diberikan-Nya atas keindahan alam yang sejuk.

Paralayang Batu Dua Gunung Lingga adalah salah satu tujuan wisata di Sumedang. Selama 3 jam kita akan dibawa sejauh 45 km mengelilingi daerah sekitar. Pemandangan alam tentu sangat indah sekali di atas ketinggian 930 mdpl.

Paralayang juga termasuk ke dalam olahraga yang mulai digemari saat ini. Maka wajar jika Paralayang Batu Dua Gunung Lingga menjadi idaman para traveler dan juga mereka yang sedang belajar di sini.

Siapa yang tidak sabar untuk ikut menyaksikan pemandangan Jawa Barat dari atas udara. Di sekitar Paralayang Batu Dua Gunung Lingga telah tersedia penginapan mengingat banyak sekali wisatawan yang datang. Namun kebutuhan penting lain seperti obat-obatan maupun makanan ringan bisa dibawa sendiri. Dengan daerah yang sejuk, suasana yang mendukung untuk rekreasi lebih menantang, main Paralayang bisa jadi nomor satu untuk memacu adrenalin sebelum mengelilingi Sumedang secara keseluruhan.

Alamat: Cimarga, Cisitu, Sumedang, Jawa Barat

Perkebunan Teh Margawindu

Sudah lama sekali saya ingin ke kebun teh. Di mana saja. Mungkin, sebagian orang tidak menarik untuk sebuah tempat wisata bernama kebun teh. Tetapi, dilihat dari beberapa sisi, kebun teh tak lain sebuah tempat yang asri dan sejuk untuk bernapas lega.

Memang, nggak perlu muluk-muluk, ke kebun teh lalu nikmati pemandangan dan petani yang sedang memetik daun teh. Dengan gaya tersendiri dan ciri khas yang pasti, petani teh tak lain intepretasi kerja keras yang selama ini diabaikan.

Siapa yang tidak mau duduk di saung di depan kebun teh yang tak pernah lelah berdaun hijau? Saya tentu sangat ingin. Apalagi Perkebunan Teh Margawindu yang tak lain salah satu perkebunan teh peninggalan Belanda.

Sudah lama sekali perkebunan teh ini dan menjadi pemandangan tersendiri saat petani memetik daun teh. Perkebunan Teh Margawindu sendiri tak begitu jauh dari Kota Sumedang dengan durasi dalam perjalanan 30 sampai dengan 40 menit. Jadi, sebelum ke menikmati indahnya alam dari atas udara dengan Paralayang, mampir ke sini sebentar tak ada salahnya.

Alamat: Desa Citengah, Kecamatan Sumedang Selatan, Sumedang, Jawa Barat

Kampung Ciherang

Sumedang tak lain daerah yang penuh sekali wisata alam. Didukung dengan daerah tropis dan juga masih alaminya hutan sekitar membuat tempat ini digemari mereka yang ingin menikmati suasana alam tanpa asap sedikitpun.

Kampung Ciherang menjadi salah satu tempat wisata menarik apalagi bersama keluarga. Di kelilingi oleh hutan lebat dan suara alam merdu, Kampung Ciherang menjadi teman terbaik. Pohon-pohon pinus yang tinggi dan jalan setapak yang bersih dengan suara air mengalir deras dari sungai.

Di Kampung Ciherang terdapat kolam renang dengan air masih alami. Tak bisa dibayangkan betapa segarnya mandi bersama anak-anak. Airnya sangat dingin karena pengaruh cuaca dari pengunungan. Untuk yang khawatir bercampur dengan orang lain, jangan khawatir karena di sini masing-masing mendapat kolam sendiri.

Tak boleh lupa bahwa di Kampung Ciherang anak-anak akan sangat dimanja, salah satunya adalah arena outbond. Di sini terdapat jembatan gantung, jembatan goyang dan juga jaring laba-laba. Seharian bisa lupa pulang kalau anak-anak sedang asyik bermain di sini.

Tempat-tempat indah di Kampung Ciherang tak boleh dilupakan begitu saja. Warga setempat telah membangun wahana khusus untuk bermain dan berfoto bersama keluarga.

Alamat: Cijambu, Tanjungsari, Sumedang 45362

Wisata Alam Pangjugjugan

Wisata Alam Pangjugjugan tak lain salah satu daerah yang mulai digemari. Di sini banyak sekali tempat yang bisa dikunjungi, tidak hanya sebagai tempat liburan dan rekreasi tetapi belajar akan alam dan lingkungan.

Sama dengan kondisi di daerah lain, Wisata Alam Pangjugjugan juga masih sejuk. Tak jauh dari Sumedang dan menjadi tempat rekreasi keluarga karena semua kebutuhan anak-anak sangat lengkap di tempat ini.

Sebuah taman liburan dengan tema wisata alam tentu tidak memandang duduk, makan, lalu pulang tetapi banyak pelajaran penting yang bisa diambil. Salah satunya mengajari anak akan alam dan mencintai kebersihan lingkungan.

Serius dan bersenang-senang adalah hal menarik selama di Wisata Alam Pangjugjugan. Kita akan menemui peternakan sapi, peternakan kelinci, kebun stoberi, arena bermain anak, kolam renang, terapi ikan, flying fox, hutan pinus, dan penginapan dengan suasana kampung yang khas.

Dengan luas wilayah 5 hektar, Wisata Alam Pangjugjugan tentu sangat luas sekali dan bisa dinikmati segalanya dengan mudah. Untuk menikmati wahana wisata di sini harus membayar terlebih dahulu. Flying Fox untuk orang dewasa adalah Rp15.000, Kolam Renang sebesar Rp7.000, mau naik Becak Mini harus bayar Rp5.000 / 2 putaran, naik perahu bayar Rp7.000 / 2 putaran dan jika ingin merasakan Kolam Terapi Ikan harus bayar Rp10.000.

Alamat: Kampung Babakan Anjun, Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang

Nangorak Camping Ground

Nangorak Camping Ground tak lain tempat berkemah indah Sumedang Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS) Nangorak Desa Margamekar Kecamatan Sumedang Selatan. Berada di sebelah timur laut Gunung Kareumbi menjadinya sangat indah sekali pagi maupun malam hari.

Tempat berkemah ini berada di ketinggian tebing perbukitan dengan elevasi yang bervariasi antara 830 – 1.060 mdpl. Saat berkemah di sini kita akan melihat pemandangan yang tiada duanya. Ke utara akan langsung berhadapan dengan Gunung Tampomas. Perbukitan yang naik turun serta kota Sumedang yang indah sekali dengan kerlip lampu malam hari.

Panorama indah tentu saja saat sunset dan sunrise sehingga orang rela untuk berkemah. Saat-saat terbenam matahari dalam cuaca sejuk maupun saat matahari terbit dengan cuaca dingin, tak lain kesenangan tersendiri. Panas yang dirasa siang hari tentu tidak sama dengan di daerah kita biasanya meskipun tidak banyak pohon di atas sini.

Sudah tidak sabar untuk segera berkemah dengan keindahan semesta.

Alamat: Margamekar, Sumedang Selatan, Sumedang, Jawa Barat, 45311

River Tubing

Saat ke Sumedang adalah River Tubing yang tak boleh dilupakan begitu saja. Sungai Cihonje yang tak lain salah satu hulu Sungai Cipeles adalah arena yang pas untuk arung jeram. Uji adrenalin yang benar-benar bersenyawa dengan alam dan banyak sekali orang ingin melakukannya.

Jika ingin melakukan arung jeram yang menantang ini, titik awal adalah di kawasan Desa Citengah, dekat dengan TPU Desa Citengah. Di mana terdapat pertemuan tiga anak sungai dengan arus yang pas untuk arung jeram.

Detik-detik yang dinantikan adalah saat menyusuri aliran Sungai Cihonje ke arah utara. Lintasan yang dilalui antara lain, Desa Citengah, Cipancar dan titik akhir di jembatan Kampung Ciawitali, Desa Cipancar.

Tentu, ngos-ngosan sekali kalau membayangkan arung jeram di antara deras air sungai ini. Belum lagi lama waktu yang ditempuh antara 1 sampai 2 jam. Arus sungai sangat memengaruhi lama atau tidaknya. Tentu beberapa dari kita menginginkan arus yang lebih lambat biar bisa menikmati suasana alam dan tentu saja tidak tersandung-sandung dengan cepat di atas sungai deras dan bebatuan.

Kita akan menjumpai pemandangan indah seperti alam dengan pohon tinggi, sawah yang sedang menguning atau hutan lebat yang penuh misteri. River Tubing sendiri menjadi salah satu wahana wisata yang tak bisa dipisahkan dari Sumedang. Ke Sumedang maka jangan lupa untuk River Tubing.

Alamat: Desa Citengah Kecamatan Sumedang Selatan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *